Menarik sekali sudut pandangnya Pak Riza, izin menambahkan ya.
Dengan adanya software akuntansi, apalagi yang tampilannya user friendly, memudahkan user bahkan yang tidak punya background akuntansi untuk mengoperasikannya. Atau lebih tepatnya input data.
Namun di sisi lain. Penggunaan software ini tak semata-mata bisa langsung pakai. Perlu ada set up awal. Membuat COA yang relevan; membuat flow akuntansi mulai dari input, controlling, reporting, hingga auditing; setup database pendukung yang dibutuhkan. Pengalaman saya dalam set up Jurnal di awal memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang saya lupa / tidak tahu harus di set up di awal, ternyata di pertengahan menjadi masalah, contohnya akun-akun yang terkait pajak.
Lalu perlu mengedukasi user bagaimana input di aplikasi, apa yang boleh dan tidak boleh. Menjelaskan flow kerja, pembagian tugas, pelaporan, dan sebagainya. Belum lagi kalau perlu ada custom template atau custom report. Hal ini dikerjakan sebelum implementasi Jurnal.id.
Dan perlu digarisbawahi, dalam proses set up ini trainer dari Jurnal bisa membantu, namun tidak sepenuhnya. Bagaimana maksudnya? Hal-hal terkait aplikasi, bagaimana setting di Jurnal.id, sudah pasti dibantu. Namun untuk membuat SOP, flow kerja, custom report, dan sebagainya. Perlu ada personil internal yang paham akuntansi untuk menyiapkannya.
Kemudian setelah implementasi Jurnal, tahun buku berjalan. Pastinya ada masalah yang timbul karena pasti ada proses adaptasi. Ada salah input, salah setup awal, fitur Jurnal yang tidak support kebutuhan internal perusahaan, human error, dan sebagainya. Pasti ada masalah, namanya juga hidup… hehe.
Namun secara umum, dengan segala kerepotan dan permsalahan yang dihadapi ketika setup dan implementasi Jurnal.id. Semua itu terbayarkan dengan kemudahan, integrasi yang dihadirkan oleh software berbasis cloud ini. Jauh lebih mudah dari aplikasi accounting offline yang tadinya kami pakai. Sebagai contoh, kami tidak perlu menunggu/meminta bagian lain untuk mengirim data, kami tidak punya data transaksi yang tersebar di beberapa PC (semuanya terpusat di cloud), aktivitas semua orang terkait transaksi menjadi terpantau (bahkan oleh owner).
Pasti ada pro dan kontra dari Jurnal.id. Saya yakin aplikasi ini masih punya banyak ruang untuk pengembangan. Apalagi dengan hadirnya Mekari Community, dimana pihak perusahaan (Mekari) bersedia mendengar keluh kesah dari para usernya. And if you know, user is part of R&D and Marketing of the company. And in the end of the day, it is user that paid for your employees sallary.
Thank you.