Home / Topics / Finance & Tax / Coretax Blokir Norma Tanpa NPPN: Ketahui Syarat & Dampaknya untuk WP OP
- This topic has 8 replies, 2 voices, and was last updated 1 month, 2 weeks ago by
Albert Yosua Matatula.
Coretax Blokir Norma Tanpa NPPN: Ketahui Syarat & Dampaknya untuk WP OP
November 4, 2025 at 3:25 pm-
-
Up::0
Apakah Bisa Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi di Coretax dengan Norma Tanpa Pemberitahuan NPPN?
Tidak bisa ❌
Penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN) bukan hak otomatis bagi setiap Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP). Fasilitas ini hanya dapat digunakan oleh wajib pajak yang telah menyampaikan pemberitahuan resmi ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebelum tahun pajak bersangkutan. Artinya, tanpa pemberitahuan NPPN, sistem akan menolak penggunaan norma saat pelaporan SPT Tahunan.⚙ 1️⃣ Validasi Otomatis di Coretax
Sistem Coretax kini sudah dilengkapi fitur validasi yang memeriksa apakah WP sudah menyampaikan pemberitahuan NPPN. Jadi, saat WP memilih metode pelaporan dengan norma, sistem akan langsung membaca data dari basis DJP. Jika tidak ada riwayat pemberitahuan, maka bagian norma akan otomatis terkunci.⚖ 2️⃣ Syarat Wajib Pajak yang Boleh Menggunakan Norma
Agar dapat menggunakan norma dalam penghitungan penghasilan neto, WP Orang Pribadi harus memenuhi dua ketentuan utama:
• Memiliki peredaran bruto tidak lebih dari Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak, dan
• Telah menyampaikan pemberitahuan NPPN ke DJP sesuai ketentuan PMK 54/2021.Tanpa pemenuhan dua syarat ini, WP wajib melakukan pembukuan penuh atau menyusun laporan keuangan secara formal.
👉 3️⃣ Dampak Jika Belum Menyampaikan NPPN
Apabila WP belum menyampaikan pemberitahuan NPPN, maka:
• Saat melapor SPT Tahunan, fitur pengisian norma akan diblokir otomatis di lampiran L-3A-4 tabel A (“Penghasilan Neto DN dari Usaha dan/atau Pekerjaan Berdasarkan Pencatatan”).
• WP Orang Pribadi yang memiliki usaha atau pekerjaan bebas wajib beralih ke metode pembukuan, menghitung penghasilan neto berdasarkan laporan keuangan, bukan norma.
Hal ini sering membuat pelaku usaha kecil kaget, karena merasa sudah terbiasa memakai norma di tahun sebelumnya tanpa menyadari bahwa izin NPPN perlu diperbarui atau dilaporkan sejak awal.✅ 4️⃣ Cara Pengajuan NPPN di Coretax
Saat ini, WP masih dapat mengajukan pemberitahuan penggunaan NPPN melalui Coretax. Prosesnya mudah, cukup masuk ke menu “Permohonan Penggunaan Norma” dan lengkapi data usaha serta perkiraan omzet tahunan. Pastikan permohonan diajukan sebelum akhir tahun pajak berjalan, agar bisa digunakan untuk tahun berikutnya.📺 Panduan video: s.kemenkeu.go.id/panduanNPPN
📘 Tutorial PDF: s.kemenkeu.go.id/tutorialNPPN💬 Kesimpulan:
Penegasan kebijakan ini di Coretax sebenarnya bukan untuk mempersulit WP, melainkan untuk memastikan norma digunakan secara tepat sasaran. Dengan pemberitahuan yang benar, administrasi pajak jadi lebih tertib, data usaha lebih valid, dan WP terhindar dari risiko koreksi di kemudian hari.👉 Bagaimana menurut teman-teman?
Apakah sistem validasi NPPN di Coretax ini sudah cukup membantu meningkatkan kepatuhan, atau justru masih menyulitkan pelaku UMKM yang belum familiar dengan prosedurnya? Yuk, diskusi 👇 -
Bagaimana pendapat Kak Lia, apakah validasi otomatis seperti ini lebih banyak manfaatnya atau justru menambah hambatan bagi WP kecil dalam pelaporan? Menurut Kakak, adakah kemungkinan agar sistem Coretax bisa mengakomodasi WP yang belum sempat lapor NPPN tetapi tetap ingin patuh tanpa harus melakukan pembukuan penuh?
