Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 12 replies, 3 voices, and was last updated 1 week, 6 days ago by Albert Yosua.

7 Jebakan Pro yang Hancurin Karir Kamu!

October 8, 2025 at 9:32 am
image
    • Lia
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 12 replies
      View Icon 7  views
        Up
        1
        ::

        Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka melakukan hal ini hingga terlambat untuk memperbaikinya. Sejak kecil, kita diajarkan untuk bersikap sopan, hati-hati, dan tampil rapi sempurna. Namun, jika kebiasaan tersebut berlebihan, secara diam-diam justru melemahkan kredibilitas Anda, seperti kertas yang basah dan mudah robek. Bayangkan, Anda ingin terlihat profesional, tapi malah tampak ragu-ragu atau mudah tergoyahkan. Ini bukan sekadar masalah citra, melainkan dapat memengaruhi karir jangka panjang mulai dari peluang promosi hingga kepercayaan tim.

        Berdasarkan wawasan dari Dora Vanourek, pelatih karir dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di IBM dan PwC, sikap “terlalu aman” sering membuat seseorang terlihat kurang autentik. Beliau menyatakan, kredibilitas seperti mata uang yang nilainya stabil kecuali Anda sendiri yang merusaknya. Di dunia kerja yang kompetitif, khususnya di sektor keuangan atau pajak seperti di komunitas kita, Anda perlu tampil kuat tanpa terlihat kaku.

        Mari kita bahas 7 hal yang membuat Anda terlihat lemah di kantor (padahal Anda sebenarnya sangat kompeten), beserta tips praktis untuk memperbaikinya. Ini bisa diterapkan mulai besok pagi!

        1️⃣ Menunjukkan Emosi pada Saat yang Tidak Tepat
        ↳ Saat ditantang dalam rapat, Anda justru terlihat frustrasi atau marah. Hal ini membuat orang berpikir Anda kurang mampu mengendalikan diri, terutama jika Anda berada di posisi pemimpin. Akibatnya, tim ragu mengikuti arahan Anda, dan kredibilitas pun menurun.

        ↳ Tips harian: Tanggapi dengan rasa ingin tahu, seperti “Menarik, bisakah Anda jelaskan lebih lanjut?” Asumsikan niat baik dari lawan bicara. Ini menunjukkan kedewasaan dan keterbukaan pikiran, bukan sikap defensif. Menurut pengalaman Dora, berbagi emosi berlebihan dapat merusak otoritas hingga tim bertanya-tanya, “Ini kantor atau kelompok curhat?”

        2️⃣ Menggunakan Bahasa yang Ragu-Ragu
        ↳ Kata-kata seperti “Saya hanya penasaran saja…”, “Ini mungkin terdengar bodoh, tapi…”, atau “Saya tidak yakin…” membuat Anda terlihat kurang percaya diri. Dalam email atau rapat, ini seperti menyodorkan keraguan Anda kepada orang lain, dan mereka akan menganggap Anda tidak siap mengambil keputusan.

        ↳ Tips: Langsung ke inti, katakan “Saya merekomendasikan kita mencoba ini…” atau “Ini pendapat saya berdasarkan data…”. Latih diri di depan cermin atau rekam rapat Anda. Artikel Forbes menyebutkan, bahasa seperti ini bisa menghancurkan kredibilitas lebih cepat daripada kesalahan besar.

        3️⃣ Sering Meminta Maaf untuk Hal-Hal Sepele
        ↳ Mengatakan “Maaf balasannya terlambat” hanya karena keterlambatan 2 jam, atau “Maaf, saya tidak bermaksud begitu” untuk opini biasa. Ini membuat Anda terlihat tidak aman, dan orang lain akan berpikir Anda mudah terganggu. Di tempat kerja, kebiasaan meminta maaf berlebihan membuat Anda tampak kurang tegas, terutama saat deadline ketat seperti laporan pajak.

        ↳ Tips: Simpan kata “maaf” untuk kesalahan nyata, seperti keterlambatan pengiriman dokumen. Untuk keterlambatan kecil, katakan “Terima kasih atas kesabaran Anda” atau lanjutkan saja. Ini menghemat energi dan membuat Anda terlihat lebih percaya diri.

        4️⃣ Selalu Meminta Izin untuk Hal yang Sudah Jelas
        ↳ Memeriksa keputusan sederhana ke atasan, atau bertanya pendapat semua orang untuk urusan kecil. Ini menunjukkan kurangnya rasa memiliki, dan tim akan menganggap Anda tidak bisa diandalkan sebagai ahli. Di UMKM atau tim keuangan, hal ini bisa memperlambat proses secara signifikan.

        ↳ Tips: Kuasai bidang Anda seperti seorang pakar ambil keputusan di area tanggung jawab Anda, lalu laporkan hasilnya. Jika ragu, tanyakan sekali di awal. Survei dari CleverControl menyatakan, kurang mengambil tanggung jawab dapat merusak kepercayaan dari rekan kerja hingga klien.

