- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 1 day, 1 hour ago by
Amilia Desi Marthasari.
Tentang Jeda, Syukur, dan Bertumbuh: Filosofi Desember yang Sering Terlewat
December 15, 2025 at 5:47 pm-
-
Up::0
Ada sesuatu yang unik tentang Desember.
Ia selalu datang dengan dua perasaan sekaligus: lelah dan harap.Di satu sisi, kita kehabisan tenaga setelah berlari hampir setahun penuh.
Di sisi lain, kita dipaksa berharap — bahwa setelah ini, semuanya akan lebih baik.Namun, di tengah riuh resolusi, target, evaluasi, dan penutupan tahun, ada satu hal penting yang sering terlewat: makna Desember itu sendiri.
Padahal, Desember bukan hanya tentang akhir.
Ia adalah tentang jeda, syukur, dan pertumbuhan yang sunyi.1. Desember dan Jeda yang Tidak Pernah Kita Izinkan
Sepanjang tahun, kita terbiasa bergerak.
Bangun pagi, mengejar deadline, menumpuk tanggung jawab, memenuhi ekspektasi, lalu tidur dengan kepala penuh.Kita hidup dalam mode bertahan.
Dan ketika Desember datang, alih-alih melambat, kita justru mempercepat langkah:
menutup target
menyelesaikan laporan
memikirkan rencana tahun depan
membandingkan diri dengan pencapaian orang lain
Padahal Desember hadir sebagai undangan untuk berhenti sejenak.Jeda bukan kemalasan.
Jeda adalah ruang bernapas bagi jiwa yang kelelahan.Tanpa jeda, kita hanya berpindah dari satu kelelahan ke kelelahan berikutnya — dengan nama yang berbeda.
2. Mengapa Kita Takut Berhenti?
Banyak dari kita takut berhenti karena merasa:nanti tertinggal
nanti dianggap tidak produktif
nanti kehilangan momentum
nanti terlihat gagal
Kita lupa bahwa berhenti sebentar tidak sama dengan menyerah.Justru sebaliknya, jeda adalah bentuk kepedulian pada diri sendiri.
Ia memberi kita kesempatan untuk:
mendengar isi hati
memahami rasa lelah
menata ulang prioritas
menyadari apa yang sebenarnya penting
Desember mengajarkan:
Tidak semua hal harus dikejar. Beberapa cukup dipahami.3. Syukur yang Tidak Selalu Berisik
Ketika mendengar kata “syukur”, sering kali yang terbayang adalah keberhasilan besar:promosi
pencapaian
target tercapai
mimpi terwujud
Padahal syukur tidak selalu lahir dari hal besar.
Sering kali, ia justru tumbuh dari hal-hal kecil yang nyaris luput dari perhatian.Seperti:
kamu masih bertahan
kamu masih berusaha meski lelah
kamu bangkit lagi setelah kecewa
kamu belajar dari kegagalan
kamu tetap berjalan meski pelan
Tidak semua orang sampai Desember dengan kondisi utuh.
Ada yang sampai dengan luka.
Ada yang sampai dengan kehilangan.
Ada yang sampai dengan harapan yang tertunda.Dan justru di sanalah syukur menemukan bentuknya yang paling jujur:
bertahan, meski tidak sempurna.4. Belajar Bersyukur Tanpa Memaksa Bahagia
Syukur bukan berarti menolak rasa sedih.
Syukur bukan berarti berpura-pura semuanya baik-baik saja.Syukur adalah kemampuan untuk berkata:
“Aku capek, tapi aku masih di sini.”
“Aku gagal, tapi aku belajar.”
“Aku belum sampai, tapi aku tidak berhenti.”Kita tidak perlu memaksa diri bahagia di Desember.
Yang kita butuhkan hanyalah kejujuran pada diri sendiri.Bahwa tahun ini mungkin tidak sesuai rencana.
Bahwa ada hal yang belum tercapai.
Bahwa ada versi diri yang harus kita lepaskan.Dan itu tidak apa-apa.
