Home / Topics / Finance & Tax / Dilema Kemajuan Software Accounting
- This topic has 3 replies, 4 voices, and was last updated 4 months, 2 weeks ago by Rizki Ardi.
Dilema Kemajuan Software Accounting
May 2, 2024 at 10:17 am-
-
3 repliesUp::2
Software akuntansi menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk membantu pekerjaan akuntan. mulai dari yang berbasis database sampai berbasis yang berbasis Cloud. Perkembangan teknologi dan juga pasar, menuntut para Developer software untuk mengembangkan software secanggih mungkin agar mudah digunakan oleh user.
Tapi hal ini juga menjadi dilema bagi seorang akuntan, proses pembukuan juga semakin mudah, sehingga akan sangat berkemungkinan bisa dikerjakan oleh anak yang tidak memiliki basic akuntansi, (bukan berarti menyampingkan keilmuan akuntansi) , karena sangat canggihnya software akuntansi pada jaman ini membuat proses pembukuan, rekonsiliasi dll jadi mudah.
Disisi management perusahaan, ada kemungkinan untuk tidak meng Hire karyawan yang tidak memiliki Basic akuntansi DIII, ataupun S1 yang dimana akan di gaji cukup tinggi. pemilik perusahaan mungkin akan mencari anak tamatan SMA atau SMK yang bisa di gaji di bawah gaji anak tamatan DIII atau S1 pada umumnya. Hanya cukup mengarahkan beberapa step step akuntansi . Bahkan juga sudah diberikan panduannya.
Belajar dari Pengalaman di tahun 2011-2013, Penulis masih menggunakan Excel untuk melakukan Proses pembukuan, mulai dari pembuatan rumus, sum, if, dll sampai logika akuntansi, yang di kenal dengan EFA ( Excel For Accounting) ,
Sangat sulit untuk menghitung sebagai contoh: penyusutan, rekonsiliasi, HPP, Jurnal Penutup, dengan adanya software accounting, Terutama Jurnal.id hehehe. semua kesulitan akan terasa mudah. untuk proses sangat sampang dikerjakan oleh orang yang sedikit memiliki basic akuntansi atau mungkin tidak memiliki basic sama sekali. (Mungkin ya)
nah disinilah kita para akuntan, terutama Penulis untuk mengembangkan potensi diri, dengan adanya Jurnal.id bisa meningkatkan kemampuan, skill, analisis, reporting, mungkin juga bisa Consulting.
Bagaimana dengan teman teman akuntan lainnya? hehe.
-
Waah ada mas Riza nih 🔥🔥
-
Halo pak riza salam kenal.. Sy setuju dgn pernyataan bapak di atas, kalau jaman skrg sudah semakin canggih khususnya untuk aktivitas akuntansi sudah smkin gampang karena udh ada byk aplikasi pendukung. Sy sendiri bkn org yg memiliki back ground akunting hehehe jd skrg lg bljr u/analisis dan menulis laporan sja
-
Rizki ArdiParticipant
Legend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
3 repliesJuly 29, 2024 at 9:27 amMenarik sekali sudut pandangnya Pak Riza, izin menambahkan ya.
Dengan adanya software akuntansi, apalagi yang tampilannya user friendly, memudahkan user bahkan yang tidak punya background akuntansi untuk mengoperasikannya. Atau lebih tepatnya input data.
Namun di sisi lain. Penggunaan software ini tak semata-mata bisa langsung pakai. Perlu ada set up awal. Membuat COA yang relevan; membuat flow akuntansi mulai dari input, controlling, reporting, hingga auditing; setup database pendukung yang dibutuhkan. Pengalaman saya dalam set up Jurnal di awal memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang saya lupa / tidak tahu harus di set up di awal, ternyata di pertengahan menjadi masalah, contohnya akun-akun yang terkait pajak.
Lalu perlu mengedukasi user bagaimana input di aplikasi, apa yang boleh dan tidak boleh. Menjelaskan flow kerja, pembagian tugas, pelaporan, dan sebagainya. Belum lagi kalau perlu ada custom template atau custom report. Hal ini dikerjakan sebelum implementasi Jurnal.id.
Dan perlu digarisbawahi, dalam proses set up ini trainer dari Jurnal bisa membantu, namun tidak sepenuhnya. Bagaimana maksudnya? Hal-hal terkait aplikasi, bagaimana setting di Jurnal.id, sudah pasti dibantu. Namun untuk membuat SOP, flow kerja, custom report, dan sebagainya. Perlu ada personil internal yang paham akuntansi untuk menyiapkannya.
Kemudian setelah implementasi Jurnal, tahun buku berjalan. Pastinya ada masalah yang timbul karena pasti ada proses adaptasi. Ada salah input, salah setup awal, fitur Jurnal yang tidak support kebutuhan internal perusahaan, human error, dan sebagainya. Pasti ada masalah, namanya juga hidup… hehe.
Namun secara umum, dengan segala kerepotan dan permsalahan yang dihadapi ketika setup dan implementasi Jurnal.id. Semua itu terbayarkan dengan kemudahan, integrasi yang dihadirkan oleh software berbasis cloud ini. Jauh lebih mudah dari aplikasi accounting offline yang tadinya kami pakai. Sebagai contoh, kami tidak perlu menunggu/meminta bagian lain untuk mengirim data, kami tidak punya data transaksi yang tersebar di beberapa PC (semuanya terpusat di cloud), aktivitas semua orang terkait transaksi menjadi terpantau (bahkan oleh owner).
Pasti ada pro dan kontra dari Jurnal.id. Saya yakin aplikasi ini masih punya banyak ruang untuk pengembangan. Apalagi dengan hadirnya Mekari Community, dimana pihak perusahaan (Mekari) bersedia mendengar keluh kesah dari para usernya. And if you know, user is part of R&D and Marketing of the company. And in the end of the day, it is user that paid for your employees sallary.
Thank you.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 Ujang RahmatPoints: 66
- #2 DICKY IBROHIMPoints: 43
- #3 LiaPoints: 32
- #4 Atoorin AdminPoints: 31
- #5 Annisa FadhilahPoints: 29
Artikel dengan topic tag terkait:
Kesalahan mendapatkan link untuk tag: setup jurnal.id. Error: Empty Term.
Kesalahan mendapatkan link untuk tag: software accounting. Error: Empty Term.