- This topic has 3 replies, 3 voices, and was last updated 3 weeks, 1 day ago by
Lia.
Ketika Nasihat Orang Tua Jadi Kenyataaan
March 25, 2025 at 12:05 pm-
-
3 replies
Up::1Waktu kecil, rasanya seperti baru kemarin Bunda bilang, “Nasinya dihabisin ya, nanti nasinya nangis.” Anehnya, kalimat itu nempel banget di kepala. Sampai sekarang, aku selalu makan bersih, gak nyisain makanan. Kadang, orang lain pada heran, bahkan ada yang bilang aku rakus. Padahal, aku cuma ingat pesan Bunda.
Pas remaja, Ayah juga sering kasih nasihat. “Jangan pernah bergantung sama orang lain. Kamu harus belajar mandiri dari sekarang.” Dulu, aku pikir nasihat itu biasa aja. Tapi sekarang, aku ngerti banget maksudnya. Semua yang aku punya, semua yang aku raih, itu hasil kerja keras sendiri. Kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Ternyata, nasihat Ayah itu jadi pedoman hidupku.
Sebenarnya, masih banyak banget nasihat orang tua yang aku ingat. Kayak petuah Bunda yang bilang, “Jangan suka bohong, nanti hidungnya panjang kayak Pinokio.” Atau nasihat Ayah yang bilang, “Rajin pangkal pandai, malas pangkal bodoh.” Dulu, aku cuma anggap itu omongan biasa. Tapi sekarang, aku sadar banget, semua nasihat itu benar adanya.
Nasihat orang tua itu kayak kompas, yang selalu nunjukin arah yang benar. Kadang, kita baru sadar betapa berharganya nasihat itu, setelah kita mengalami sendiri. Kayak aku, baru ngerti pentingnya mandiri, setelah aku harus berjuang sendiri di dunia ini.
Orang tua itu punya pengalaman hidup yang lebih banyak dari kita. Mereka udah makan asam garam kehidupan. Jadi, nasihat mereka itu bukan omong kosong belaka. Ada pelajaran berharga di setiap kata yang mereka ucapkan. Sayangnya, seringkali kita baru sadar setelah semuanya terjadi.
Sekarang, aku berusaha buat jadi orang tua yang baik. Aku ingin nasihat-nasihatku juga bisa jadi pedoman hidup anak-anakku nanti. Aku ingin mereka belajar dari pengalamanku, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Nasihat orang tua itu kayak harta karun. Semakin lama disimpan, semakin berharga. Kita harus jaga dan rawat harta karun itu, agar bisa kita wariskan ke generasi selanjutnya.
-
WIDDY FERDIANSYAH
ParticipantRockstar
4 Requirements
- Log in to website 25 times
- Reply to a topic 7 times
- Create a new topic 5 times
- Watch any video 2 times
3 replies
March 25, 2025 at 5:30 pmKalau saya perihal habiskan Nasinya nanti Nasinya Nangis, saya tunjukin ke anak saya klo Nasi mau jadi Nasi kita harus tanam beras dulu, mulai dari bajak sawah, nanamin padinya hingga tumbuh, sudah mau panen saja petani harus nemenin berminggu2 supaya padinya ga dimakanin sama burung2, pas panen harus di tempa segala, belum lagi harus dijemur juga stlh itu digiling, baru JADI BERAS,
Supaya jadi nasi harus di Aronin hingga jadi NasiJadi kalau metode saya, anak saya justru saya ajak mereka langsung jadi petaninya,
dia belajar Nanam Padi dan Nempa Padinya, berikut dokumentasinyaDokumentasi tahun 2020 anak saya pertama x belajar menanam Padi
2024 yang lalu baru dapat merasakan bagaimana menempa padinya
Dengan edu farm seepeti ini, maka anak saya bisa tahu kalau mau menjadi nasi itu tidaklah mudah.
Dan kebetulan rumah saya adalah RUMAH MEWAH
MEvet saWAH. makanya semua kegiatan Edu farm bisa langsung saya ajarkan ke anak saya -
Albert Yosua
ParticipantLegend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
3 replies
March 26, 2025 at 12:23 pmWah, keren banget nih cara Widdy ngajarin anak tentang proses panjang jadi nasi. Kalau aku sih dulu sering denger kalimat “Nasinya nangis” dan cuma mikir itu cuma masalah kebiasaan makan, tapi setelah baca cerita ini, jadi paham betapa banyak proses yang terlibat di baliknya.
Aku juga merasa nasihat orang tua itu jadi kompas hidup. Salah satunya adalah nasihat untuk selalu mandiri. Dulu aku kira itu cuma omong kosong, tapi sekarang setelah mulai berjuang sendiri, baru deh ngerti betapa berharganya nasihat itu. Sekarang aku berusaha ngajarin anak-anak di sekitarku untuk lebih menghargai usaha dan kerja keras, seperti yang diajarkan orang tua kita dulu.
Semoga kita bisa terus menyebarkan pelajaran berharga ini ke generasi berikutnya! Terima kasih udah share, Widdy, inspiratif banget! 😊
-
Lia
ParticipantLegend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
3 replies
March 26, 2025 at 12:23 pmWah, metode edukasi yang luar biasa nih yang diajarkan mas Widdy ke anak-anak! Cung…. yg terinspirasi mau ikutan cara mas Widdy. Mengajak anak-anak langsung terjun ke sawah dan merasakan proses menanam padi hingga memanennya adalah cara yang sangat efektif untuk mengajarkan mereka tentang asal-usul nasi ya mas, jadi anak-anak menghargai makanan, terknoneksi langsung dengan alam dan tentunya pengalaman serta memori indah yang tak terlupakan buat anak-anak di masa depan.
Kapan-kapan mlipir ke rumah MEWAH nya mas Widdy ya buat edukasi anak-anak saya juga. hehehehehe
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 Albert YosuaPoints: 222
- #2 LiaPoints: 96
- #3 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 67
- #4 Linda ElianaPoints: 29
- #5 Debbie Christie Ginting / Finance Team LeadPoints: 28
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax