- This topic has 8 replies, 2 voices, and was last updated 1 day, 1 hour ago by
Albert Yosua Matatula.
Apakah Sistem Kerja Kita Sudah Selevel dengan Target Kita?
December 18, 2025 at 4:25 pm-
-
Up::0
Teman-teman, saya ingin berbagi satu refleksi yang akhir-akhir ini cukup mengusik cara saya memandang kerja, target, dan kepemimpinan.
Banyak dari kita adalah orang-orang yang serius bekerja. Kita punya target, deadline, KPI, rencana tahunan, bahkan rencana lima tahunan. Kita terbiasa berpikir strategis, analitis, dan berorientasi hasil. Namun menariknya, meskipun target semakin jelas dan ambisi semakin tinggi, tidak sedikit yang merasa lelah, reaktif, bahkan stuck di level yang sama.
Di titik ini, muncul satu pertanyaan penting:
apakah masalahnya benar-benar pada target yang kurang besar, atau justru pada sistem kerja yang tidak ikut bertumbuh?Ada satu kalimat yang cukup menampar:
Kita tidak naik ke level tujuan kita. Kita naik ke level sistem yang kita bangun.Sering kali kita mengejar goal baru tanpa mengevaluasi cara kerja lama. Target ditambah, tanggung jawab diperluas, beban diperbesar, tetapi pola kerja, cara mengambil keputusan, cara berkomunikasi, dan cara mengelola energi tetap sama. Akhirnya yang berubah hanya intensitas, bukan kualitas.
Dalam konteks profesional dan kepemimpinan, sistem bukan sekadar kebiasaan pribadi seperti bangun pagi atau to-do list. Sistem adalah cara kita mengoperasikan diri dan tim secara konsisten. Bagaimana kita membuat keputusan saat emosi tinggi. Bagaimana kita berkomunikasi di bawah tekanan. Bagaimana kita mendelegasikan, menetapkan prioritas, dan membangun budaya kerja.
Banyak orang bekerja keras, tapi sedikit yang bekerja dengan sadar.
Banyak leader sibuk, tapi belum tentu berdampak.Pemimpin yang skalanya naik bukan karena jam kerjanya bertambah, tetapi karena cara kerjanya berubah. Mereka tahu apa yang hanya bisa mereka lakukan, dan berani melepas sisanya. Mereka tidak bereaksi di setiap situasi, tetapi memberi jeda sebelum merespons. Mereka mengatur energi sebelum mengatur jadwal. Mereka membangun kejelasan lebih dulu, baru kecepatan.
Dalam dunia keuangan, pajak, dan bisnis, kita paham bahwa sistem yang buruk akan menghasilkan risiko, inefisiensi, dan kesalahan berulang. Anehnya, dalam mengelola diri sendiri dan tim, kita sering mengandalkan improvisasi dan daya tahan semata.
Mungkin refleksi penting untuk kita semua adalah:
apakah sistem kerja kita hari ini masih relevan dengan tanggung jawab kita sekarang?
Atau kita sedang memaksakan target level baru dengan sistem level lama?Kadang yang kita butuhkan bukan target baru, resolusi baru, atau tekanan baru.
Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk berhenti sejenak, melihat cara kerja kita dengan jujur, lalu memperbaiki sistemnya.Karena ketika sistemnya naik level, hasil akan mengikuti.
Dan ketika sistemnya sehat, keberhasilan tidak lagi mengorbankan kewarasan.Semoga bisa jadi bahan refleksi bersama.
-
Terima kasih banyak Kak Lia atas refleksi yang sangat menohok dan jujur. Tulisan ini membuat saya berhenti sejenak dan mengevaluasi kembali cara saya bekerja selama ini. Selama ini saya merasa sudah cukup disiplin dengan target dan deadline, tetapi setelah membaca ini, saya sadar bahwa disiplin terhadap target belum tentu sejalan dengan kematangan sistem kerja yang saya miliki.
-
Kalimat “kita tidak naik ke level tujuan kita, kita naik ke level sistem yang kita bangun” benar-benar membuka perspektif baru. Selama ini saya sering berpikir bahwa ketika target tidak tercapai, solusinya adalah bekerja lebih keras atau menambah jam kerja. Padahal bisa jadi masalah utamanya bukan di usaha, tetapi di cara kerja yang tidak lagi relevan dengan tuntutan saat ini.
-
Saya juga merasa relate dengan bagian tentang intensitas yang naik, tetapi kualitas yang stagnan. Ada fase di mana kesibukan terasa produktif, namun setelah dijalani, hasilnya tidak sebanding dengan energi yang terkuras. Dari sini saya mulai bertanya, apakah saya benar-benar sedang membangun sistem, atau hanya bertahan dengan kebiasaan lama yang terasa “aman”.
-
Bagian tentang kepemimpinan juga sangat menarik. Sistem yang mencakup cara mengambil keputusan, berkomunikasi saat tertekan, hingga mengelola emosi sering kali luput dari evaluasi. Padahal justru di titik-titik itulah kualitas seorang profesional dan leader diuji. Saya menyadari bahwa tanpa sistem yang sadar, kita mudah terjebak dalam pola reaktif.
-
Pertanyaan saya untuk Kak Lia, bagaimana cara paling realistis untuk mulai mengevaluasi sistem kerja kita sendiri? Apakah ada indikator atau tanda-tanda tertentu yang bisa membantu kita menyadari bahwa sistem yang kita pakai sudah tidak selevel dengan tanggung jawab saat ini?
-
Selain itu, dalam praktik sehari-hari, bagaimana cara membedakan antara “bekerja keras” dan “bekerja dengan sadar”? Karena terkadang keduanya terasa mirip, terutama ketika berada di bawah tekanan target dan ekspektasi dari berbagai pihak.
-
Terakhir, bagaimana cara menjaga konsistensi ketika kita sudah mulai membangun sistem kerja yang lebih sehat, tetapi lingkungan sekitar masih menuntut kecepatan, respons instan, dan multitasking berlebihan? Bagaimana agar kita tidak kembali ke pola lama?
-
Sekali lagi terima kasih Kak Lia atas refleksi ini. Tulisan ini bukan hanya membuka wawasan, tetapi juga mengajak kami untuk lebih jujur pada diri sendiri. Semoga diskusi ini bisa membantu banyak orang untuk naik level bukan hanya dari sisi target, tetapi juga dari cara kerja dan kewarasannya.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1
KASPAR PURBAPoints: 75 - #2
Amilia Desi MarthasariPoints: 72 - #3 Edi GunawanPoints: 71
- #4 Agus DjulijantoPoints: 62
- #5
LiaPoints: 55
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- 7 Hari Perjalanan Kecil Menuju Versi Terbaikmu16 September 2025 | General
- Suara Rakyat, Antara Harapan dan Tantangan4 September 2025 | General
- Karyawan Teng-Go Pulang Tepat Waktu8 July 2025 | General