5. Bertumbuh Tidak Selalu Terlihat Hebat
Kita sering membayangkan pertumbuhan sebagai sesuatu yang dramatis:perubahan besar
pencapaian signifikan
hidup yang naik level
Padahal, sebagian besar pertumbuhan terjadi secara diam-diam.Ia hadir ketika:
kamu belajar berkata “tidak”
kamu berhenti memaksakan diri
kamu memilih istirahat tanpa rasa bersalah
kamu memaafkan diri sendiri
kamu tidak lagi membandingkan perjalananmu dengan orang lain
Pertumbuhan tidak selalu terlihat dari luar.
Sering kali, ia hanya terasa di dalam — lebih tenang, lebih sadar, lebih jujur.Dan Desember adalah waktu terbaik untuk menyadari itu.
6. Filosofi Desember: Melepaskan Sebelum Melangkah
Sebelum kita sibuk menuliskan resolusi, ada satu pertanyaan penting yang sering kita lewati:
apa yang perlu dilepaskan?Karena tidak semua hal pantas dibawa ke tahun depan.
Mungkin:
ekspektasi yang terlalu berat
hubungan yang melelahkan
kebiasaan menyalahkan diri sendiri
standar hidup yang tidak manusiawi
rasa bersalah yang tidak lagi relevan
Desember mengajarkan bahwa pertumbuhan bukan hanya tentang menambah, tapi juga mengurangi.Mengurangi beban.
Mengurangi tuntutan.
Mengurangi hal-hal yang membuat kita lupa bernapas.7. Jeda Bukan Akhir, Tapi Persiapan
Banyak orang takut melambat karena mengira hidup akan tertinggal.Padahal, jeda adalah cara hidup memastikan kita tidak tersesat.
Seperti tanah yang perlu beristirahat sebelum ditanami kembali, manusia juga membutuhkan waktu untuk diam agar bisa tumbuh lebih kuat.
Desember bukan akhir dari segalanya.
Ia adalah ruang persiapan — secara mental, emosional, dan batin.Di sinilah kita:
berdamai dengan yang sudah terjadi
memaafkan yang tidak bisa diubah
menerima bahwa tidak semua rencana berhasil
menyadari bahwa kita tetap layak dihargai8. Tidak Apa-Apa Jika Tahun Ini Tidak Gemilang
Kita hidup di dunia yang memuja pencapaian.
Seolah hidup hanya layak dirayakan jika penuh kemenangan.Padahal ada tahun-tahun yang fungsinya bukan untuk bersinar, tapi bertahan.
Dan bertahan juga sebuah keberhasilan.
Jika tahun ini kamu:
tidak menyerah
tidak hancur sepenuhnya
masih mau mencoba lagi
masih mau berharap meski kecil
Itu sudah cukup.Tidak semua tahun harus hebat.
Beberapa tahun hanya perlu jujur.9. Menutup Tahun dengan Lembut
Kita tidak harus menutup tahun dengan daftar panjang resolusi.
Kadang, satu niat sederhana sudah cukup.Seperti:
ingin hidup lebih tenang
ingin lebih jujur pada diri sendiri
ingin lebih ramah pada hati yang lelah
ingin berjalan tanpa terlalu keras pada diri sendiri
Desember mengajarkan bahwa hidup tidak selalu tentang mempercepat langkah, tapi tentang menjaga diri agar tidak hancur di jalan.10. Penutup: Desember dan Hak Kita untuk Bernapas
Jika ada satu hal yang perlu kita ingat dari Desember, mungkin ini:Kita berhak berhenti sejenak.
Kita berhak bersyukur tanpa pembandingan.
Kita berhak bertumbuh tanpa tekanan.Hidup bukan lomba yang harus dimenangkan setiap tahun.
Ia adalah perjalanan panjang yang butuh jeda, kejujuran, dan penerimaan.Dan jika Desember ini kamu memilih untuk melambat,
itu bukan tanda kalah.Itu tanda kamu belajar mencintai diri sendiri dengan cara yang lebih dewasa.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1
Albert Yosua MatatulaPoints: 100 - #2 Edi GunawanPoints: 71
- #3 Agus DjulijantoPoints: 62
- #4 Debbie Christie Ginting / Finance Team LeadPoints: 47
- #5 WarsuwanPoints: 44
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- 7 Hari Perjalanan Kecil Menuju Versi Terbaikmu16 September 2025 | General
- Suara Rakyat, Antara Harapan dan Tantangan4 September 2025 | General
- Karyawan Teng-Go Pulang Tepat Waktu8 July 2025 | General