- This topic has 5 replies, 2 voices, and was last updated 2 days, 2 hours ago by
Amilia Desi Marthasari.
The Law of Attraction
October 20, 2025 at 9:24 am-
-
Up::1
The Law of Attraction: Kekuatan Pikiran yang Menarik Kehidupan yang Kita Pikirkan
Bayangkan pikiranmu seperti magnet. Setiap kali kamu memikirkan sesuatu,,, baik itu rasa syukur, kesedihan, harapan, atau ketakutan,,,kamu sedang memancarkan energi tertentu ke semesta. Energi itu kemudian menarik hal-hal yang sefrekuensi dengannya ke dalam hidupmu.
Inilah inti dari The Law of Attraction, atau Hukum Daya Tarik,,,sebuah konsep spiritual dan psikologis yang menyatakan bahwa “kita menarik apa yang kita pikirkan dan rasakan secara dominan.”Hukum ini bukan sekadar teori mistik, melainkan cara pandang hidup yang menekankan bahwa pikiran dan perasaan kita memiliki kekuatan mencipta realitas.
Namun, seperti halnya hukum gravitasi, hukum ini bekerja tanpa peduli apakah kita mempercayainya atau tidak. Ia netral, tapi hasilnya tergantung pada “frekuensi” yang kita pancarkan.1. Asal-usul dan Filosofi di Balik The Law of Attraction
Konsep The Law of Attraction bukanlah hal baru. Akar ide ini dapat ditemukan dalam berbagai tradisi filsafat dan spiritualitas kuno.
Dalam ajaran Buddha, ada konsep “Kita adalah hasil dari apa yang kita pikirkan.”
Dalam Alkitab, tertulis, “Sebagaimana seseorang berpikir dalam hatinya, demikianlah ia.”
Dalam filsafat Yunani kuno, Plato juga mengatakan bahwa dunia luar hanyalah cerminan dari dunia dalam pikiran kita.
Namun, istilah “Law of Attraction” mulai populer pada abad ke-19, terutama lewat tulisan William Walker Atkinson dan Charles Haanel, dua tokoh dari gerakan New Thought di Amerika.
Puncak popularitasnya terjadi pada tahun 2006, ketika film dokumenter dan buku “The Secret” karya Rhonda Byrne meledak di seluruh dunia. Buku itu menyebarkan pesan sederhana namun kuat:“Pikiranmu adalah magnet. Apa yang kamu pikirkan secara konsisten akan menjadi pengalaman hidupmu.”
2. Prinsip Dasar: Pikiran Adalah Energi
Hukum Daya Tarik berlandaskan pada satu keyakinan inti: segala sesuatu di alam semesta adalah energi.
Termasuk pikiran dan emosi kita.Fisikawan modern seperti Albert Einstein pernah mengatakan bahwa “segala sesuatu adalah energi dalam bentuk yang berbeda-beda.”
Dengan kata lain, ketika kita berpikir positif dan merasa penuh keyakinan, kita memancarkan frekuensi energi tinggi yang mampu menarik hal-hal dengan frekuensi serupa,,,seperti peluang, orang baik, atau pengalaman menyenangkan.Sebaliknya, ketika kita dipenuhi kecemasan, rasa takut, dan pikiran negatif, kita mengirim sinyal “frekuensi rendah”, yang akhirnya menarik situasi yang memperkuat rasa takut itu sendiri.
Inilah mengapa seseorang yang terus mengeluh sering kali mengalami lebih banyak hal yang bisa dikeluhkan, sementara orang yang bersyukur tampak selalu “beruntung”.3. Cara Kerja The Law of Attraction
Untuk memahami bagaimana hukum ini bekerja, kita bisa memecahnya menjadi tiga langkah utama yang populer dalam buku The Secret:
1. Ask (Meminta)
Langkah pertama adalah menentukan dengan jelas apa yang kamu inginkan.
Ini bukan sekadar berkata, “Aku ingin kaya,” tapi memvisualisasikan dengan detail,,,berapa penghasilan yang kamu inginkan, bagaimana perasaanmu saat mencapainya, dan apa makna kekayaan itu bagimu.
Ketika kamu “meminta” dengan jelas, kamu sedang menyiarkan sinyal energi yang spesifik ke semesta.2. Believe (Percaya)
Langkah kedua adalah percaya penuh bahwa apa yang kamu minta sedang menuju ke arahmu.
Ini adalah tahap terpenting karena banyak orang berhenti di sini. Mereka meminta sesuatu, tapi di dalam hati mereka masih ragu, “Ah, mana mungkin aku bisa?”
