- This topic has 4 replies, 3 voices, and was last updated 1 month ago by
Albert Yosua.
“Gak Semua Bos Itu Leader! Ini 1 Sifat yang Bikin Kamu Layak Jadi Panutan”
June 19, 2025 at 8:58 am-
-
Up::1
Dalam dunia bisnis yang terus berubah cepat, satu hal tetap konstan: manusia hanya akan bergerak sepenuh hati jika mereka merasa dipimpin, bukan diperintah. Tapi sayangnya, masih banyak yang berpikir bahwa menjadi pemimpin cukup dengan punya jabatan. Padahal kenyataannya, tidak semua bos itu adalah leader.
Seorang leader bukan hanya soal memberi instruksi atau target, tapi tentang menginspirasi, mengarahkan, dan membentuk budaya kerja yang produktif dan penuh makna. Ada satu sifat yang menjadi pondasi kepemimpinan sejati—dan seringkali diabaikan: Kredibilitas.
“People buy into the leader before they buy into the vision.” — John C. Maxwell
Kredibilitas bukan hanya soal pintar ngomong atau punya pengalaman segudang. Ini adalah gabungan dari integritas, konsistensi, dan ketegasan dalam pengambilan keputusan. Ketika tim melihat bahwa kamu berjalan searah dengan nilai yang kamu suarakan, tidak plin-plan, dan selalu menyelesaikan apa yang kamu mulai, di situlah muncul rasa hormat dan kepercayaan yang otentik.
Lalu, bagaimana membangun kredibilitas dalam leadership?
Walk the talk – Jangan hanya pintar berbicara visi dan misi, tunjukkan melalui tindakan nyata setiap hari.
Transparansi dalam keputusan – Bukan berarti harus membocorkan segalanya, tapi berikan alasan yang masuk akal atas setiap langkah yang kamu ambil.
Responsif, bukan reaktif – Pemimpin sejati tahu kapan harus bertindak cepat dan kapan harus menenangkan tim.
Jujur saat salah, humble saat benar – Ini bukan tentang jadi sempurna, tapi jadi manusia yang bisa dipercaya.
Di era digital ini, leadership bukan lagi soal siapa yang lebih senior atau lebih tua, tapi siapa yang mampu menciptakan ruang tumbuh untuk timnya. Tim yang kuat terbentuk dari pemimpin yang berani memimpin dengan hati, bukan ego.
Jadi, kalau kamu ingin jadi leader yang benar-benar “dikenang” dan bukan cuma “ditakuti”, tanyakan pada dirimu setiap hari:
Apakah hari ini aku sudah layak dipercaya?
-
Setuju banget kalau kredibilitas memang jadi pondasi utama dalam kepemimpinan yang sejati. Seringkali orang menganggap bahwa menjadi pemimpin itu cukup dengan memiliki jabatan, padahal yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa memberikan contoh nyata dalam tindakan kita sehari-hari.
Saya juga setuju dengan konsep “Walk the talk”. Sebagai pemimpin, apa yang kita ucapkan harus konsisten dengan apa yang kita lakukan. Tim akan lebih menghormati dan percaya pada pemimpin yang bisa menunjukkan integritas dan konsistensi dalam setiap keputusan dan tindakannya.
Hal lain yang saya tangkap dari tulisan ini adalah pentingnya untuk selalu responsif namun tidak reaktif. Pemimpin yang baik tahu kapan harus mengambil keputusan cepat dan kapan harus memberi ruang bagi tim untuk beradaptasi. Ini yang sering kali hilang dalam banyak situasi, di mana pemimpin terjebak pada ego atau kecenderungan untuk segera bertindak tanpa mempertimbangkan dampaknya.
-
Suka banget tulisannya! Point soal kredibilitas itu ngena banget sih. Apalagi bagian “walk the talk” karena dari pengalaman aku, karyawan tuh bisa banget ngerasa siapa yang cuma ngomong dan siapa yang beneran jalanin. Di kerjaan sehari-hari, aku juga lebih nyaman kerja bareng leader yang konsisten dan terbuka, daripada yang cuma kasih perintah tanpa arah. Tulisan ini reminder banget buat semua yang pegang tanggung jawab. Keren, Faikar!
-
Terima kasih komentar positifnya kak Lia.. 😀
-
-
Terima kasih atas tulisannya, Mas Faikar. Topiknya sangat relevan, apalagi di era sekarang di mana struktur organisasi makin cair dan kepemimpinan bukan lagi soal jabatan, tapi pengaruh dan integritas.
Saya paling setuju dengan bagian “People buy into the leader before they buy into the vision.” Banyak pemimpin terlalu fokus memaksakan arah, tapi lupa membangun fondasi kepercayaan terlebih dahulu. Kredibilitas itu tidak dibangun dengan presentasi yang hebat, tapi lewat konsistensi sehari-hari, apalagi saat situasi sulit.
Sikap walk the talk dan humble saat benar, jujur saat salah menurut saya adalah kualitas yang justru paling langka, tapi sangat powerful. Kadang kita terlalu sibuk terlihat “tegas”, padahal yang dibutuhkan tim adalah “terpercaya”.
Pertanyaan untuk diskusi:
Dalam pengalamanmu, apa tantangan terbesar dalam menjaga kredibilitas sebagai pemimpin saat harus mengambil keputusan yang tidak populer?
Bagaimana caranya tetap tegas tanpa kehilangan empati di mata tim?
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 LiaPoints: 373
- #2 Albert YosuaPoints: 253
- #3 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 197
- #4 Amilia Desi MarthasariPoints: 54
- #5 Ida Bagus Darmawan SuardanaPoints: 54
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- 8 Kebiasaan Buruk yang Perlu Ditinggalkan24 July 2025 | General
- Karyawan Teng-Go Pulang Tepat Waktu8 July 2025 | General