Apakah anda mencari sesuatu?

Fokusmu Membentuk Kenyataanmu: Cara Otak Bekerja di Era Digital

August 14, 2025 at 10:48 am
image
    • Lia
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
      Image 8 replies
      View Icon 6  views
        Up
        0
        ::

        Pernah merasa gampang terdistraksi atau sulit fokus saat lagi ngerjain sesuatu? Itu bukan cuma perasaanmu, tapi ada penjelasan ilmiah di baliknya. Fokus atau perhatianmu itu sebenarnya punya kekuatan luar biasa untuk membentuk otak dan realitasmu.

        Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa otak kita itu kayak tanah liat, dibentuk terus-menerus oleh apa yang kita perhatikan. Bayangin, kamu punya remote control buat ngatur otakmu sendiri. Nah, sekarang kita bongkar rahasianya.

        1. Kenapa Kita Gampang Terdistraksi?
        Kita hidup di dunia yang serba cepat dan digital. Coba cek data-data ini, mungkin kamu banget:

        7+ jam sehari di depan layar: Bayangin, itu hampir sepertiga dari sehari-hari kita!
        144 kali cek HP per hari: Itu artinya setiap 4 menit, kita pasti nyentuh HP. Coba hitung, berapa kali kamu cek HP pas lagi baca ini?
        83% orang langsung cek HP setelah bangun: Ini jadi ritual pagi yang baru, menggeser ritual sarapan atau ngobrol.
        Semua kebiasaan ini bikin kita jadi kecanduan sama notifikasi.

        2. Otak Kita Ikutan Berubah
        Sama seperti otot, kalau jarang dipakai, dia bakal melemah. Begitu juga otak kita. Karena sering terdistraksi, sirkuit di otak yang tugasnya buat berpikir mendalam jadi jarang dipakai dan melemah.

        Rentang fokus turun jadi 8 detik: Lebih pendek dari rentang fokus ikan mas!
        Multitasking bikin kita “bodoh”: Penelitian bilang, multitasking terus-menerus bisa menurunkan IQ sampai 15 poin. Jadi, kerjain satu hal itu jauh lebih efektif daripada banyak hal sekaligus.
        Kemampuan ambil keputusan menurun: Otak yang terbiasa terdistraksi jadi sulit memilah mana yang penting dan enggak.

        3. Dampak Buruk yang Nggak Terlihat
        Bukan cuma ke otak, kebiasaan ini juga berdampak ke kehidupan kita sehari-hari:

        Hubungan sosial memburuk: Interaksi tatap muka menurun drastis. Kenapa? Karena kita lebih sering ngobrol lewat chat daripada ketemu langsung.
        Kecerdasan emosional menurun: Kita jadi kurang peka sama perasaan orang lain karena jarang interaksi langsung.
        Merasa kesepian: Meskipun banyak teman di media sosial, 71% orang merasa terputus dari orang lain.
        Kualitas tidur anjlok: Layar HP di malam hari bikin otak sulit memproduksi hormon tidur (melatonin), alhasil tidur kita jadi enggak nyenyak.

        4. Solusi Simpel untuk Otakmu
        Jangan khawatir, kita bisa “melatih” otak lagi supaya lebih fokus. Ini beberapa cara yang bisa kamu coba:

        Blok waktu 2 jam untuk kerja mendalam: Matikan semua notifikasi dan fokus 100% pada satu pekerjaan. Kamu akan kaget betapa produktifnya kamu.
        Gunakan siklus 90 menit: Kerjakan satu hal selama 90 menit, lalu istirahat sebentar. Ini lebih efektif daripada kerja nonstop.
        Buat zona bebas gadget: Misalnya, di meja makan atau kamar tidur. Biar waktu makan atau istirahat jadi lebih berkualitas.
        Latihan fokus pada satu hal (single-tasking): Saat lagi makan, fokuslah makan. Saat lagi ngobrol, fokuslah ngobrol. Jangan sambil main HP.
        Ingat, otakmu akan menguatkan apa yang kamu latih dan membuang apa yang kamu abaikan. Setiap kali kamu tergoda notifikasi, kamu sedang “memilih” distraksi. Setiap kali kamu memilih fokus, kamu sedang “memilih” kejernihan berpikir.

        Jadi, mau dibawa ke mana otak dan hidupmu? Pilihan ada di tanganmu.

      • Albert Yosua
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Achievement Thumbnail
        Image 8 replies
        View Icon 6  views

          Terima kasih Kak Lia untuk tulisannya yang sangat insightful! Saya merasa tulisan ini benar-benar menggugah kesadaran kita akan betapa digitalisasi dan kebiasaan sehari-hari dapat memengaruhi cara kita berpikir dan berinteraksi.

        • Albert Yosua
          Participant
          GamiPress Thumbnail
          Achievement Thumbnail
          Image 8 replies
          View Icon 6  views

            Memang, di era digital seperti sekarang ini, kita sering kali tidak menyadari betapa kuatnya distraksi yang datang dari berbagai perangkat dan notifikasi. Ketika Kak Lia menyebutkan fakta bahwa kita menghabiskan lebih dari 7 jam sehari di depan layar, saya jadi teringat dengan kebiasaan saya yang kerap mengecek HP, bahkan saat sedang melakukan tugas atau bekerja. Ini seolah menjadi bagian dari rutinitas harian yang sulit untuk diputuskan. Sering kali saya merasa tidak bisa fokus karena otak terlalu terbiasa dengan stimulus digital yang datang terus-menerus. Ini benar-benar membuat saya teringat tentang bagaimana otak kita bisa ‘terbiasa’ dengan kebiasaan buruk ini, seiring waktu.

          • Albert Yosua
            Participant
            GamiPress Thumbnail
            Achievement Thumbnail
            Image 8 replies
            View Icon 6  views

              Satu hal yang sangat menarik dalam tulisan ini adalah tentang “rentang fokus yang hanya 8 detik”, yang lebih pendek daripada rentang fokus ikan mas! Ini membuat saya bertanya-tanya, apakah memang betul bahwa kemampuan kita untuk fokus secara alami menurun karena kebiasaan multitasking dan terpapar terus menerus oleh notifikasi? Atau ada faktor lain yang juga berperan dalam penurunan fokus ini?

            • Albert Yosua
              Participant
              GamiPress Thumbnail
              Achievement Thumbnail
              Image 8 replies
              View Icon 6  views

                Kemudian, saat Kak Lia menjelaskan dampak buruknya, terutama dalam hubungan sosial dan kecerdasan emosional, saya merasa semakin khawatir. Dalam kehidupan sehari-hari, saya juga merasa bahwa interaksi langsung semakin berkurang. Walaupun sosial media memberikan kemudahan untuk berkomunikasi, saya sering merasa hubungan yang terjadi di dunia maya terasa kurang dalam dan sering kali terasa ‘kosong’. Apakah memang interaksi virtual ini tidak dapat menggantikan interaksi tatap muka secara penuh, atau apakah ada cara kita tetap bisa menjaga kedalaman hubungan meskipun melalui media sosial?

              • Albert Yosua
                Participant
                GamiPress Thumbnail
                Achievement Thumbnail
                Image 8 replies
                View Icon 6  views

                  Saya juga merasa solusi yang Kak Lia tawarkan, seperti blok waktu 2 jam untuk kerja mendalam dan menggunakan siklus 90 menit, sangat relevan dan praktis. Saya sudah mencoba beberapa cara ini, dan memang cukup membantu untuk meningkatkan produktivitas saya. Namun, masih sulit bagi saya untuk sepenuhnya menghilangkan gangguan, terutama notifikasi dari HP. Mungkin Kak Lia bisa memberikan tips lebih lanjut bagaimana cara konsisten menjalankan tips ini, terutama ketika kita berada dalam lingkungan yang penuh distraksi?

                • Albert Yosua
                  Participant
                  GamiPress Thumbnail
                  Achievement Thumbnail
                  Image 8 replies
                  View Icon 6  views

                    Selain itu, saya juga penasaran mengenai hubungan antara kecanduan gadget dengan kualitas tidur. Saya sendiri sering merasa kesulitan tidur karena kebiasaan mengecek HP sebelum tidur. Bahkan, kadang saya merasa tidur jadi tidak nyenyak dan selalu terjaga di tengah malam. Apakah ada saran lain dari Kak Lia untuk mengatasi masalah tidur yang terpengaruh oleh penggunaan gadget ini?

                  • Albert Yosua
                    Participant
                    GamiPress Thumbnail
                    Achievement Thumbnail
                    Image 8 replies
                    View Icon 6  views

                      Terakhir, apakah Kak Lia pernah mencoba pendekatan atau teknologi tertentu untuk membantu “melatih” otak agar lebih fokus, seperti aplikasi meditasi atau teknik-teknik lainnya? Saya yakin banyak orang yang merasa kesulitan mengubah kebiasaan mereka tanpa bantuan teknologi yang tepat.

                    • Albert Yosua
                      Participant
                      GamiPress Thumbnail
                      Achievement Thumbnail
                      Image 8 replies
                      View Icon 6  views

                        Saya juga ingin mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperdalam diskusi ini:

                        Apakah ada jenis tugas atau pekerjaan tertentu yang lebih mudah untuk dikerjakan saat kita terbiasa dengan multitasking, ataukah efek buruk multitasking ini berlaku untuk semua jenis pekerjaan?

                        Menurut Kak Lia, apa peran teknologi dalam membantu kita mengatasi distraksi, atau apakah kita harus lebih banyak mengandalkan pendekatan tradisional seperti meditasi atau pembatasan waktu penggunaan gadget?

                        Selain tips-tips yang sudah disebutkan, apakah ada strategi lain yang efektif untuk melatih otak kita kembali fokus dan menghindari distraksi digital yang semakin besar?

                    Viewing 8 reply threads
                    • You must be logged in to reply to this topic.
                    Image

                    Bergabung & berbagi bersama kami

                    Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!