Apakah anda mencari sesuatu?

Rizki Ardi
Participant

Legend

5 Requirements

  1. Log in to website 50 times
  2. Reply to a topic 50 times (Optional)
  3. Watch any video 10 times (Optional)
  4. Create a new topic 20 times
  5. Reply to a topic 10 times
GamiPress Thumbnail
Achievement Thumbnail
Image 9 replies

    The Comparison : Odoo

    Sebelum mulai tulisan ini saya terpaksa membuka kembali comparison sheet yang saya buat ketika menseleksi ke tiga aplikasi cloud accounting: Odoo, Zahir, Jurnal.id. Sebagai rekapnya, berikut keunggulan, kelemahan, dan kesimpulan dari masing-masing software tersebut :

    Odoo

    Saya memilih Odoo tanpa untuk dikomparasikan tanpa pikir panjang. Pertama, karena saya pernah menggunakannya sebelumnya, meskipun yang versi gratis. Kedua, Odoo merupakan salah satu software accounting yang paling banyak dipakai di dunia. Ketiga, Odoo punya fitur yang melimpah.

    Software ini paling lengkap fiturnya dibanding yang lain. Bukan hanya modul terkait accounting yang tersedia, namun modul terkait HR, document management, supply chain, CRM, ERP, Marketing. Pokoknya komplit… plit. Tinggal perusahaan memanfaatkan semaksimal mungkin fitur-fitur yang ada di dalamnya

    Keunggulan lainnya adalah: Di paket yang paling tinggi, aplikasi ini punya kustomisasi yang luar biasa, dan gratis… ehhhmmm. User bisa mengubah template report, format invoice, format faktur, dan sebagainya melalui form editor. Namun kekurangannya, perlu waktu untuk belajar bagaimana mengkustomisasinya. Resource untuk belajar disediakan oleh Odoo, namun tetap perlu waktu yang tidak sedikit untuk mempelajarinya.

    Odoo ini bukan merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia. Hal ini menjadi suatu kelemahan, karena tentu supportnya tidak bisa se-responsive perusahaan yang berbasis di Indonesia seperti Zahir atau Mekari. Bahkan ketika presentasi produk pun, sales representative nya berkomunikasi dari Hongkong.

    Odoo memang punya mitra di Indonesia yang bisa membantu untuk setup awal, kustomisasi dan implementasi berbagai fitur Odoo di perusahaan. Namun setelah saya lakukan riset kecil-kecilan, ternyata biaya untuk meng-hire mitra Odoo itu tidak murah. Bahkan bisa lebih mahal dari biaya langganan aplikasinya itu sendiri. Ini menjadi salah satu kekurangan yang krusial.

    Seperti yang tadi saya sebutkan, Odoo tidak berbasis di Indonesia. Jadi layanan pelanggannya sangat-sangat terbatas. Sedangkan untuk di tahap-tahap awal, perusahaan kami pastinya harus banyak belajar, menyesuaikan diri, bertanya, berkonsultasi dengan mereka yang mengerti software ini. Kalau kami mengandalkan mitra, maka kami harus mengeluarkan biaya lebih. Dan itu bukan pilihan untuk perusahaan kami  saat itu.

    Dari segi harga, di paket yang paling tinggi, memang Odoo yang paling mahal. Bahkan hingga dua kali lebih mahal dibanding kompetitornya. Wajar jika melihat puluhan fitur dan modul yang ditawarkan, serta kustomisasi yang banyak dan gratis. Serta harganya mungkin menyasar pasar internasional. Jadi jika di pasar Indonesia mungkin jadi terlihat terlalu tinggi.

    Lanjut ke komparasi berikutnya : Zahir

    Image

    Bergabung & berbagi bersama kami

    Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!