- This topic has 3 replies, 3 voices, and was last updated 1 day, 17 hours ago by
Albert Yosua.
Gimana Caranya Tidak Sepakat Tanpa Merusak Hubungan?
April 29, 2025 at 9:09 am-
-
3 replies
29 views
Up::0Sebenarnya, perbedaan pendapat itu bukan masalah. Yang jadi masalah itu cara kita menyampaikannya.
Seringkali kita menghindari diskusi karena takut menyakiti perasaan orang lain atau membuat suasana jadi tegang. Padahal, perbedaan pendapat itu hal yang wajar dalam kehidupan, terutama di tempat kerja atau hubungan personal. Yang paling penting adalah bagaimana kita mengelola perbedaan tersebut supaya tetap produktif, terbuka, dan tidak merusak hubungan yang ada.
Nah, supaya kamu tetap bisa beda pendapat tanpa bikin suasana jadi panas atau awkward, ini beberapa kalimat yang bisa kamu pakai supaya obrolan tetap terbuka, profesional, dan saling menghargai:
“Boleh bantu jelasin gimana kamu sampai ke kesimpulan itu?”
Dengarkan dulu sampai tuntas. Tahan dulu keinginan buat langsung membantah. Cobalah untuk memahami perspektif orang lain sebelum mengutarakan pendapat kita. Dengan cara ini, kita menunjukkan bahwa kita menghargai apa yang mereka pikirkan dan bahwa kita ingin memahami proses berpikir mereka. Ini juga membantu membangun rasa saling percaya dalam diskusi.
“Aku ngelihatnya beda sih. Ini alasanku…”
Mulai dengan “Aku ngerti maksudmu” — ini ampuh banget buat meredakan ketegangan. Ketika kita bilang “aku ngerti maksudmu”, itu memberi sinyal bahwa kita sudah memahami pandangan mereka, tetapi kita juga punya perspektif yang berbeda. Kamu tawarkan sudut pandang lain, bukan maksa dia setuju. Dengan begitu, diskusinya tetap santai dan terbuka tanpa merasa ada yang disudutkan.
“Aku biasanya pakai pendekatan yang beda.”
Menunjukkan kamu punya pengalaman yang berbeda. Ini bisa membuka wawasan bahwa ada banyak cara untuk melihat suatu masalah. Memberi kesan kamu sudah pernah coba jalan lain, tetapi tetap terbuka untuk mencari cara baru bersama-sama. Ini menunjukkan bahwa kamu siap berkolaborasi, bukan hanya memaksakan cara yang kamu anggap benar.
“Gimana kalau kita cek datanya bareng-bareng?”
Fokus ke data dan fakta, bukan perasaan atau opini pribadi. Saat kita berbicara berdasarkan data yang objektif, diskusi jadi lebih terarah dan produktif. Data dan fakta bisa menjadi titik tengah yang mengurangi perbedaan pendapat yang dipicu oleh perasaan atau pandangan subjektif. Ajak mikir bareng, bukan saling debat kusir. Ini menciptakan suasana kolaboratif dan bukan kompetitif.
“Aku setuju soal [x], dan aku mau nambahin…”
Kamu nggak menolak pendapat dia, malah membangun dari situ. Misalnya, jika seseorang memberi saran atau ide, daripada mengatakan “itu salah,” kamu bisa mengatakan “Aku setuju dengan ide kamu tentang [x], dan aku ingin menambahkan [y].” Ini memberi ruang bagi diskusi yang lebih terbuka, membuat orang merasa dihargai dan ide mereka tidak diabaikan. Kolaborasi dan pengembangan ide lebih penting daripada mencari siapa yang benar.
“Coba kita pause dulu sebentar. Tujuan bersama kita apa, sih?”
Kalau mulai terasa tegang, ini trik buat menenangkan situasi. Ingatin lagi kenapa kalian diskusi dari awal: ada tujuan bersama. Dengan menghentikan sementara obrolan dan kembali fokus pada tujuan utama, ini membantu meredakan ketegangan dan ego masing-masing. Ini juga memudahkan untuk menyusun langkah berikutnya dengan lebih jelas dan terfokus.
“Bisa jadi kamu benar soal [x]. Cuma aku punya kekhawatiran soal…”
Kamu mengakui pendapat orang lain, sambil tetap menyampaikan concern kamu. Ini adalah cara yang lebih konstruktif dalam mengungkapkan ketidaksetujuan. Kamu mengakui bahwa ada kemungkinan mereka benar, tetapi tetap mengemukakan pandanganmu dengan jelas dan tanpa menyerang. Hal ini bisa membuka ruang untuk diskusi yang lebih mendalam dan saling mendukung.
Intinya: Nada bicara itu penting!
Saat berkomunikasi, nada bicara kita akan mempengaruhi bagaimana pesan kita diterima. Dalam konteks perbedaan pendapat, sangat penting untuk tetap menjaga nada bicara yang sopan, empatik, dan terbuka. Bawalah diskusi dengan empati, bukan emosi. Karena dalam kepemimpinan — dan juga dalam hidup — cara kita berbeda pendapat sering kali menentukan sampai mana kita bisa melangkah.
✨ Selalu pilih koneksi daripada konfrontasi.
Ketika kita memilih koneksi, kita lebih memprioritaskan hubungan dan kerja sama daripada hanya menang debat. Ini mengarah pada pembicaraan yang lebih produktif, meningkatkan pemahaman, dan meminimalkan konflik. Memilih koneksi juga berarti membangun saling pengertian dan rasa saling menghargai yang lebih dalam. Dalam jangka panjang, ini adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang sehat, baik itu di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi kita.
Dengan menggunakan pendekatan yang penuh empati dan keterbukaan ini, perbedaan pendapat yang biasanya menegangkan bisa menjadi kesempatan untuk belajar, berkembang, dan menemukan solusi yang lebih baik. Jadi, jangan takut berbeda pendapat, tapi pastikan cara menyampaikannya tetap mendukung hubungan yang positif dan saling menghargai.
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
3 replies
29 views
April 30, 2025 at 4:09 pmTerima kasih, Lia, tulisannya insightful banget 🙏 Kadang kita emang lupa bahwa cara menyampaikan pendapat bisa jauh lebih berdampak daripada isi pendapat itu sendiri. Aku suka banget bagian “coba kita pause dulu…”, karena sering kali kita terlalu fokus ‘menang’ sampai lupa tujuan awal diskusi. Reminder kayak gini penting banget, apalagi di lingkungan kerja yang dinamis. Makasih udah berbagi! 🌟
-
WIDDY FERDIANSYAH
ParticipantRockstar
4 Requirements
- Log in to website 25 times
- Reply to a topic 7 times
- Create a new topic 5 times
- Watch any video 2 times
3 replies
29 views
May 2, 2025 at 9:12 amWah kalau saya seandainya tidak sepakat lebih baik diam, dan menyampaikan pendapat jika terjadi sesuatu yang bukan atas ide atau masukan dari saya, maka jangan libatkan saya sebagai pengambil keputusan tersebut
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
3 replies
29 views
May 6, 2025 at 10:34 amMenarik banget perspektifnya, Mas Widdy 🙏 Saya paham banget posisi seperti itu bisa muncul dari pengalaman yang mungkin kurang menyenangkan saat berusaha menyampaikan pendapat, tapi nggak didengar atau malah disalahkan. Tapi menurut saya, justru saat kita punya pandangan berbeda, itulah momen penting untuk menyuarakannya — dengan cara yang baik, tentu saja. Supaya kita tetap terlibat dalam proses dan nggak merasa jadi “korban” keputusan yang kita sendiri nggak setuju.
Mungkin bukan soal setuju atau nggaknya, tapi lebih ke bagaimana caranya kita tetap bisa didengar dan ikut membentuk hasil akhir yang lebih matang dan inklusif.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 463
- #2 Linda ElianaPoints: 122
- #3 Faradila UtamiPoints: 98
- #4 Paramita AnjelinaPoints: 87
- #5 LiaPoints: 60
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax