Membaca tulisan ini memang seperti mendapatkan kaca untuk melihat diri sendiri lebih jelas. Kadang kita merasa bertahan karena takut atau merasa belum siap, padahal di dalam hati kita tahu bahwa keputusan untuk pergi itu mungkin yang terbaik.
Poin tentang “jangan resign karena emosi, tapi juga jangan bertahan karena takut” memang sangat penting. Terkadang kita terlalu sering bertahan meski sudah merasa tidak nyaman hanya karena sudah terlalu lama berada di zona nyaman yang ternyata malah mengekang kita. Tidak jarang juga kita mengabaikan rasa lelah dan ketidakbahagiaan yang sudah menumpuk.
Buat gue pribadi, tulisan ini mengingatkan untuk lebih peka sama diri sendiri, supaya keputusan besar seperti resign tidak didorong oleh emosi sesaat, tapi oleh pemikiran yang lebih matang dan realistis. Menyusun dua daftar seperti yang Pak Widdy sarankan, yang mana yang harus ditinggalkan dan yang akan dirindukan, mungkin bisa jadi langkah awal yang berguna banget buat siapapun yang lagi galau soal keputusan resign.
Terima kasih lagi sudah menulis ini, dan buat teman-teman yang lagi mempertimbangkan resign, semoga bisa lebih bijak dalam membuat keputusan. Jangan lupa untuk punya plan yang jelas agar kita nggak terjebak dalam situasi yang lebih sulit setelahnya.