Hey Pak Ikhwan terima kasih sudah memberikan tanggapanya. Menjadi bahan bahasan diskusi yang sangat menarik jika membahas dunia teknologi di tengah masyarakat kita yang belum begitu paham akan pemanfaatan tehnologi itu sendiri.
Berbekal dari pengalaman saya coba untuk memberikan tanggapan meskipun mungkin tidak akan cocok dengan semua lapisan. Merubah mindset masyarakat tentang teknologi, terutama di dunia kerja, memang tidaklah mudah dan menjadi PR besar serta memerlukan pendekatan yang sistematis dan konsisten, beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mengubah mindset bahwa kemajuan teknologi tidak lagi dianggap RIBET.
Melakukan identifikasi terhadap kelompok yang merasa kesulitan dengan teknologi. Pahami siapa saja yang merasa teknologi itu ribet. Apakah itu pekerja usia lanjut, pekerja dengan keterbatasan pendidikan teknologi, atau bahkan kelompok tertentu di perusahaan. Buat pelatihan atau pengenalan teknologi berdasarkan tingkat kebutuhan dan kemampuan dari masing-masing kelompok, sehingga setiap kelompok dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kebutuhan mereka.
Membuat program pelatihan teknologi dengan modul bertahap. Semisal memulai dari dasar-dasar teknologi yang paling sederhana, kemudian beranjak ke penggunaan yang lebih kompleks. Seperti, mengenalkan penggunaan email, pengelolaan file, dan sistem kolaborasi online seperti Google Drive, Zoom atau Microsoft Teams. Libatkan pula karyawan dalam pelatihan hands-on di lingkungan kerja. Pelatihan ini bisa berupa workshop atau sesi penggunaan perangkat lunak yang mereka butuhkan sehari-hari di tempat kerja.
Mengangkat karyawan yang lebih paham teknologi sebagai mentor di masing-masing departemen atau divisi dapat membantu rekan-rekan kerja dalam memahami dan memanfaatkan teknologi. Sediakan pendampingan untuk karyawan yang kurang familiar dengan teknologi, terutama untuk kelompok pekerja yang lebih senior yang mungkin mengalami kesulitan beradaptasi.
Mulai Kenalkan teknologi yang umum dan sudah sedikit banyak digunakan di kehidupan sehari-hari seperti aplikasi komunikasi, pembayaran digital, atau aplikasi produktivitas sederhana. Pastikan teknologi yang diperkenalkan relevan dengan dengan kebutuhan pekerjaan karyawan. Jika mereka bisa melihat manfaat langsung dari teknologi tersebut, mereka akan lebih mudah menerima dan merasa terbantu.
Mengubah atau buatlah budaya perusahaan di mana melakukan kesalahan dalam belajar teknologi dianggap normal. Ini penting untuk mengurangi rasa takut akan kegagalan. Terapkan pula evaluasi secara berkala tentang bagaimana karyawan memanfaatkan teknologi. Berikan umpan balik yang konstruktif dan sediakan sesi revisi atau pelatihan ulang jika diperlukan.
Memilih perangkat lunak dan aplikasi yang memiliki antarmuka pengguna yang sederhana dan mudah dipahami bisa membatu kemajuan pemahaman akan teknologi. Dan tidak jarang pula aplikasi yang rumit sering kali menjadi penyebab rasa frustrasi. Berikan tutorial dan panduan yang jelas serta mudah dimengerti, seperti video, manual, atau sesi tanya jawab langsung yang dapat membantu pekerja memahami cara kerja teknologi yang digunakan.
Dan hal yang paling penting adalah memastikan semua pekerja memiliki akses ke perangkat teknologi yang diperlukan, seperti komputer, smartphone, atau tablet. Menggunakan teknologi yang dapat mengotomatiskan tugas-tugas rutin, seperti software manajemen proyek atau sistem pencatatan otomatis. Karyawan akan segera merasakan manfaatnya dalam mengurangi beban pekerjaan manual. Kadang-kadang kesulitan mengakses teknologi terjadi karena kurangnya alat yang tepat. Pastikan karyawan memiliki akses internet yang memadai. Tanpa infrastruktur yang tepat, teknologi justru bisa dianggap sebagai hambatan.
Membuat kelompok diskusi teknologi di dalam perusahaan di mana karyawan dapat berbagi masalah dan solusi terkait teknologi. Ini bisa dalam bentuk grup online, sesi reguler, atau forum internal. Dorong kolaborasi lintas divisi agar karyawan dari bagian yang berbeda bisa saling berbagi pengalaman dan strategi dalam menggunakan teknologi. Lakukan survei untuk mengevaluasi apakah ada perubahan persepsi terhadap teknologi setelah program pelatihan atau kegiatan lain dilakukan. Jika masih ada kelompok yang merasa kesulitan, sesuaikan pendekatan atau tambah program yang lebih mendukung mereka, seperti pelatihan personal atau pelibatan konsultan teknologi eksternal.
Dan yang tidak boleh di lupakan, Leader atau Pemimpin dan manajer perlu menjadi role model dalam penerapan teknologi. Ketika pemimpin perusahaan secara aktif menggunakan teknologi dalam pekerjaan sehari-hari, ini akan mendorong karyawan lainnya untuk ikut serta.
Langkah-langkah ini bisa disesuaikan dengan skala dan kebutuhan organisasi atau komunitas yang bersangkutan. Kuncinya adalah konsistensi, aksesibilitas, dan memberikan pengalaman langsung tentang manfaat teknologi sehingga mengubah persepsi “ribet” menjadi “mempermudah.”
Semoga bisa membantu ya pak.
Salam Damai