Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 5 replies, 3 voices, and was last updated 1 month ago by Lia.

Ilmu Marketing itu membuatku semakin Bodoh

June 19, 2025 at 6:07 pm
image
    • Faisal Faisal
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 5 replies
      View Icon 8  views
        Up
        0
        ::

        Belajar marketing adalah tantangan tersendiri dengan banyak sekali cabang-cabang keilmuan yang dipunyai. Seperti banyak orang pintar bilang, “hal yang paling bodoh adalah memulai sesuatu tapi tidak pernah mau menyelesaikannya.” Saya sudah memilih untuk memulai terjun di bidang Marketing dan saya harus menyelami lebih dalam dari orang lain dan menyelesaikannya, meskipun keilmuan marketing itu tidak akan pernah selesai sampai kapanpun.

        Seperti excuse nya para orang-orang bodoh lainnya, saya memulai Marketing bukan karena Passion saya.

        Ini yang menjadikan saya harus bangun pagi, memulai hari dengan semangat untuk mencari ilmu, menggali lebih dalam tentang gap keilmuan saya dibidang marketing, memperbaiki diri dengan insight para senior yang memiliki pengalaman yang lebih dulu agar tidak menjadi salah satu orang tidak berguna di dunia ini.

        Bodoh adalah hal yang paling saya benci, apapun bidang nya saya tidak mau menjadi orang paling tidak mengerti.

        Menjadi lebih baik 1% setiap hari adalah hal terbaik yang bisa dilakukan manusia, akan sangat rugi jika ternyata hari ini masih sama aja dengan hari kemaren, apa lagi lebih buruk bisa diartikan Celaka.

        Waktu itu mahal banget harganya, hari demi hari kalau cuman diisi dengan dopamin yang gak guna kemungkinan 1% perbaikan setiap hari tidak akan terjadi, tau-tau eh udah lewat 1 hari, 1 bulan, sampai ganti tahun dan keilmuannya masih sama aja.

        Prinsip yang saya bisa jadikan pegangan untuk terus belajar adalah:

        >> Ketika tidak bisa memangkas Gap Keilmuan dengan kekuatan Uang, maka pangkas gap Keilmuan itu dengan Waktumu << 😄 Have Fun

      • Lia
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
        Image 5 replies
        View Icon 8  views

          Tulisannya dalem banget, Faisal! Aku suka bagian soal waktu yang mahal, bener sih, kadang kita gak sadar udah “bayar mahal” cuma buat hal-hal yang gak nambah apa-apa. Prinsip nutup gap pakai waktu kalau gak bisa pakai uang tuh ngena banget. Semangat terus ya, yang penting konsisten belajar dan gak nyerah walau bukan dari passion. Progress kecil tiap hari itu udah keren banget!

        • Albert Yosua
          Participant
          GamiPress Thumbnail
          Achievement Thumbnail
          Image 5 replies
          View Icon 8  views

            Saya setuju banget bahwa belajar itu memang proses tanpa akhir, apalagi di bidang sebesar marketing yang terus berkembang. Kadang memang bukan soal passion, tapi komitmen dan konsistensi untuk terus maju.

            Kalau saya pribadi juga merasa, waktu itu aset paling berharga. Kalau kita tidak bijak menggunakannya, ilmu dan kemajuan pun sulit diraih. Prinsip “pangkas gap dengan waktu” itu sederhana tapi powerful banget.

            Menurut kamu, bagaimana cara terbaik menjaga motivasi supaya tetap konsisten belajar, terutama saat passion belum sepenuhnya menyala? Mungkin kita bisa saling berbagi strategi di sini.

          • Lia
            Participant
            GamiPress Thumbnail
            Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
            Image 5 replies
            View Icon 8  views

              Terima kasih Faisal untuk tulisannya yang jujur dan sangat mengena. Saya rasa banyak dari kita yang bisa relate dengan perasaan “bodoh” saat belajar sesuatu yang luas dan kompleks seperti marketing. Tapi justru kesadaran itulah yang jadi titik awal kemajuan—karena orang yang merasa “sudah tahu segalanya” biasanya malah berhenti berkembang.

              Saya juga setuju banget bahwa waktu adalah “mata uang” yang sering kali kita buang tanpa sadar. Dan prinsip “kalau gak bisa tutup gap dengan uang, tutup dengan waktu” itu benar-benar praktis dan membumi. Gak semua orang punya privilege finansial, tapi semua orang punya 24 jam yang bisa diatur.

              Pertanyaan untuk diskusi:

              Di tengah begitu banyaknya sumber belajar dan informasi marketing yang tersebar (online course, YouTube, ebook, komunitas), bagaimana caramu menentukan mana yang paling layak untuk difokuskan agar gak jadi “overwhelm”?
              Apakah kamu punya cara khusus untuk memfilter insight mana yang benar-benar relevan dengan proses belajarmu sekarang?

            • Albert Yosua
              Participant
              GamiPress Thumbnail
              Achievement Thumbnail
              Image 5 replies
              View Icon 8  views

                Aku setuju, justru kesadaran bahwa kita “belum tahu” itu yang bisa jadi pemicu belajar terus. Dan bener banget, sekarang ini kita hidup di era banjir informasi—tantangannya bukan lagi kekurangan sumber belajar, tapi justru kelebihan sampai bisa bikin kewalahan.

                Aku pribadi sempat ngalamin fase itu. Akhirnya aku mulai pakai pendekatan sederhana:

                ✅ Fokus ke masalah nyata yang sedang aku hadapi di pekerjaan atau proyek.
                Kalau lagi butuh ngerti copywriting, aku cari sumber yang spesifik ke itu.
                Kalau lagi fokus ke campaign digital, aku skip dulu materi-materi lain biar gak mental multitasking.

                📌 Selain itu, aku juga mulai belajar dari orang yang pernah mengalami hal yang sama, bukan hanya yang “pintar ngomong”. Insight mereka biasanya lebih aplikatif dan gak terlalu teoritis.

                Aku jadi penasaran juga:
                👉 Apa ciri-ciri dari sebuah sumber belajar atau mentor yang menurutmu layak untuk diikuti lebih dalam?
                Apakah lebih ke gaya penyampaian, pengalaman mereka, atau bagaimana mereka bikin kita mikir lebih tajam?

                • Lia
                  Participant
                  GamiPress Thumbnail
                  Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
                  Image 5 replies
                  View Icon 8  views

                    Setuju banget, Albert. Buatku mentor yang layak diikuti itu bukan cuma yang pinter, tapi yang bisa ngebuka cara pikir. Biasanya mereka relevan (tahu konteks kita), gak kasih “jalan pintas” tapi justru ngajak mikir, dan punya pengalaman nyata di lapangan.

                    Aku juga makin selektif sekarang, lebih milih belajar dari mereka yang ngajarin fondasi berpikir, bukan cuma tips cepat viral.

                    Kalau teman-teman lain, siapa mentor yang paling ngaruh di perjalanan belajar kalian?

              Viewing 4 reply threads
              • You must be logged in to reply to this topic.
              Image

              Bergabung & berbagi bersama kami

              Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!