Saya pribadi setuju dengan pendekatan yang Mas Faisal sampaikan — bahwa tidak ada satu formula yang selalu benar untuk semua kondisi, karena kebutuhan bisnis itu dinamis. Kadang kita perlu membangun trust dulu (branding), kadang kita butuh cash flow dulu (selling). Dua-duanya valid, tergantung urgensinya.
Contoh dari para influencer dan kisah Abdurrahman bin Auf sangat tepat menggambarkan dua jalur yang berbeda tapi sama-sama berhasil. Yang penting, kita paham konteksnya:
• Kalau sedang bangun fondasi jangka panjang → Branding dulu
• Kalau sedang kejar revenue untuk bertahan atau berkembang → Selling dulu
Yang menarik juga, saya lihat banyak brand sekarang menggabungkan keduanya secara paralel, misalnya pakai konten edukatif (branding) sambil selipin CTA ke produk (selling). Jadi bukan pilih salah satu, tapi bagaimana bisa sinkronisasi dua aktivitas ini secara strategis.