        5️⃣ Merendahkan Nilai Diri Sendiri
        ↳ Saat dipuji, Anda mengatakan “Ah, hanya keberuntungan saja” atau “Tidak juga, tim yang hebat.” Ini membuat Anda terlihat tidak menghargai kontribusi sendiri, dan orang lain akan berpikir Anda tidak yakin dengan kemampuan Anda. Padahal, dengan karir panjang seperti di usia 45 tahun, Anda sudah memiliki banyak pencapaian!

        ↳ Tips: Katakan “Terima kasih! Saya senang bisa berkontribusi seperti itu” dan akui bagian Anda. Ini membangun rasa hormat diri dan membuat orang lain lebih menghargai Anda. Dora Vanourek menyarankan, jangan meremehkan nilai Anda itu seperti menyia-nyiakan usaha sendiri.

        6️⃣ Tidak Mampu Membela Diri Sendiri
        ↳ Menunggu orang lain “menemukan” kerja bagus Anda, atau tidak meminta kenaikan gaji/promosi meski pantas. Ini membuat Anda terlihat pasif, dan peluang pun berlalu begitu saja. Di era sekarang, dengan kerja jarak jauh dan kompetisi ketat, Anda harus proaktif.

        ↳ Tips: Bagikan pencapaian Anda di rapat bulanan, seperti “Proyek ini sukses berkat strategi X, dan saya ingin mengambil lebih banyak tanggung jawab.” Minta apa yang Anda inginkan dengan dukungan data. Artikel Medium menyebutkan, tidak membela diri bisa merusak reputasi jangka panjang.

        7️⃣ Menghindari Konflik Apa Pun Harganya
        ↳ Setuju saja demi menjaga kedamaian, meski Anda tidak setuju. Ini membuat Anda terlihat tidak punya pendirian, dan tim tidak akan menghormati keahlian Anda. Di diskusi pajak atau akuntansi, diam saja bisa menyebabkan kesalahan besar.

        ↳ Tips: Tantang idenya, bukan orangnya—katakan “Saya setuju dengan poin A, tapi untuk B, saya punya data yang menunjukkan perbedaan.” Tetap teguh pada keahlian Anda. Dari Thrive Street Advisors, terlalu fokus pada kredibilitas justru membuat Anda terlihat terlalu serius dan impersonal.

        Intinya, Anda tidak perlu membuktikan nilai diri dengan selalu bermain aman. Tampillah secara autentik penuh, bawa kontradiksi, tawa asli, dan suara yang tulus Anda. Semakin manusiawi Anda, semakin manusiawi tim Anda juga. Di usia 54 tahun, saya belajar bahwa karir seperti buku dengan bab-bab sulit, hadapi dengan percaya diri, jangan terlalu dipoles hingga kehilangan esensi. Ini dapat membantu membangun kepercayaan cepat, menavigasi politik kantor, dan mencapai warisan panjang, seperti yang diajarkan Dora untuk eksekutif baru.

        Mari mulai hari ini, sesuaikan kebiasaan Anda dan lihat perbedaannya di tim!

      • Amilia Desi Marthasari
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Image 12 replies
        View Icon 7  views

          Semakin manusiawi Anda, semakin manusiawi pula tim Anda.
          Di usia 54 tahun, belajar bahwa karier bukanlah garis lurus yang mulus, melainkan buku panjang dengan bab-bab sulit yang membentuk kita. Hadapilah setiap bab itu dengan percaya diri, jangan terlalu dipoles sampai kehilangan esensi.

          • Amilia Desi Marthasari
            Participant
            GamiPress Thumbnail
            Image 12 replies
            View Icon 7  views

              Keaslian seperti inilah yang membantu Anda membangun kepercayaan dengan cepat, menavigasi politik kantor dengan elegan, dan meninggalkan warisan profesional yang bermakna,sebagaimana yang selalu diajarkan Dora kepada para eksekutif muda: (Kepemimpinan sejati dimulai ketika Anda berhenti bersembunyi di balik topeng kesempurnaan)

            • Amilia Desi Marthasari
              Participant
              GamiPress Thumbnail
              Image 12 replies
              View Icon 7  views

                Intinya, Anda tidak perlu membuktikan nilai diri dengan selalu bermain aman.
                Tampillah secara autentik , apa adanya dengan membawa seluruh sisi diri Anda: kontradiksi, tawa yang tulus, dan suara yang jujur.

              • Amilia Desi Marthasari
                Participant
                GamiPress Thumbnail
                Image 12 replies
                View Icon 7  views

                  Kelemahan bukan berarti kurang pintar, tapi sering kali karena kurang sadar diri.
                  Seseorang bisa sangat kompeten, namun kehilangan pengaruh karena cara ia menampilkan diri.