-
Kebijakan ini pada dasarnya mengarah ke tertib administrasi dan peningkatan kualitas data, tetapi masih perlu disertai empati terhadap kondisi lapangan WP kecil. Jangan sampai niat baik untuk meningkatkan kepatuhan justru menimbulkan kebingungan dan ketakutan bagi pelaku UMKM. Pendampingan langsung dari petugas pajak atau relawan pajak di masa awal implementasi sangat dibutuhkan agar transisi berjalan mulus.
-
Selain itu, panduan penggunaan NPPN di Coretax sebaiknya dibuat lebih interaktif dan mudah dipahami. Bukan hanya dalam bentuk PDF, tetapi juga melalui video pendek, chatbot bantuan, atau simulasi langsung di aplikasi. Banyak WP non-akuntan yang kesulitan memahami istilah teknis pajak, sehingga pendekatan edukatif yang sederhana akan jauh lebih efektif.
-
Dari sisi positif, validasi NPPN di Coretax bisa menjadi sarana peningkatan kepatuhan yang signifikan. Sistem yang otomatis membaca basis data DJP akan membuat WP lebih disiplin menyampaikan pemberitahuan tepat waktu. Tidak hanya itu, data yang lebih valid akan membantu DJP dalam analisis risiko dan pemetaan profil wajib pajak. Dengan demikian, arah kebijakan ini sejalan dengan digitalisasi perpajakan yang berbasis data dan transparansi.
-
Meski begitu, perlu ada fleksibilitas tertentu bagi WP yang memiliki itikad baik namun terlambat menyampaikan NPPN. Misalnya, pemberian masa transisi atau opsi perbaikan administrasi langsung di Coretax tanpa harus melalui proses panjang ke KPP. Jika DJP menyediakan fitur semacam “pengajuan susulan NPPN” dengan validasi cepat, mungkin banyak WP yang akan terbantu tanpa menurunkan tingkat kepatuhan.
-
Saya juga melihat adanya tantangan bagi WP yang sebelumnya sudah menggunakan norma di e-SPT atau e-Form, tetapi belum sempat menyampaikan pemberitahuan resmi. Ketika beralih ke Coretax, data lama tidak serta-merta diakui jika tidak ada bukti pemberitahuan. Akibatnya, mereka harus melakukan pembukuan penuh yang mungkin tidak sesuai dengan kapasitas administrasi usaha mikro. Hal ini tentu menambah beban, terutama bagi pelaku UMKM yang selama ini hanya mengandalkan pencatatan sederhana.
-
Di lapangan, banyak pelaku usaha kecil dan pekerja bebas yang masih belum familiar dengan istilah NPPN itu sendiri. Mereka menganggap norma bisa langsung digunakan karena sudah dipakai sejak lama. Ketika Coretax memblokir fitur norma, sebagian besar dari mereka baru sadar bahwa ada prosedur administratif yang harus dilakukan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun sistemnya sudah canggih, masih ada celah di aspek sosialisasi dan pembinaan kepada WP kecil.
-
Kebijakan pemblokiran norma tanpa pemberitahuan NPPN di Coretax menurut saya merupakan langkah yang cukup tegas dari DJP untuk menertibkan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Selama ini, banyak WP Orang Pribadi yang menggunakan norma secara otomatis tanpa menyadari bahwa penggunaannya harus dilaporkan terlebih dahulu. Dengan adanya validasi otomatis di sistem, setidaknya akan meminimalkan penyalahgunaan atau kekeliruan dalam pelaporan SPT Tahunan. Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga perlu diimbangi dengan edukasi yang masif agar WP tidak merasa “terjebak” ketika fitur norma tiba-tiba terkunci.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1
Albert Yosua MatatulaPoints: 128 - #2
KASPAR PURBAPoints: 100 - #3 Agus DjulijantoPoints: 62
- #4
LiaPoints: 55 - #5 WarsuwanPoints: 44
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- 7 Hari Perjalanan Kecil Menuju Versi Terbaikmu16 September 2025 | General
- Suara Rakyat, Antara Harapan dan Tantangan4 September 2025 | General
- Karyawan Teng-Go Pulang Tepat Waktu8 July 2025 | General