Menurut saya, poin yang diangkat oleh Pooja Lakshmin sangat relevan dengan tantangan yang sering kita hadapi di kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks kerja dan studi. Banyak dari kita, mungkin termasuk saya, cenderung menganggap bahwa “self-care” hanya sebatas aktivitas fisik seperti pergi ke spa atau berbelanja. Padahal, seperti yang dijelaskan dalam artikel ini, perawatan diri yang sesungguhnya lebih dalam dari itu—yakni menyangkut keseimbangan mental, emosional, dan fisik yang bisa meningkatkan produktivitas kita secara keseluruhan.
Saya juga sepakat dengan pandangan bahwa self-care bukan hanya tentang “melarikan diri” dari stres, tetapi tentang bagaimana kita bisa menghadapi dan mengelola stres dengan cara yang lebih sehat. Misalnya, dalam pekerjaan saya yang cukup padat, saya mulai belajar untuk mengenali kapan saya membutuhkan waktu untuk istirahat, meskipun itu berarti saya harus menunda beberapa tugas yang tidak begitu mendesak.
Saya rasa penting juga untuk menekankan bahwa budaya kerja keras yang ada di Indonesia kadang mengabaikan pentingnya perawatan diri. Banyak dari kita merasa bersalah ketika mengambil waktu untuk diri sendiri, padahal ini adalah investasi untuk menjadi lebih baik dalam jangka panjang.
Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian sudah merasa cukup mendengarkan tubuh dan pikiran kalian? Saya percaya kita semua bisa lebih bijaksana dalam memprioritaskan diri kita sendiri tanpa merasa egois.