Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 15 replies, 3 voices, and was last updated 1 day, 8 hours ago by Amilia Desi Marthasari.

Bekerja di Era Digital

October 27, 2025 at 9:56 am
image
    • Lia
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 15 replies
      View Icon 3  views
        Up
        0
        ::

        Akhir pekan sering kali jadi momen refleksi bagi banyak profesional, waktu di mana kita menengok kembali minggu yang padat, tumpukan notifikasi, dan sederet meeting online yang seolah tak ada ujungnya. Teknologi, yang awalnya diharapkan membuat pekerjaan lebih efisien, kini justru membuat batas antara “waktu kerja” dan “waktu pribadi” semakin kabur.

         

        Kita bisa bekerja dari mana saja, kapan saja. Tapi ironisnya, justru itulah yang membuat kita seakan selalu bekerja. Email tengah malam, chat group kantor yang aktif bahkan di hari libur, hingga dorongan “harus selalu responsif” menjadi beban tak kasat mata yang jarang dibicarakan. Di satu sisi, digitalisasi membuka peluang produktivitas tanpa batas. Di sisi lain, muncul fenomena kelelahan digital – digital burnout.

         

        Sebagian orang merasa lebih produktif dengan sistem kerja fleksibel, bisa menyelesaikan tugas sambil menikmati kopi di rumah. Namun, sebagian lainnya merasa kehilangan makna sosial dari rutinitas kantor: obrolan ringan di pantry, ide spontan di ruang rapat, atau sekadar tawa bersama rekan kerja. Kita jadi lebih “terhubung”, tapi apakah benar-benar “berhubungan”?

         

        Lalu, bagaimana seharusnya kita menyeimbangkan produktivitas dan well-being di tengah arus digitalisasi kerja ini? Apakah perusahaan perlu mulai menetapkan “batas komunikasi” di luar jam kerja? Atau tanggung jawab itu ada pada individu untuk lebih tegas mengatur waktu dan energi?

         

        Mungkin ini saatnya kita berhenti mengukur produktivitas dari berapa banyak jam online, dan mulai menilai dari kualitas hasil, kreativitas, serta keseimbangan hidup.

         

        Bagaimana menurut kamu? Apakah digitalisasi benar-benar membuat kita lebih produktif  atau justru lebih sibuk dari sebelumnya?

      • Amilia Desi Marthasari
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Image 15 replies
        View Icon 3  views

          Saya setuju bahwa produktivitas seharusnya tidak diukur dari seberapa lama kita online, tetapi dari kualitas hasil dan keseimbangan hidup yang kita jaga.

          • Albert Yosua
            Participant
            GamiPress Thumbnail
            Image 15 replies
            View Icon 3  views

              Saya sepenuhnya setuju dengan pandangan Anda bahwa produktivitas bukanlah soal waktu yang dihabiskan di depan layar, melainkan tentang kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan seberapa baik kita bisa menjaga keseimbangan dalam hidup. Seringkali, banyak orang merasa terjebak dalam konsep “semakin lama bekerja, semakin produktif,” padahal sebenarnya hal itu bisa menyebabkan kelelahan dan bahkan menurunnya kualitas pekerjaan itu sendiri. Fokus pada hasil yang optimal, bukan sekadar kuantitas waktu, memang lebih penting.

            • Albert Yosua
              Participant
              GamiPress Thumbnail
              Image 15 replies
              View Icon 3  views

                Selain itu, bagaimana menurut Anda jika kita mulai meredefinisi produktivitas dalam konteks kesejahteraan pribadi? Misalnya, menganggap aktivitas yang mendukung kesehatan mental dan fisik juga sebagai bagian dari produktivitas. Aktivitas seperti olahraga, meditasi, atau bahkan waktu berkualitas dengan keluarga bisa mempengaruhi kinerja kita dalam pekerjaan. Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sebenarnya bisa meningkatkan efektivitas dalam jangka panjang.

              • Albert Yosua
                Participant
                GamiPress Thumbnail
                Image 15 replies
                View Icon 3  views

                  Pertanyaan berikutnya, bagaimana Anda menyarankan agar kita bisa mengukur kualitas hasil tanpa terlalu terikat pada waktu atau seberapa sering kita online? Apakah ada tips atau metode yang Anda rasa efektif untuk menjaga keseimbangan ini dalam kehidupan sehari-hari?

              • Amilia Desi Marthasari
                Participant
                GamiPress Thumbnail
                Image 15 replies
                View Icon 3  views

                  Perusahaan memang perlu mulai menetapkan budaya komunikasi yang sehat (misalnya, tidak ada chat kerja di luar jam kantor), tapi di saat yang sama, individu juga perlu belajar menegaskan batas dan prioritas diri.

                  • Albert Yosua
                    Participant
                    GamiPress Thumbnail
                    Image 15 replies
                    View Icon 3  views

                      Pernyataan Anda sangat relevan, terutama di era digital saat ini di mana batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi semakin kabur. Budaya komunikasi yang sehat di perusahaan memang sangat penting untuk mengurangi tekanan kerja yang berlebihan, seperti larangan chat kerja di luar jam kantor. Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan berkelanjutan, di mana karyawan merasa dihargai dan memiliki ruang untuk beristirahat. Namun, budaya tersebut juga harus diimbangi dengan kemampuan individu untuk menetapkan batasan pribadi mereka.

