Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 2 weeks, 2 days ago by Amilia Desi Marthasari.

Work–Life Balance: Mitos atau Kenyataan?

November 17, 2025 at 8:11 am
image
    • Lia
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 1 replies
      View Icon 6  views
        Up
        0
        ::

        Di tengah tekanan pekerjaan yang semakin tinggi, banyak orang mulai mempertanyakan: apakah work–life balance itu benar-benar ada, atau hanya slogan motivasi yang sulit diwujudkan? Meski konsep ini sering dibahas dalam seminar, konten produktivitas, dan budaya perusahaan, pada praktiknya tidak sedikit pekerja yang merasa pekerjaan masih mengikuti mereka bahkan setelah jam kantor selesai. Terlebih sejak era kerja remote, batas antara ruang pribadi dan ruang profesional makin kabur.

        Bagi sebagian orang, work–life balance terlihat seperti standar ideal yang sulit dicapai. Target yang meningkat, komunikasi instan, dan ekspektasi untuk selalu online membuat banyak karyawan merasa harus “siaga” setiap saat. Tanpa disadari, kebiasaan ini membuat mental dan energi terkuras—padahal manusia bukan mesin yang bisa beroperasi tanpa henti. Namun di sisi lain, ada juga yang berhasil menjaga ritme kerja dengan menetapkan batas yang tegas, seperti jam offline, ruang kerja khusus, atau kebiasaan digital detox di waktu tertentu.

        Work–life balance bukan soal membagi waktu secara sama rata, tapi bagaimana seseorang mengelola energinya. Setiap orang punya kondisi, tanggung jawab, dan kapasitas yang berbeda. Kuncinya adalah memahami prioritas, menciptakan ritme kerja yang sehat, dan membangun kebiasaan yang membuat hidup tetap berjalan tanpa harus mengorbankan kedamaian diri. Kadang, bukan jumlah pekerjaan yang membuat kita lelah, tetapi cara kita menanganinya—mulai dari sulit menolak tugas tambahan hingga rasa bersalah saat beristirahat.

        Pada akhirnya, work–life balance bisa jadi bukan mitos, tapi juga bukan formula universal yang bisa dipakai semua orang. Setiap individu perlu menemukan definisi balance versi dirinya sendiri. Tantangannya adalah keberanian menetapkan batas, membangun komunikasi yang sehat di tempat kerja, dan menyadari bahwa produktivitas terbaik muncul saat hidup berada dalam ritme yang seimbang.

        Menurut kamu, work–life balance itu sesuatu yang bisa diperjuangkan, atau memang tidak pernah benar-benar ada dalam dunia kerja modern?

      • Amilia Desi Marthasari
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Image 1 replies
        View Icon 6  views

          Dalam hidup nyata, tidak ada yang seimbang terus-menerus.
          Yang ada adalah fase:

          Ada fase kerja mendominasi.
          Ada fase keluarga lebih penting.
          Ada fase kesehatan harus jadi prioritas.
          Ada fase ingin mengejar mimpi dan lembur adalah konsekuensi.

          Jadi work–life balance itu bukan 50:50.
          Tapi kemampuan menata hidup agar tidak meledak dalam prosesnya.

      Viewing 1 reply thread
      • You must be logged in to reply to this topic.

      Peringkat Top Contributor

      1. #1
        Edi Gunawan
        Points: 67
      2. #2
        Agus Djulijanto
        Points: 62
      3. #3
        Amilia Desi Marthasari
        Points: 40
      4. #4
        Albert Yosua
        Points: 37
      5. #5
        Debbie Christie Ginting / Finance Team Lead
        Points: 37
      Image

      Bergabung & berbagi bersama kami

      Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!