- This topic has 13 replies, 3 voices, and was last updated 3 days, 16 hours ago by
Amilia Desi Marthasari.
Apa yang Ada di Dalam Cangkirmu Saat Hidup Mengguncangmu?
October 9, 2025 at 12:42 pm-
-
Up::0
Bayangkan kamu sedang memegang secangkir kopi panas.
Tiba-tiba, seseorang tanpa sengaja menabrakmu, dan kopi itu tumpah ke mana-mana.Kenapa kamu menumpahkan kopi?
Kebanyakan orang akan menjawab, βKarena orang itu menabrak saya.β
Tapi sebenarnya, itu bukan alasan yang benar.Kamu menumpahkan kopi karena memang ada kopi di dalam cangkirmu.
Kalau yang ada di dalam cangkir itu teh, maka yang tumpah pun teh.Artinya begini:
Apa pun yang ada di dalam dirimu, itulah yang akan keluar ketika hidup mengguncangmu.Saat semuanya berjalan lancar, kita bisa dengan mudah terlihat baik, sabar, sopan, dan tenang.
Tapi ketika hidup βmenabrakβ kita lewat masalah, tekanan, atau orang yang menyebalkan barulah terlihat isi hati yang sebenarnya.Kalau di dalam dirimu ada kemarahan, maka ketika situasi menekan, yang keluar adalah kata-kata tajam dan emosi meledak.
Tapi kalau di dalam dirimu ada rasa syukur, maka meski kecewa atau disakiti, kamu tetap bisa berkata, βTidak apa-apa, saya belajar dari ini.βHidup ini seperti memberikan kita segelas minuman.
Kadang gelasnya berisi keberhasilan, kadang masalah, kadang tantangan besar.
Tapi isi di dalam gelasΒ itulah yang kamu tentukan sendiri setiap hari.Maka, tanyakan pada dirimu:
βKalau hidup mengguncangku, apa yang keluar dari diriku?β
Apakah yang keluar adalah sukacita, rasa syukur, damai, dan kerendahan hati?
Atau justru amarah, kepahitan, mental korban, dan keinginan menyerah?Contohnya, ketika kamu sedang lelah lalu ada orang memotong antreanmu di kasir.
Kalau isi cangkirmu adalah kesabaran, kamu mungkin hanya tersenyum dan mengalah.
Tapi kalau isi cangkirmu kemarahan, kamu mungkin langsung marah-marah.Atau saat kamu gagal dalam pekerjaan.
Kalau hatimu penuh percaya diri dan pengharapan, kamu akan bilang, βSaya akan coba lagi.β
Tapi kalau hatimu penuh keraguan dan ketakutan, kamu malah berhenti dan menyalahkan keadaan.Jadi, teman-teman, kalau hidup hari ini tiba-tiba mengguncang kita lewat masalah, tekanan, atau orang yang bikin emosi, kira-kira apa yang akan tumpah dari cangkir kita masing-masing?
Apakah kita akan menumpahkan kemarahan dan keluhan, atau justru ketenangan, rasa syukur, dan sikap dewasa?Coba renungkan sebentar: setiap hari tanpa sadar kita sedang βmenuangβ sesuatu ke dalam diri kitaΒ dari pikiran, kebiasaan, sampai cara kita merespons hal-hal kecil.
Pertanyaannya, apa yang sedang kita isi?
Karena suatu saat, ketika hidup menabrak lagi, hanya itulah yang akan keluar.Nah, aku ingin dengar pendapat kalian. Menurut kalian, bagaimana cara sederhana untuk mulai mengisi βcangkir diriβ kita dengan hal-hal yang positif?
Apa kebiasaan kecil yang bisa kita lakukan supaya saat diguncang kehidupan, yang keluar dari kita bukan racun, tapi ketenangan dan kebaikan?Jadi, ingatlah:
Hidup yang kamu jalani memang memberi cangkirnya, tapi kamu sendiri yang memilih apa isinya.
Kalau kamu ingin kedamaian dan kebahagiaan keluar darimu, maka isi hatimu setiap hari dengan hal-hal yang baik, dengan kasih, pengampunan, rasa syukur, dan iman. -
Hidup memang nggak selalu bisa kita kendalikan, tapi reaksi dan isi hati kita selalu bisa kita pilih. Kalimat ini mengajak kita untuk sadar bahwa kebahagiaan sejati bukan dicari, tapi dibangun dari dalam diri. Betul ????
-
Menurut Kak Amilia sendiri, apa sih kebiasaan kecil yang bisa membantu kita membentuk reaksi yang sehat dan isi hati yang positif, terutama saat sedang ada di situasi yang membuat emosi naik turun?
