::
Dalam realitas dunia kerja, banyak interaksi seorang pemimpin yang kerapkali membuat bawahannya tidak nyaman dan membuat suasana hati kurang betah.
Hal itu menjadikan seorang bawahan menjadi gerah dan terkadang harus memilih untuk resign.
Jika lidah diibaratkan pedang, maka ia lebih tajam dari pedang itu sendiri.
Namun lidah juga bisa menyejukkan laksana air yang mengalir, dan pastinya akan selalu membuat orang-orang di sekitarnya merasa betah dan nyaman.
Seorang leader yang baik akan selalu memahami situasi dan kondisi bawahannya.
Ia adalah seorang pendengar yang baik dan selalu menghargai apa yang dikerjakan oleh bawahannya.
Dalam diri setiap individu, tentu ada sifat ego dan superego yang merupakan faktor bawaan sejak lahir.
Namun keduanya bisa diolah sedemikian rupa supaya bisa di-manage dengan baik.
Ada banyak kalimat egoisme yang perlu dihindari oleh seorang bos dalam situasi dan kondisi di lingkungan kerja, semisal “jika bukan karena saya”, atau kalimat ego “saya bos di sini kamu mau apa”.
Kalimat egois yang keluar dari mulut seorang bos bisa menjadi goresan luka dalam hati.
Sehingga kalimat egois itu menyebabkan anak buah tidak krasan dan tidak enak hati.
Kalimat egoisme atau komunikasi instruktif memang terkesan melakukan pressure kepada bawahan.
Supaya bawahan segera mengerjakan apa yang diperintahkan.
Tetapi alangkah lebih baiknya jika seorang bos menggunakan kalimat persuasif supaya bawahan lebih senang mengerjakan apa yang diperintahkan.
Misalnya kalimat “minta tolong” yang menunjukkan kerendahan hati seseorang, sehingga dengan satu ucapan akan menggerakkan mereka apa yang sudah diperintahkan.
Hal yang seringkali menipu diri kita sendiri adalah merasa paling benar, sehingga membuat yang lain salah.
Ada banyak interaksi seorang bos yang merasa dirinya paling benar, karena sifat perfeksionisnya sudah melekat dan merupakan bawaan sejak lahir.
Memang semua orang menginginkan kesempurnaan dalam hidup.
Namun harus kita sadari bahwa kesempurnaan berawal dari ketidaksempurnaan, dan ketidaksempurnaan merupakan sifat dasar manusia yang perlu ditopang oleh kelebihan orang lain.
Penting bagi seorang bos menghargai kerja keras bawahannya, dengan jalinan komunikasi dan kordinasi yang baik.
Pastinya semua berharap bekerja sesuai dengan target yang sudah menjadi acuan dalam bidang pekerjaan.
Meski terkadang anak buah teledor dan melakukan kesalahan.
Namun, selama masih dalam batas-batas kewajaran, maka hal tersebut menjadi bahan evaluasi tanpa harus menyakiti perasaan anak buah karena teledor.
Bos yang baik, pastinya akan memberi reward kepada anak buah atas kerja keras yang telah membuahkan hasil.
Begitu pula sebaliknya, bos juga harus memperingatkan anak buah jika berbuat kesalahan dan teledor terhadap tugas dan tanggung jawab.
Jadi apakah kita bisa membuat komunikasi lebih baik dan menjadi bos yang diandalkan?