Home / Topics / Marketing & Sales / Ilmu Marketing itu membuatku semakin Bodoh
- This topic has 3 replies, 3 voices, and was last updated 4 days, 3 hours ago by
Lia.
Ilmu Marketing itu membuatku semakin Bodoh
June 19, 2025 at 6:07 pm-
-
3 replies
25 views
Up::0Belajar marketing adalah tantangan tersendiri dengan banyak sekali cabang-cabang keilmuan yang dipunyai. Seperti banyak orang pintar bilang, “hal yang paling bodoh adalah memulai sesuatu tapi tidak pernah mau menyelesaikannya.” Saya sudah memilih untuk memulai terjun di bidang Marketing dan saya harus menyelami lebih dalam dari orang lain dan menyelesaikannya, meskipun keilmuan marketing itu tidak akan pernah selesai sampai kapanpun.
Seperti excuse nya para orang-orang bodoh lainnya, saya memulai Marketing bukan karena Passion saya.
Ini yang menjadikan saya harus bangun pagi, memulai hari dengan semangat untuk mencari ilmu, menggali lebih dalam tentang gap keilmuan saya dibidang marketing, memperbaiki diri dengan insight para senior yang memiliki pengalaman yang lebih dulu agar tidak menjadi salah satu orang tidak berguna di dunia ini.
Bodoh adalah hal yang paling saya benci, apapun bidang nya saya tidak mau menjadi orang paling tidak mengerti.
Menjadi lebih baik 1% setiap hari adalah hal terbaik yang bisa dilakukan manusia, akan sangat rugi jika ternyata hari ini masih sama aja dengan hari kemaren, apa lagi lebih buruk bisa diartikan Celaka.
Waktu itu mahal banget harganya, hari demi hari kalau cuman diisi dengan dopamin yang gak guna kemungkinan 1% perbaikan setiap hari tidak akan terjadi, tau-tau eh udah lewat 1 hari, 1 bulan, sampai ganti tahun dan keilmuannya masih sama aja.
Prinsip yang saya bisa jadikan pegangan untuk terus belajar adalah:
>> Ketika tidak bisa memangkas Gap Keilmuan dengan kekuatan Uang, maka pangkas gap Keilmuan itu dengan Waktumu << 😄 Have Fun
-
Lia
ParticipantLegend
5 Requirements
- Login ke website sebanyak 50 kali
- Balas Thread sebanyak 75 kali
- Buat Thread baru sebanyak 60 kali
- Bagikan thread ke media sosial sebanyak 25 kali
- Bagikan pengalaman kamu menggunakan produk mekari ke media sosial sebanyak 8 kali
3 replies
25 views
June 20, 2025 at 1:44 pmTulisannya dalem banget, Faisal! Aku suka bagian soal waktu yang mahal, bener sih, kadang kita gak sadar udah “bayar mahal” cuma buat hal-hal yang gak nambah apa-apa. Prinsip nutup gap pakai waktu kalau gak bisa pakai uang tuh ngena banget. Semangat terus ya, yang penting konsisten belajar dan gak nyerah walau bukan dari passion. Progress kecil tiap hari itu udah keren banget!
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
5 Requirements
- Login ke website sebanyak 50 kali
- Balas Thread sebanyak 75 kali
- Buat Thread baru sebanyak 60 kali
- Bagikan thread ke media sosial sebanyak 25 kali
- Bagikan pengalaman kamu menggunakan produk mekari ke media sosial sebanyak 8 kali
3 replies
25 views
June 25, 2025 at 3:45 pmSaya setuju banget bahwa belajar itu memang proses tanpa akhir, apalagi di bidang sebesar marketing yang terus berkembang. Kadang memang bukan soal passion, tapi komitmen dan konsistensi untuk terus maju.
Kalau saya pribadi juga merasa, waktu itu aset paling berharga. Kalau kita tidak bijak menggunakannya, ilmu dan kemajuan pun sulit diraih. Prinsip “pangkas gap dengan waktu” itu sederhana tapi powerful banget.
Menurut kamu, bagaimana cara terbaik menjaga motivasi supaya tetap konsisten belajar, terutama saat passion belum sepenuhnya menyala? Mungkin kita bisa saling berbagi strategi di sini.
-
Lia
ParticipantLegend
5 Requirements
- Login ke website sebanyak 50 kali
- Balas Thread sebanyak 75 kali
- Buat Thread baru sebanyak 60 kali
- Bagikan thread ke media sosial sebanyak 25 kali
- Bagikan pengalaman kamu menggunakan produk mekari ke media sosial sebanyak 8 kali
3 replies
25 views
June 30, 2025 at 7:05 pmTerima kasih Faisal untuk tulisannya yang jujur dan sangat mengena. Saya rasa banyak dari kita yang bisa relate dengan perasaan “bodoh” saat belajar sesuatu yang luas dan kompleks seperti marketing. Tapi justru kesadaran itulah yang jadi titik awal kemajuan—karena orang yang merasa “sudah tahu segalanya” biasanya malah berhenti berkembang.
Saya juga setuju banget bahwa waktu adalah “mata uang” yang sering kali kita buang tanpa sadar. Dan prinsip “kalau gak bisa tutup gap dengan uang, tutup dengan waktu” itu benar-benar praktis dan membumi. Gak semua orang punya privilege finansial, tapi semua orang punya 24 jam yang bisa diatur.
Pertanyaan untuk diskusi:
Di tengah begitu banyaknya sumber belajar dan informasi marketing yang tersebar (online course, YouTube, ebook, komunitas), bagaimana caramu menentukan mana yang paling layak untuk difokuskan agar gak jadi “overwhelm”?
Apakah kamu punya cara khusus untuk memfilter insight mana yang benar-benar relevan dengan proses belajarmu sekarang?
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 QubeelPoints: 136
- #2 Davin KhertadinataPoints: 132
- #3 Rizka Fitrah RamadhantiPoints: 121
- #4 Asri Puspa NirmalaPoints: 74
- #5 Faisal FaisalPoints: 57
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax