Home / Topics / Marketing & Sales / Produkmu Itu Dijual Kepada Siapa sih Sebenarnya?
- This topic has 5 replies, 2 voices, and was last updated 10 hours, 22 minutes ago by
Albert Yosua.
Produkmu Itu Dijual Kepada Siapa sih Sebenarnya?
May 31, 2025 at 5:43 pm-
-
5 replies
25 views
Up::1Banyak yang bilang ketika ditanya seputar produk, “Eh target Market mu itu siapa?” dan akan dijawab “Target Market saya adalah semua Orang, jadi akan semakin banyak yang beli”. Banyak banget kan jawaban seperti ini? Padahal Seth Godin dan juga Philip Kotler sering banget bilang Prinsip dasar Marketing, -Bapaknya para Marketer-, “If you try to sell to everyone, you’ll end up selling to no one.” yang artinya “Jika kamu menjual ke semua orang, berarti kamu tidak menjual ke siapa pun”.
Dari statement para Mastah dunia ini kita bisa tarik kesimpulan bahwa dari jutaan market yang ada diluar sana, produk harus punya market spesifik untuk memenuhi demand di kategori tertentu. Baik itu bisa dari segi umur, demografi, habit, minat dan sebagainya. Semakin spesifik semakin bagus untuk kegiatan Marketing.
Pengalaman kami adalah test market menggunakan Meta Ads sebelum menentukan Buyer Persona dari produk kami. Kami memang bergerak dari Produk dulu, bukan dari Market dulu. Selanjutnya kita akan mengklasifikasikan Temperatur Marketnya yaitu: TOFU, MOFU, BOFU.
TOFU atau Top of Funnel adalah market yang COLD, mereka tidak tau siapa kita, tidak tau kalau mereka punya masalah dan tugasnya kita sebagai Marketer adalah mengenalkan branda dan menyadarkan mereka punya masalah yang terkait produk yang akan kita jual.
Kemudian MOFU atau Middle of Funnel adalah Market yang WARM, mereka sudah tau siapa kita dan mereka sadar bahwa mereka punya masalah serta berusaha untuk mencari solusinya, di area ini biasanya market sudah mulai tanya-tanya ke WA, kepo terkait brand kita. Tugas dari marketer adalah meyakinkan mereka bahwa benar, hanya brand kita lah solusi dari permasalahannya mereka.
Yang terakhir adalah BOFU atau Bottom of Funnel adalah market yang HOT, yang sudah mau transfer atau bayar cuman masih sering ke tahan, akhirnya belum closing-closing. Tugas marketer adalah Hard Selling, mengingatkan atau Checkout Reminder.
Nah itulah Market Temperatur yang selalu menjadi acuan tim Marketing kami untuk mencapai tujuan akhir, yaitu Closing dan capai target. Ketika sudah menemukan Fit Market, kemudian mengklasifikasinnya secara detail maka tim yang bertanggung jawab di TOFU (Adevertiser), MOFU (Sales) dan BOFU (Sales) akan punya sistem baku untuk mengalirkan Customer Journey kepada Closing. Mulailah dari mengenal audiensmu, karena di sanalah semua strategi marketing yang sukses bermula.
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
5 replies
25 views
June 2, 2025 at 8:44 amInsight soal pentingnya mengenali siapa sebenarnya target market kita memang seringkali diremehkan, apalagi oleh pelaku bisnis yang masih di tahap awal. Banyak yang masih berpikir “semakin luas pasar, semakin besar peluang”, padahal malah bisa jadi jebakan karena pesan marketingnya jadi nggak nyambung ke siapa pun.
Penjelasan tentang Market Temperature (TOFU, MOFU, BOFU) juga sangat berguna! Saya pribadi setuju banget kalau strategi komunikasi dan pendekatan harus disesuaikan dengan posisi audiens dalam funnel. Sering kali kita terlalu cepat “jualan” ke audiens yang masih dingin, padahal mereka belum merasa butuh — akhirnya malah drop interest.
Saya juga tertarik dengan pendekatan Mas Faisal yang produk dulu baru market testing via Meta Ads. Ini cocok banget untuk produk yang sifatnya eksploratif atau belum ada benchmark kuatnya. Tapi memang risikonya, fase validasi bisa makan waktu dan budget kalau tidak diarahkan dengan segmentasi yang jelas sejak awal.
Saya jadi kepikiran — dalam proses menentukan Buyer Persona lewat Meta Ads itu, apakah Mas Faisal dan tim lebih mengandalkan data dari interest targeting atau juga combine dengan behavior (misalnya interaksi konten atau kunjungan ke landing page)?
-
Untuk Buyer Persona, kami lebih besar prosentase nya di behavior yang berinteraksi degan konten atau leads yang sudah masuk ke WA.
Tapi untuk soon to be targeting (Scale-up Target Market) kami tetap mengandalkan interest targeting dari Meta Ads, karena FGD kita hanya Asumsi saja tanpa data yang perlu di validasi lebih lanjut dengan running Meta Ads selama 7 hari. Terlebih lagi kami tidak punya benchmark, bener apa yang dikatakan Kak Albert Yosua.
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
5 replies
25 views
June 2, 2025 at 11:56 pmMenarik sekali pendekatan yang Mas Faisal dan tim gunakan dalam menggabungkan data behavior dengan interest targeting. Memang rasanya saat ini, behavior-based targeting punya potensi lebih akurat karena berbasis pada aksi nyata user, bukan hanya asumsi preferensi mereka.
Setuju juga soal pentingnya validasi asumsi FGD lewat real data dari Meta Ads. Insight ini penting banget buat pelaku usaha yang sering terlalu percaya diri sama “feeling” atau asumsi awal tanpa mau diuji secara objektif di lapangan.
Saya penasaran juga nih — setelah dapet data dari behavior-based dan interest-based targeting, apakah Mas Faisal punya semacam sistem atau indikator tertentu untuk menentukan apakah satu segment itu layak dijadikan primary persona (misalnya dari rasio conversion, CTR, atau tingkat engagement tertentu)?
Atau mungkin ada fase evaluasi mingguan/bulanan untuk ngecek apakah targeting yang sedang dijalankan masih relevan atau perlu di-adjust?
-
Indikator utama untuk segment yang layak di jadiin primary persona buat kami adalah CTR. Semakin besar Rasio nya, berarti semakin tertarik pasar tersebut.
Tinggal kami cari angle nya untuk pasar tersebut sebanyak mungkin di Creative Copy nya. Dites lagi mana yang winning.
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
5 replies
25 views
June 4, 2025 at 12:52 amMemang CTR jadi indikator yang powerful banget buat lihat seberapa nyambungnya iklan kita sama target pasar.
Setuju juga, penting banget terus eksplorasi angle dan creative copy biar bisa nyari “winning formula” yang paling pas. Kadang dari percobaan kecil bisa dapat insight besar soal perilaku audience yang kadang gak terduga.
Kalau boleh nambah, saya juga sering pakai evaluasi mingguan buat lihat tren CTR dan engagement, terus adjust targeting atau pesan iklan kalau mulai menurun. Penting banget buat fleksibel karena perilaku audiens itu dinamis.
Kalau Kak Faisal biasanya pakai tools atau metode khusus gak buat analisis CTR dan performa creative? Atau lebih pakai feel dari data yang muncul di dashboard saja?
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 556
- #2 LiaPoints: 272
- #3 QubeelPoints: 134
- #4 Davin KhertadinataPoints: 132
- #5 Linda ElianaPoints: 95
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax