Apakah anda mencari sesuatu?

Jika Kamu Memiliki Pasangan dengan NPD (Narcissistic Personality Disorder)”

November 6, 2025 at 9:47 am
image
    • Amilia Desi Marthasari
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 0 replies
      View Icon 1  views
        Up
        1
        ::

        Jika Kamu Memiliki Pasangan dengan NPD…
        Tidak ada yang memulai hubungan dengan mimpi bahwa suatu hari mereka akan mencintai seseorang yang tampak tak bisa benar-benar mencintai balik.
        Tidak ada yang menyangka cinta bisa terasa seperti berjalan di atas kaca indah sesaat, tetapi penuh luka yang tak terlihat.

        Namun banyak orang yang pernah atau sedang mengalaminya.

        Pasangan yang karismatik, cerdas, penuh pesona, perhatian…
        Sampai suatu hari, kamu sadar: semua itu seringkali bukan tentang kamu, melainkan tentang dirinya dan bagaimana dunia harus memujanya.

        Selamat datang di realita menjalin hubungan dengan seseorang yang punya kecenderungan Narcissistic Personality Disorder (NPD).

        Catatan: Ini bukan panduan diagnosis. NPD hanya bisa ditegakkan oleh profesional. Tulisan ini untukmu yang merasa terjebak dalam cinta yang melelahkan.

        Tahap Awal: The Idealization Phase
        Awalnya seperti mimpi.

        Dia melimpahimu dengan perhatian.
        Pujiannya deras, kasih sayangnya total.
        Rasanya kamu adalah pusat dunia.

        Ada istilah untuk fase ini: love-bombing.

        Kamu merasa:

        “Aku akhirnya menemukan seseorang yang berbeda.”
        “Dia benar-benar melihatku.”
        “Ini cinta yang tak biasa.”
        Dan ya, itu memang berbeda tapi nanti kamu sadar, bukan berbeda yang kamu butuhkan.

        Di fase ini, narsistik bisa tampak seperti:

        sangat memujimu
        menunjukkan sisi romantis intens
        menjadikanmu “sumber kebanggaan”
        memperlihatkan betapa kamu adalah hadiah bagi hidupnya
        Semua terasa sempurna… sampai tidak lagi.

        Fase Berikutnya: The Devaluation
        Di momen lain, kamu tiba-tiba bukan lagi bintang dalam ceritanya.

        Kamu mulai mendengar kalimat seperti:

        “Kamu terlalu sensitif.”
        “Kamu lebay.”
        “Aku begini karena kamu.”
        “Harusnya kamu bersyukur dapat aku.”
        Pelan-pelan kamu mulai meragukan dirimu sendiri.

        Gaslighting bisa terjadi:

        Kamu merasa salah meski kamu benar.
        Kamu mulai minta maaf atas hal yang bahkan tidak kamu lakukan.
        Kamu bertanya pada diri sendiri, “Apakah aku gila?”
        Cintamu berubah menjadi pertarungan mempertahankan versi dirimu yang dulu bahagia.

        Intermittent Reinforcement: “Kejut Manis – Kejut Sakit”
        Yang paling menyakitkan bukanlah sikap dinginnya.
        Yang paling menghancurkan adalah ketika tiba-tiba ia bisa manis kembali… untuk sesaat.

        Kamu berharap:
        “Dia kembali seperti dulu.
        Mungkin ini fase. Mungkin dia bisa berubah.”

        Siklusnya:

        memuji
        merendahkan
        memberi harapan
        menghukum emosional
        mengulang
        Dan kamu terjebak karena otak manusia terprogram untuk mengikat diri kuat pada sumber cinta yang inkonsisten.

        Itu bukan karena kamu lemah.
        Itu karena kamu manusia.

        Kurangnya Empati
        Ini bagian tersulit.

        Seseorang dengan NPD seringkali:

        sulit benar-benar memahami perasaanmu
        memandang emosi sebagai kelemahan
        hanya peduli jika sesuatu berdampak pada dirinya
        Kamu menangis → dia kesal
        Kamu terluka → dia merasa kamu drama
        Kamu ingin didengarkan → dia ingin dipuja

        Dan perlahan kamu belajar untuk:

        menahan air mata
        menyembunyikan sakit
        menekan dirimu sendiri demi kedamaian

        Bukan Semata-mata “Dia Jahat”
        NPD bukan tentang orang “buruk.”
        Ini tentang seseorang yang membangun dinding batin begitu tebal untuk melindungi harga dirinya yang rapuh.