                • Albert Yosua
                  Participant
                  GamiPress Thumbnail
                  Image 12 replies
                  View Icon 7  views

                    Menurut Kak Amilia, apa langkah pertama yang harus diambil seseorang untuk meningkatkan kesadaran diri, terutama dalam hal cara menampilkan diri agar pengaruh dan kepemimpinan mereka lebih terasa?

                  • Albert Yosua
                    Participant
                    GamiPress Thumbnail
                    Image 12 replies
                    View Icon 7  views

                      Kak Amilia, ini benar-benar membuka perspektif! Seringkali kita menganggap kelemahan sebagai tanda kekurangan, padahal justru seringkali itu berakar pada kurangnya kesadaran diri. Seseorang bisa saja sangat kompeten, tetapi jika tidak bisa mengelola citra diri atau cara berinteraksi dengan orang lain, pengaruhnya bisa jadi terbatas. Itu yang sering kita lihat dalam dinamika tim dan kepemimpinan, kan? Kak Amilia sendiri, bagaimana cara Kakak membangun kesadaran diri agar bisa lebih efektif dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain?

                    • Albert Yosua
                      Participant
                      GamiPress Thumbnail
                      Image 12 replies
                      View Icon 7  views

                        Menurut Kak Amilia, apa tantangan terbesar yang biasanya dihadapi seseorang ketika mencoba tampil autentik di lingkungan yang penuh dengan norma atau ekspektasi tertentu? Bagaimana cara menghadapinya?

                      • Albert Yosua
                        Participant
                        GamiPress Thumbnail
                        Image 12 replies
                        View Icon 7  views

                          Kak Amilia, ini benar-benar pesan yang sangat powerful! Terkadang, kita terlalu fokus untuk bermain aman, takut akan risiko atau penilaian, padahal justru dengan tampil autentik kita bisa lebih dikenal dan dihargai, baik dalam karier maupun hubungan pribadi. Kontradiksi dalam diri, tawa yang tulus, dan suara yang jujur—semua itu membentuk diri kita yang sebenarnya. Kak Amilia sendiri, apa pengalaman atau momen tertentu yang membuat Kakak semakin yakin untuk tidak bermain aman dan lebih menjadi diri sendiri dalam karier?

                        • Albert Yosua
                          Participant
                          GamiPress Thumbnail
                          Image 12 replies
                          View Icon 7  views

                            Menurut Kak Amilia, bagaimana cara terbaik untuk mendorong tim agar lebih terbuka dan bisa menunjukkan keaslian mereka tanpa takut akan penilaian atau risiko di tempat kerja?

                          • Albert Yosua
                            Participant
                            GamiPress Thumbnail
                            Image 12 replies
                            View Icon 7  views

                              Terima kasih banyak, Kak Amilia, untuk pemikirannya yang sangat dalam! Saya setuju banget kalau keaslian itu adalah kunci utama dalam membangun hubungan yang baik di tempat kerja, serta membentuk warisan yang berkesan. Terkadang kita terjebak dalam tekanan untuk terlihat sempurna, padahal justru keberanian untuk menunjukkan sisi asli kita yang membuat kita lebih manusiawi dan diterima. Seperti yang Kak Amilia sebutkan, Dora punya ajaran yang sangat berharga tentang kepemimpinan sejati. Kak Amilia sendiri, apa pengalaman pribadi Kakak dalam menemukan keseimbangan antara keaslian dan profesionalisme di dunia kerja?

                            • Albert Yosua
                              Participant
                              GamiPress Thumbnail
                              Image 12 replies
                              View Icon 7  views

                                Saya tertarik, Kak Amilia, bagaimana cara Kakak mengatasi rasa takut atau keraguan saat harus mengambil langkah besar dalam karier? Apakah ada pengalaman tertentu yang menurut Kakak paling berkesan dalam menghadapi titik balik itu?

                              • Albert Yosua
                                Participant
                                GamiPress Thumbnail
                                Image 12 replies
                                View Icon 7  views

                                  Terima kasih banyak atas pembagian insightnya, Kak Amilia! Saya setuju banget kalau karier itu bukan perjalanan yang lurus, dan justru bab-bab sulit itu yang membantu kita tumbuh. Terkadang, kita cenderung ingin mengejar kesempurnaan, padahal setiap tantangan punya pelajaran yang penting. Gimana Kak Amilia melihat perubahan-perubahan besar dalam diri selama menghadapi bab-bab sulit tersebut?

                            Viewing 1 reply thread
                            • You must be logged in to reply to this topic.

                            Peringkat Top Contributor

                            1. #1
                              Lia
                              Points: 243
                            2. #2
                              Amilia Desi Marthasari
                              Points: 76
                            3. #3
                              Deni Dermawan
                              Points: 30
                            4. #4
                              Debbie Christie Ginting / Finance Team Lead
                              Points: 24
                            5. #5
                              Veronica Widyanti
                              Points: 23
                            Image

                            Bergabung & berbagi bersama kami

                            Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!