Apakah anda mencari sesuatu?

Membangun Sense of Ownership Karyawan

July 3, 2025 at 3:23 pm
image
    • Agus Salam
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 0 replies
      Image 2 views
        Up
        0
        ::

        Dalam dunia kerja yang kompetitif dan terus berubah, peran tanggung jawab pribadi menjadi semakin penting. Banyak karyawan yang menjalankan tugas hanya karena kewajiban, bukan karena rasa memiliki terhadap pekerjaan itu sendiri. Padahal, salah satu kunci utama dalam membangun kinerja yang luar biasa terletak pada sikap yang disebut sense of ownership—rasa memiliki yang mendalam terhadap pekerjaan, tim, dan organisasi.

        Sense of ownership bukan sekadar tentang menyelesaikan tugas, tetapi tentang bagaimana seseorang melihat pekerjaan itu sebagai bagian dari dirinya. Ketika seseorang memiliki rasa memiliki yang kuat, ia tidak lagi menunggu instruksi, tidak mudah menyalahkan orang lain ketika terjadi masalah, dan selalu berinisiatif untuk menemukan solusi. Ia menjaga kualitas kerja seolah-olah itu adalah usahanya sendiri, dan merasa bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan maupun kegagalan yang terjadi.

        “The best employees act like owners, not renters.”
        — Liz Ryan

        Orang-orang dengan sense of ownership biasanya menunjukkan ciri-ciri yang khas. Mereka tidak berkata, “Itu bukan bagian saya,” karena bagi mereka, keberhasilan tim adalah keberhasilan pribadi. Mereka aktif mengambil peran, bahkan di luar deskripsi tugasnya. Mereka merasa tidak nyaman jika pekerjaan terbengkalai atau hasilnya tidak maksimal. Mereka berani mengambil keputusan, dan pada saat yang sama siap menerima konsekuensi serta melakukan perbaikan jika dibutuhkan.

        Rasa memiliki dalam pekerjaan juga mendorong kinerja tim secara keseluruhan. Ketika satu individu memiliki ownership, ia menjadi penggerak yang bisa mempengaruhi rekan-rekannya. Tim menjadi lebih mandiri, lebih percaya diri, dan lebih cepat menyelesaikan tantangan. Sebaliknya, ketika tidak ada ownership, budaya saling lempar tanggung jawab akan terbentuk. Tidak ada yang merasa benar-benar bertanggung jawab, semua hanya ingin “menyelesaikan bagiannya”, dan kualitas kerja pun menurun.

        Untuk membangun sense of ownership, dimulai dari kesadaran pribadi. Seorang karyawan bisa melatihnya dari hal-hal sederhana seperti menjaga kerapihan area kerja, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tanpa harus diingatkan, atau memberikan ide perbaikan tanpa diminta. Semakin sering seseorang mengambil inisiatif dan mengerjakan tugas dengan niat “ini pekerjaanku, bukan sekadar tugasku”, maka rasa memiliki itu akan tumbuh kuat.

        Namun, sense of ownership tidak bisa hanya dibebankan kepada individu. Organisasi dan pimpinan pun memegang peran besar. Budaya kerja yang terbuka, komunikasi dua arah, dan pemberian ruang untuk berkembang adalah unsur penting dalam menumbuhkan rasa memiliki. Pemimpin perlu mempercayai timnya, memberi tanggung jawab yang nyata (bukan sekadar perintah), dan mengakui hasil kerja dengan jujur. Saat seseorang merasa dihargai dan dipercaya, ia akan lebih terdorong untuk bertanggung jawab dan berkontribusi sepenuh hati.

        “People support what they help create.”
        — Margaret Mead

        Dalam praktiknya, sense of ownership terbukti berdampak signifikan pada peningkatan performa. Sebuah studi kasus pada sebuah tim pemasaran digital menunjukkan bahwa setelah diberikan pelatihan dan pelibatan langsung dalam perencanaan strategi, kinerja tim meningkat drastis. Setiap anggota merasa proyek adalah milik mereka. Mereka memantau hasil kampanye bukan karena diperintah, tapi karena ingin tahu apakah usaha mereka membuahkan hasil. Mereka bangga saat hasilnya baik, dan bertanggung jawab penuh jika tidak sesuai harapan.

        Menutup pembahasan ini, membangun sense of ownership adalah proses yang membutuhkan keteladanan, konsistensi, dan komitmen bersama. Ia bukan sekadar metode manajemen, tapi fondasi budaya kerja yang kuat. Ketika seseorang bekerja dengan sepenuh hati dan menganggap pekerjaannya adalah cerminan dirinya, maka kinerja hebat bukan lagi target yang jauh, melainkan konsekuensi logis dari kerja yang dilakukan dengan kesadaran dan tanggung jawab.

        “Work becomes meaningful when you own the result, not just the effort.”
        — Simon Sinek

    Viewing 0 reply threads
    • You must be logged in to reply to this topic.
    Image

    Bergabung & berbagi bersama kami

    Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!