        Di balik arogansi, sering ada ketakutan besar:

        takut tidak cukup hebat
        takut ditinggalkan
        takut terlihat lemah
        Tapi memahami bukan berarti menoleransi.
        Empati untuknya tidak boleh menghapus empati untuk dirimu sendiri.

        Ketika Kamu Mulai Kehilangan Dirimu
        Hubungan ini bisa mengubahmu.

        Tanda-tandanya:

        kamu selalu merasa salah
        kamu takut memicu kemarahan
        kamu mulai meragukan kemampuanmu, nilaimu
        kamu jarang merasa benar-benar nyaman
        kamu merasa sendirian meski ada pasangan
        Kamu menjadi kecil agar dia bisa merasa besar.

        Dan suatu hari kamu toleh ke cermin,
        bertanya pelan: “Di mana diriku yang dulu?”

        Apa yang Bisa Kamu Lakukan?
        Jika kamu merasa hidup dengan pasangan ber-NPD, berikut hal yang bisa membantu:

        1. Jaga Batasan (Boundaries)
        Bukan untuk menghukum, tapi untuk melindungi diri:

        “Aku tidak mau dibentak.”
        “Aku butuh waktu sendiri.”
        “Aku tidak akan menerima hinaan.”
        Boundaries bukan permintaan.
        Boundaries adalah keputusan.

        2. Kenali Red Flags Emosional
        Jika kamu terus merasa:

        bersalah
        lelah mental
        tidak dihargai
        Itu bukan cinta yang sehat.

        3. Bangun Kembali Dukungan Sosial
        NPD sering memisahkanmu dari orang lain.

        Kembali hubungi:

        sahabatmu
        keluargamu
        ruang amanmu
        Kamu butuh saksi untuk kisahmu.

        4. Rawat Harga Dirimu
        Mulai lakukan kembali hal yang kamu suka:

        baca buku
        olahraga
        journaling
        bertemu teman
        kembali pada hobi
        Kamu perlu kembali menjadi kamu.

        5. Cari Bantuan Profesional
        Terapi bukan tanda lemah.
        Itu tanda kamu ingin hidup lebih baik.

        Jika pasanganmu mau ikut terapi ,, bagus.
        Jika tidak, fokus pada kesehatanmu.

        Kapan Harus Pergi?
        Tidak ada jawaban universal.
        Cinta bukan matematika.

        Tetapi bila:

        kamu merasa tidak aman
        kamu kehilangan martabat
        kamu berhenti mengenal dirimu sendiri
        kamu selalu jadi “salah”
        Maka mungkin ini saatnya bertanya:

        “Jika aku harus hancur untuk mempertahankan hubungan ini,
        apa ini benar-benar cinta?”
        Kadang, keberanian terbesar bukan bertahan,
        melainkan melepaskan diri dari cinta yang tidak mampu mencintaimu kembali dengan sehat.

        Ingat:
        Kamu bukan sekadar pasangan.
        Kamu individu yang layak dihargai.

        Cinta tidak seharusnya membuatmu merasa kecil.
        Cinta tidak seharusnya membuatmu kehilangan suara.
        Cinta seharusnya membuatmu tumbuh, bukan hancur pelan-pelan.

        Dan jika kamu sedang melewati ini sekarang…
        ingin aku katakan pelan tapi tegas:

        Kamu berharga.
        Kamu layak dicintai tanpa syarat dan tanpa permainan kuasa.
        Kamu pantas memiliki kedamaian.

        Jika harus memilih antara mencintainya atau menemukan dirimu kembali,
        pilih dirimu.

        Karena pada akhirnya,
        tidak ada hubungan yang lebih penting daripada hubunganmu dengan dirimu sendiri.

        Jika kamu masih di sana: peluk dirimu. Kamu kuat.
        Jika kamu sedang mencoba keluar: kamu tidak sendirian.
        Jika kamu sudah keluar: kamu bebas  dan kamu layak bahagia lagi.

    Viewing 0 reply threads
    • You must be logged in to reply to this topic.
    Image

    Bergabung & berbagi bersama kami

    Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!