                    • Albert Yosua
                      Participant
                      GamiPress Thumbnail
                      Image 15 replies
                      View Icon 3  views

                        Menegaskan batasan diri, seperti tidak memeriksa email atau membalas pesan kerja setelah jam kerja, adalah langkah penting yang sering kali diabaikan. Banyak orang merasa terpaksa selalu terhubung atau merasa cemas jika tidak segera merespons pesan kerja, meskipun itu tidak mendesak. Padahal, untuk menjaga kesehatan mental dan fisik, penting bagi kita untuk benar-benar memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi. Bagaimana menurut Anda, apa tantangan terbesar yang dihadapi individu dalam menegakkan batasan ini?

                      • Albert Yosua
                        Participant
                        GamiPress Thumbnail
                        Image 15 replies
                        View Icon 3  views

                          Selain itu, apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk lebih mendukung karyawan dalam hal ini? Mungkin ada kebijakan atau pelatihan tertentu yang dapat membantu membentuk kebiasaan menegaskan batasan secara lebih efektif?

                      • Amilia Desi Marthasari
                        Participant
                        GamiPress Thumbnail
                        Image 15 replies
                        View Icon 3  views

                          Mungkin kuncinya ada pada digital mindfulness kesadaran untuk menggunakan teknologi, bukan dikuasai olehnya.
                          Karena pada akhirnya, yang kita butuhkan bukan hanya “kerja efisien”, tapi juga “hidup yang cukup tenang”.

                          BAGAIMANA MENURUTMU??

                          • Albert Yosua
                            Participant
                            GamiPress Thumbnail
                            Image 15 replies
                            View Icon 3  views

                              Saya sangat setuju dengan pendapat Anda tentang digital mindfulness. Teknologi seharusnya menjadi alat yang membantu kita, bukan yang mengendalikan hidup kita. Ketika kita mulai menggunakan teknologi secara sadar—misalnya, memanfaatkan fitur-fitur seperti mode tidak terganggu atau membatasi waktu penggunaan aplikasi—kita bisa merasa lebih terkontrol dan tidak terbawa arus tekanan yang ditimbulkan oleh notifikasi atau tuntutan pekerjaan yang selalu ada.

                            • Albert Yosua
                              Participant
                              GamiPress Thumbnail
                              Image 15 replies
                              View Icon 3  views

                                Lebih dari sekadar efisiensi kerja, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menciptakan hidup yang seimbang dan tenang. Di zaman serba cepat seperti sekarang, kita sering terjebak dalam pola pikir bahwa kita harus terus-menerus produktif dan selalu terhubung. Padahal, waktu untuk diri sendiri, untuk refleksi, atau bahkan sekadar bersantai tanpa gangguan teknologi, sangat penting untuk menjaga kualitas hidup dan kesejahteraan mental.

                              • Albert Yosua
                                Participant
                                GamiPress Thumbnail
                                Image 15 replies
                                View Icon 3  views

                                  Menurut saya, kunci untuk mencapai ini adalah dengan mengadopsi kebiasaan digital yang lebih mindful. Hal ini bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti menyusun jadwal tanpa gangguan untuk pekerjaan atau menetapkan “waktu offline” di mana kita benar-benar tidak mengecek perangkat digital. Dengan begitu, kita bisa menciptakan ruang bagi diri sendiri untuk merasa lebih tenang dan hadir sepenuhnya dalam momen-momen tertentu, bukan terjebak dalam kebiasaan multitasking yang justru bisa membuat kita merasa semakin tertekan.

                                • Amilia Desi Marthasari
                                  Participant
                                  GamiPress Thumbnail
                                  Image 15 replies
                                  View Icon 3  views

                                    Individu juga berperan besar.
                                    Kita perlu belajar self-management: tahu kapan harus “online” untuk fokus bekerja, dan kapan harus “offline” untuk memulihkan energi. Mengatur notifikasi, menetapkan jam tenang, atau sekadar berani berkata “cukup untuk hari ini” adalah bentuk tanggung jawab diri.

                                • Amilia Desi Marthasari
                                  Participant
                                  GamiPress Thumbnail
                                  Image 15 replies
                                  View Icon 3  views

                                    Menurut saya, menyeimbangkan produktivitas dan well-being di era digital bukan soal memilih antara kepentingan perusahaan atau individu, tapi tentang membangun kesadaran bersama.

                                    Perusahaan memang punya tanggung jawab menciptakan budaya kerja yang sehat.
                                    Mereka bisa mulai dengan menetapkan digital boundaries misalnya, tidak mengharuskan respons cepat di luar jam kerja, mengatur kebijakan notifikasi, atau memberikan ruang istirahat digital. Ketika organisasi menormalisasi keseimbangan, karyawan akan merasa lebih dihargai dan produktivitas justru meningkat secara berkelanjutan.

                                    • Amilia Desi Marthasari
                                      Participant
                                      GamiPress Thumbnail
                                      Image 15 replies
                                      View Icon 3  views

                                        Pada akhirnya, produktivitas sejati bukan diukur dari berapa lama kita terhubung, tapi seberapa besar nilai yang kita hasilkan — tanpa kehilangan keseimbangan hidup.
                                        Digitalisasi seharusnya membuat kita lebih efisien dan manusiawi, bukan sekadar lebih sibuk dari sebelumnya.

                                  Viewing 4 reply threads
                                  • You must be logged in to reply to this topic.
                                  Image

                                  Bergabung & berbagi bersama kami

                                  Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!