-
memang, βcangkir diriβ kita akan menumpahkan apa pun yang ada di dalamnya saat kehidupan mengguncangnya. Kalau yang ada di dalamnya adalah amarah, ketakutan, dan iri, maka itulah yang keluar. Tapi kalau isinya kedamaian, kasih, dan rasa syukur, maka hal-hal itulah yang akan mengalir ke luar.
Mulai pagi dengan kesadaran, bukan kebiasaan otomatis
Tulis tiga hal yang kamu syukuri
Kurangi berita negatif sebelum tidur.
Batasi media sosial yang memicu perbandingan.
Pilih bacaan dan tontonan yang memberi makna, bukan sekadar hiburan.Kita tidak bisa mengontrol badai yang datang, tapi kita bisa memastikan air di dalam cangkir tetap jernih
-
Hai Kak Amilia,
Aku setuju banget dengan kalimat Kakak bahwa hidup nggak selalu bisa kita kendalikan, tapi reaksi dan isi hati kita adalah pilihan kita sendiri. Rasanya ini jadi pengingat penting bahwa kita punya kuasa untuk membangun ketenangan dan kebahagiaan dari dalam, bahkan saat keadaan di luar sedang tidak ideal.
-
-
Setuju π― kebahagiaan bukan dicari ke luar, tapi dibangun dari dalam
-
Terima kasih sekali lagi untuk renungan yang begitu dalam ini, Kak Lia. Semoga kita semua bisa terus belajar memilih isi yang baik untuk cangkir kehidupan kita.
-
Aku jadi ingin bertanya ke Kak Lia: dari pengalaman Kakak sendiri, adakah momen di mana Kakak benar-benar merasakan hidup “menabrak” dengan keras, dan apa isi cangkir Kakak yang saat itu keluar? Dan bagaimana cara Kakak membentuk kebiasaan atau rutinitas untuk menjaga agar isi cangkir tetap penuh dengan hal-hal positif?
-
Namun, tentu ini proses yang nggak instan. Kadang, saat hari terasa berat, isi cangkirmu tetap bisa “keruh”, dan rasanya gampang banget kembali ke pola reaksi lama yang negatif. Tapi mungkin justru di situlah pentingnya konsistensi. Seperti merawat tanaman, hati pun perlu dirawat dan disirami dengan kebaikan secara rutin.
-
Salah satu cara yang aku coba sekarang untuk mengisi cangkir dengan hal baik adalah dengan menulis jurnal rasa syukur setiap malam. Walau sederhana, menuliskan tiga hal yang aku syukuri tiap hari perlahan membentuk pola pikir yang lebih positif. Selain itu, aku juga mulai membatasi konsumsi konten yang negatif, dan menggantinya dengan hal-hal yang menginspirasi atau menenangkan, seperti membaca buku rohani atau mendengarkan musik instrumental.
-
Membaca tulisan Kak Lia, aku jadi sadar bahwa reaksi kita saat “ditabrak kehidupan” adalah cerminan dari isi batin yang sebenarnya. Sama seperti cangkir tadi β yang tumpah itu bukan karena tabrakannya saja, tapi karena memang itulah isinya. Dalam konteks ini, penting banget untuk mulai memperhatikan apa yang setiap hari kita konsumsi secara mental dan emosional.
-
Kalau aku renungkan, aku seringkali kaget dengan respons diriku sendiri saat menghadapi situasi yang tak terduga. Kadang muncul amarah, kadang malah overthinking. Itu bikin aku sadar bahwa mungkin selama ini aku belum cukup mengisi diriku dengan hal-hal positif seperti kesabaran, pengendalian diri, atau rasa syukur.
-
Aku setuju banget bahwa isi cangkir kita bukan ditentukan oleh orang lain atau keadaan, tapi oleh apa yang kita pilih untuk tanamkan dalam hati dan pikiran setiap hari. Rasanya memang mudah untuk bersikap tenang saat semuanya lancar, tapi ujian yang sesungguhnya muncul ketika kita berada di bawah tekanan.
-
Terima kasih untuk analogi cangkir yang sangat menyentuh dan membuka wawasan. Saat membaca tulisan Kakak, aku benar-benar merasa seperti sedang diajak bercermin β bukan hanya pada respons saat masalah datang, tapi juga pada kebiasaan sehari-hari yang tanpa sadar membentuk “isi cangkir” diri kita.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 LiaPoints: 187
- #2 Amilia Desi MarthasariPoints: 123
- #3 Deni DermawanPoints: 30
- #4 Agus RusliPoints: 22
- #5 Alfan RozakPoints: 22
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- 7 Hari Perjalanan Kecil Menuju Versi Terbaikmu16 September 2025 | General
- Suara Rakyat, Antara Harapan dan Tantangan4 September 2025 | General
- Karyawan Teng-Go Pulang Tepat Waktu8 July 2025 | General