Rasa ragu, takut, dan cemas justru menjadi “energi tandingan” yang memblokir daya tarik itu.
Percaya berarti bertindak, berpikir, dan merasakan seolah-olah apa yang kamu inginkan sudah menjadi kenyataan.3. Receive (Menerima)
Tahap terakhir adalah membuka diri untuk menerima.
Ini berarti bersikap tenang, bersyukur, dan siap menyambut tanda-tanda kecil dari semesta.
Kadang jawaban tidak datang dalam bentuk langsung, melainkan lewat inspirasi, ide, atau kesempatan yang muncul secara tak terduga.
Saat kamu berada dalam “frekuensi penerimaan”, kamu akan lebih peka melihat peluang yang sebenarnya selalu ada di sekitarmu.4. Sains dan Skeptisisme: Antara Spiritual dan Psikologi
Walau terdengar magis, beberapa prinsip dari The Law of Attraction sebenarnya memiliki dasar psikologis.
Psikologi modern mengenal konsep “self-fulfilling prophecy” ,, ramalan yang menjadi kenyataan karena keyakinan seseorang memengaruhi tindakannya.Contoh sederhana:
Seseorang yang percaya dirinya mampu berbicara di depan umum akan tampil lebih percaya diri, berlatih lebih sungguh-sungguh, dan akhirnya memang berhasil.
Sebaliknya, orang yang meyakini dirinya tidak mampu, akan gugup, menghindar, dan akhirnya gagal,,memperkuat keyakinan negatifnya.
Dengan kata lain, pikiran menciptakan tindakan, dan tindakan menciptakan hasil.
Selain itu, neurosains juga menjelaskan peran Reticular Activating System (RAS), bagian otak yang bertugas menyaring informasi sesuai fokus kita.
Ketika kamu fokus pada hal-hal positif atau tujuan tertentu, RAS akan lebih peka menemukan peluang yang relevan.
Misalnya, ketika kamu berencana membeli mobil merah, tiba-tiba kamu merasa mobil merah ada di mana-mana — padahal sebenarnya tidak bertambah, hanya kesadaranmu yang meningkat.Inilah bukti ilmiah bahwa apa yang kamu fokuskan akan “tampak lebih sering” dalam hidupmu.
5. Kesalahan Umum dalam Menerapkan The Law of Attraction
Meskipun konsepnya sederhana, banyak orang merasa The Law of Attraction “tidak bekerja”.
Bukan karena hukum ini salah, melainkan karena cara penerapannya keliru.Beberapa kesalahan umum antara lain:
1. Hanya berpikir tanpa bertindak
Membayangkan hidup kaya tapi tidak melakukan langkah nyata untuk mencapainya adalah bentuk pelarian, bukan penciptaan.
Hukum Daya Tarik bekerja bersama tindakan, bukan menggantikannya.
Energi pikiran membuka jalan, tetapi tindakanlah yang membuat jalan itu nyata.2. Terlalu fokus pada kekurangan
Ketika seseorang berkata, “Aku tidak mau miskin lagi,” fokusnya tetap pada kemiskinan.
Hukum ini tidak mengenal kata “tidak mau”; ia hanya merespons getaran yang dominan.
Maka, ubahlah fokus menjadi “Aku menarik keberlimpahan finansial.”3. Tidak selaras antara pikiran dan perasaan
Kadang seseorang berpikir positif, tapi di dalam hati masih penuh keraguan dan ketakutan.
Energi sejati berasal dari perasaan, bukan sekadar kata-kata.
Jika pikiranmu mengatakan “Aku bisa,” tapi hatimu berkata “Aku takut gagal,” maka semesta akan merespons getaran ketakutan itu.6. Cara Praktis Menghidupkan The Law of Attraction dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk benar-benar merasakan kekuatan hukum ini, dibutuhkan latihan mental yang konsisten.
Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan:1. Latihan syukur setiap hari
Tulislah tiga hal yang kamu syukuri setiap pagi.
Rasa syukur meningkatkan frekuensi energi positif dan membuka pintu lebih banyak hal untuk disyukuri.2. Visualisasi dengan emosi
Luangkan waktu 5–10 menit setiap hari untuk membayangkan kehidupan yang kamu inginkan.
Bayangkan dengan detail: suasana, aroma, suara, dan perasaan yang muncul.
Semakin nyata emosinya, semakin kuat energinya.3. Gunakan afirmasi positif
Ucapkan kalimat seperti:
“Aku layak mendapatkan kehidupan yang indah.”
“Aku menarik peluang terbaik setiap hari.”
Afirmasi bukan mantra ajaib, tapi alat untuk melatih pikiran bawah sadar agar berpihak pada tujuanmu.4. Jaga lingkungan energi
Energi kita mudah terpengaruh oleh lingkungan.
