Saya sangat setuju bahwa kegagalan membawa budaya kerja Jepang ke Indonesia bukan soal kualitas manajemennya, tapi soal kegagalan memahami konteks budaya lokal.
Poin-poin yang disampaikan Pak Yutaka sangat relate, terutama soal inisiatif tanpa perintah dan urgensi deadline. Di lingkungan kerja saya pun, sering terlihat miskomunikasi hanya karena perbedaan cara memaknai “inisiatif” dan “urgensi”.
Yang paling kena di saya adalah kutipan:
“Eat bakso first, learn the language, baru ajarkan budaya kerja Jepang.”
Sederhana tapi dalam banget. Ini reminder penting buat siapa pun yang kerja lintas budaya—kita nggak bisa langsung impose nilai yang kita anggap baik tanpa membangun pemahaman dan kepercayaan dulu.