Home / Topics / Finance & Tax / Perpektif Nilai Uang Masing-masing orang berbeda-beda
- This topic has 2 replies, 3 voices, and was last updated 3 weeks, 6 days ago by
Lia.
Perpektif Nilai Uang Masing-masing orang berbeda-beda
March 20, 2025 at 8:44 am-
-
2 replies
Up::0Emosi lebih kuat dari uang
Pernah dengar sales asuransi atau properti ngomong gini:
“Ini gak seberapa pak, coba kalau dibagi 30, uang yg bapak keluarkan bahkan lbh murah drpd secangkir kopi setabrak”
Jujur saya merasa ini adalah cara jualan yg tdk smart. Celakanya, banyak sales yg mempraktekan teknik ini. Uang memang punya nilai mutlak, tapi saat manusia memakai uangnya, maka nilai emosional jauh lbh berharga drpd nilai mutlak uang tsb. Itulah sebabnya kenapa sebagian org membeli baju baru saat terima THR, sementara yg lain membeli tiket pesawat untuk mudik atau jalan2 & yg lainnya malahan ditabung atau dikasih ortu. Apa perbedaannya?
Saat anda membandingkan uang yg harus dikeluarkan oleh seseorang saat ingin membeli asuransi atau rumah dgn uang yg biasanya dikeluarkan untuk ngopi2 atau nonton film, maka anda telah menafikan peran emosional seseorang terhadap uang yg dimilikinya. Begini sederhananya, saat membeli kopi, uang yg anda habiskan langsung memberikan manfaat kesegaran atau kenikmatan kopi, begitupun saat anda membeli tiket nonton atau mobil. Kedua hal itu bisa anda nikmati secara langsung.
Sedangkan produk seperti asuransi, properti, kesehatan, kursus, training dll adalah produk yg kenikmatannya tdk bisa dirasakan secara langsung. Kita sebutnya kenikmatan yang tertunda. Asuransi bisa dinikmati saat ada hal2 yang tidak kita inginkan terjadi, hasil training bisa dilihat saat kita menerapkannya sehari hari & biasanya hasil penerapan tersebut tidak akan langsung positif. Rumah yang kita beli juga harus kita dekor dulu, hiasi dulu baru benar2 bisa kita nikmati
Setiap barang atas jasa yang kita beli mengandung unsur emosional tertentu yang nilainya tidak bisa mengikuti ukuran mutlak nilai uang. Uang 1 juta yang dihabiskan untuk makan bersama keluarga di resto mewah tentu tidak sama apabila dihabiskan untuk servis mobil. Uang 10 ribu yang diterima oleh seorang pengamen mungkin saja merupakan makan siangnya, tapi hanya jadi uang parkir untuk kita di minimarket
Nilai uang ditangan manusia bukannlah nilai nominalnya, tapi nilai emosionalnya yang jauh lebih berharga. Jadi stop pakai cara-cara membandingkan harga produk yang anda jual dengan pengeluaran uang dengan nominal yang sama untuk hal-hal lainnya
Salesman yang keren seharusnya meyakinkan customer atau prospeknya dengan cara-cara yang lebih akurat seperti berbicara tentang ROI atau benefit-benefit yang relevan daripada harus melakukan perbandingan yang tidak apple to apple seperti itu
Tulisan oleh Rambo Marly Colondam
#1 B2B Sales Trainer in Indonesia -
Albert Yosua
ParticipantLegend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
2 replies
March 20, 2025 at 9:08 amSetuju sekali! Memang benar, setiap orang memiliki perspektif yang berbeda terhadap nilai uang. Terkadang, emosi dan kepuasan pribadi jauh lebih bernilai daripada sekadar angka nominal. Pembelian barang atau jasa tidak selalu tentang uang yang dibayar, tetapi juga tentang apa yang bisa dirasakan atau dicapai setelahnya.
Mengenai teknik penjualan yang disebutkan, saya setuju bahwa pendekatan seperti itu bisa jadi kurang efektif. Setiap orang memandang pengeluaran dengan cara yang berbeda, dan kenikmatan yang tertunda seperti asuransi atau properti memang tidak langsung terasa, meski pada akhirnya bisa memberikan manfaat besar. Fokus pada ROI dan manfaat jangka panjang tentu akan lebih membantu prospek memahami nilai dari produk yang ditawarkan.
Intinya, mengenali nilai emosional yang terlibat dalam setiap transaksi adalah hal yang sangat penting dalam penjualan.
-
Lia
ParticipantLegend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
2 replies
March 21, 2025 at 10:35 amNarasinya keren banget loh mas Widdy, kayak ngasih tamparan halus buat yang suka jualan asal-asalan. Intinya, gak cuma soal angka, tapi apa arti uang itu buat setiap orang. Jadi, daripada jualan pake gaya “murah kok, cuma segelas kopi doang,” mending pake pendekatan yang lebih nyentuh dan relevan. Salesman kece harus bisa bikin prospeknya ngerasa produk itu worth it, gak cuma soal harga tapi juga manfaatnya. Cakep banget deh pesannya! 💯
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 Albert YosuaPoints: 222
- #2 LiaPoints: 96
- #3 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 67
- #4 Linda ElianaPoints: 29
- #5 Debbie Christie Ginting / Finance Team LeadPoints: 28
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax