Hmm menarik sih, cerita soal KFC dan Ayam Goreng Mbok Berek ini, benar-benar menunjukkan perbedaan cara bisnis bertahan dan berkembang. Kalau KFC bermain di level global dengan branding kuat dan standar yang konsisten, Mbok Berek ternyata punya kekuatan di sisi sejarah dan cerita yang unik. Mereka nggak perlu bersaing langsung di ranah fast food, karena mereka sudah punya niche tersendiri sebagai restoran heritage yang kaya cerita. Kadang, hal-hal seperti ini yang justru bisa bikin pelanggan tetap loyal meski nggak ada strategi marketing modern seperti di KFC.
Tapi pertanyaannya memang menarik, apakah generasi sekarang masih akan tertarik datang ke tempat yang mengandalkan cerita sejarah? Menurutku, di era digital sekarang, tantangannya adalah bagaimana cerita tersebut bisa dikemas ulang biar tetap relevan dan menarik buat generasi baru. Kalau mereka berhasil terus membangun cerita yang dekat di hati orang, mungkin saja Ayam Goreng Mbok Berek masih akan bertahan hingga puluhan tahun ke depan. Tapi ya, seperti yang dibilang, hanya waktu yang bisa membuktikan. Kalo menurut pak Rizki, masih relevankah jualan sejarah di tengah persaingan modern?