Berada di sekitar orang yang pesimis atau sering mengeluh bisa menurunkan frekuensi kita.
Sebaliknya, lingkungan yang positif mempercepat proses manifestasi.5. Lepaskan dan percaya
Setelah berusaha dan berdoa, lepaskan hasilnya.
Jangan memaksa waktu atau cara semesta bekerja.
Kadang hal yang kamu minta tidak datang dalam bentuk yang kamu bayangkan,,,tapi dalam bentuk yang lebih baik.7. Kritik dan Batas Keseimbangan
Tentu saja, The Law of Attraction bukan tanpa kritik.
Sebagian orang menilai hukum ini terlalu “ajaib” dan mengabaikan realitas sosial, ekonomi, dan sistem yang memengaruhi kehidupan seseorang.Memang benar, tidak semua hal bisa dikontrol dengan pikiran saja.
Seseorang yang hidup dalam kemiskinan struktural tidak akan tiba-tiba kaya hanya karena berpikir positif.
Namun, berpikir positif bisa menumbuhkan mental bertumbuh (growth mindset),yang mendorong seseorang mencari peluang, belajar hal baru, dan berani mencoba, yang pada akhirnya benar-benar bisa mengubah hidupnya.Jadi, alih-alih menolak konsep ini mentah-mentah, kita bisa melihatnya sebagai alat kesadaran diri.
Hukum Daya Tarik bukan berarti “semesta adalah pelayan pribadi kita,” melainkan ajakan untuk sadar bahwa kualitas pikiran menentukan kualitas hidup.Pada akhirnya, The Law of Attraction bukan tentang “memanipulasi semesta,” tapi tentang menyelaraskan diri dengan getaran kehidupan yang ingin kita ciptakan.
Ketika kita berpikir, berbicara, dan bertindak dengan energi cinta, syukur, dan keyakinan, maka semesta akan merespons dengan pantulan serupa.Kehidupan yang kita alami hari ini adalah hasil dari pikiran dan perasaan yang kita pelihara di masa lalu.
Dan kehidupan yang akan datang sedang kita ciptakan..saat ini juga… melalui pikiran yang kita pilih hari ini.Jadi, jika kamu ingin mengubah realitasmu, mulailah dari dalam.
Ubah fokusmu, ubah perasaanmu, dan dunia luar perlahan akan mengikuti.Karena seperti kata pepatah lama: “Apa yang kamu pikirkan, itulah yang kamu jadi.”
-
Penutupnya juga dalam banget — bahwa hidup yang akan datang sedang kita bentuk lewat pikiran hari ini. 🌞 Kadang kita sibuk mengubah dunia luar, padahal kuncinya ada di dalam diri. Terima kasih, K’Amilia, sudah mengingatkan bahwa kekuatan terbesar manusia adalah kesadaran atas pikirannya sendiri. 🙏✨
-
Dan yang paling menohok: “Law of Attraction bekerja bersama tindakan, bukan menggantikannya.” 💯 Banyak orang kecewa karena hanya memvisualisasikan tanpa langkah nyata. Padahal semesta sering menolong lewat ide, peluang, dan keberanian kita mengambil keputusan kecil setiap hari.
-
Bagian “pikiran adalah energi” itu benar-benar membuka perspektif. Kadang kita tidak sadar, keluhan kecil sehari-hari pun bisa menarik energi serupa. Sejak mulai belajar bersyukur, aku ngerasa hidup memang jadi lebih ringan — bukan karena masalah hilang, tapi karena sudut pandangnya berubah.
-
Luar biasa penjelasannya, K’Amilia 🌿. Banyak orang hanya tahu Law of Attraction dari sisi “minta dan dapat”, tapi jarang yang paham bahwa semuanya bermula dari frekuensi batin. Pikiran positif saja tidak cukup — hati dan tindakan harus ikut selaras.
-
terima kasih kak lia atas tangggapannya,,,
pikiran positif akan selalau membawa hal yang positif juga demikian pula sebaliknya
-
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1
LiaPoints: 243 - #2
Amilia Desi MarthasariPoints: 76 - #3 Deni DermawanPoints: 30
- #4 Debbie Christie Ginting / Finance Team LeadPoints: 24
- #5 Veronica WidyantiPoints: 23
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- 7 Hari Perjalanan Kecil Menuju Versi Terbaikmu16 September 2025 | General
- Suara Rakyat, Antara Harapan dan Tantangan4 September 2025 | General
- Karyawan Teng-Go Pulang Tepat Waktu8 July 2025 | General