Apakah anda mencari sesuatu?

10 PENYAKIT MENTAL MANUSIA

December 18, 2025 at 4:25 pm
image
    • KASPAR PURBA
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 14 replies
      View Icon 5  views
        Up
        1
        ::

        Siapa kah yang punya salah satu penyakit mental ini, hayoo ngakuu..

        berikut ini penjelasannya, check it out..

        1. MENYALAHKAN ORANG LAIN

        Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang
        lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang
        yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet ? Selalu “siapa”
        Bukan “apa” penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu “apa”
        sebabnya, bukan “siapa”. Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain,
        itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi
        dan jas.

        Kekanak-kanakan. Kenapa ?
        Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh,”
        Adik tuh yang salah”, atau ” mbak tuh yang salah”. Anda pakai celana monyet
        aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu
        akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

         

        2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

        Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda
        dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya ? Kalau anda bilang
        tidak pernah, berarti anda bohong. “Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya
        jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia
        S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk,
        pasti nggak bisa deh”. Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di
        dalam mental diri sehingga bisa mencapai “improper guilty feeling”.

        Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang
        “Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb”. Penyakit ini pelan-pelan bisa
        membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering
        membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga
        keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih
        yang kita tidak punya.

         

        3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA

        Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas.
        Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target
        jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis.
        Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang
        nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci
        lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang: “Nah tuh ada
        kelinci, kejar aja”. Dia kejar itu kelinci, wesss…., kelinci lari lebih
        kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak
        dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar.
        Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.
        “Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu
        paling kencang”.
        “Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun
        aja sih”.
        Kalau “GOAL” kita hanya untuk “FUN”, isi waktu aja, ya hasilnya cuma
        terengah-engah saja.

         

        4. MEMPUNYAI “GOAL”, TAPI NGAWUR MENCAPAINYA

        Biasanya dialami oleh orang yang tidak “teachable”. Goalnya salah, fokus
        kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah.
        Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena
        pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan
        mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja
        ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya :
        Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.

         

        5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT

        Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak
        membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak
        mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun
        matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis
        Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000
        kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai
        sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda
        disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh?
        Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan kodrat.

         

        6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI

        Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai
        kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan
        kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya cuma
        ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya
        lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah
        nyungsep iya. Iya kan ?

         

        7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL

        Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak
        dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen
        yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh,
        apalagi mengabaikan orang kecil.

         

        8. TERLALU CEPAT MENYERAH

        Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan
        yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah.
        Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah
        repot sekali.

         

        9. BAYANG BAYANG MASA LALU

        Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ?
        Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita,
        minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi
        kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik
        lagi ke penyakit nomer-3.
        Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan
        dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang
        sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa
        hidup itu maju terus. “Waktu” itu maju kan ?.
        Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?
        Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh,
        pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori
        negatif yang menghalangi kesuksesan.

         

        10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU

        Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita
        kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana
        lagi. Sudah puas dengan sukses kecil tersebut.
        Napoleon pernah menyatakan: “Saat yang paling berbahaya datang bersama
        dengan kemenangan yang besar”.
        Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan.
        Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak
        sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong,
        terus takabur.

        Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita. Kesempatan terbuka lebar
        untuk siapa saja yang ingin maju.

        Motivation of the day :
        Action may not always bring success, but there is no success without action.
        “Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan keberhasilan/ sukses, tetapi tidak ada keberhasilan dan sukses TANPA usaha dan tindakan.”

        (Greg Phillips – Benjamin Disraeli).

      • Lia
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Image 14 replies
        View Icon 5  views

          Penutupnya mengingatkan bahwa kunci perubahan selalu ada pada tindakan. Tidak semua usaha langsung berhasil, tapi berhenti berusaha sudah pasti gagal. Tulisan ini layak dibaca ulang, bukan hanya dipahami, tapi dipraktikkan.

        • Lia
          Participant
          GamiPress Thumbnail
          Image 14 replies
          View Icon 5  views

            Bagian soal goal benar-benar menampar. Sibuk bukan berarti bergerak ke arah yang benar. Tanpa tujuan yang jelas dan proses yang benar, energi hanya habis untuk berlari di tempat.

          • Lia
            Participant
            GamiPress Thumbnail
            Image 14 replies
            View Icon 5  views

              Poin tentang menyalahkan orang lain dan menyalahkan diri sendiri sangat kuat. Dua-duanya sama-sama menjauhkan kita dari solusi, karena fokusnya bukan pada sebab dan perbaikan, tapi pada pelarian mental.

            • Albert Yosua Matatula
              Participant
              GamiPress Thumbnail
              Image 14 replies
              View Icon 5  views

                Terakhir, saya pribadi tersentuh dengan pembahasan bayang-bayang masa lalu. Kegagalan memang seharusnya menjadi bahan evaluasi, bukan penghalang untuk melangkah. Kalimat bahwa hidup dan waktu selalu bergerak maju menjadi pengingat yang kuat.

              • Albert Yosua Matatula
                Participant
                GamiPress Thumbnail
                Image 14 replies
                View Icon 5  views

                  Sekali lagi terima kasih atas motivasi dan pengingatnya, Kak. Semoga sharing seperti ini terus hadir dan menjadi bahan refleksi bagi kita semua untuk terus memperbaiki diri dan tidak berhenti bertumbuh.

                • Albert Yosua Matatula
                  Participant
                  GamiPress Thumbnail
                  Image 14 replies
                  View Icon 5  views

                    Saya juga tertarik dengan poin mengenai mengabaikan hal-hal kecil. Dalam praktik sehari-hari, justru konsistensi pada hal sederhana seperti disiplin waktu, komitmen pada tanggung jawab, dan sikap menghargai orang lain sering menjadi pembeda antara orang yang bertumbuh dan yang stagnan. Hal kecil yang dilakukan terus-menerus ternyata membentuk karakter dan kredibilitas jangka panjang.

                  • Albert Yosua Matatula
                    Participant
                    GamiPress Thumbnail
                    Image 14 replies
                    View Icon 5  views

                      Selain itu, pesan tentang tidak terlalu cepat menyerah menurut saya sangat relevan, khususnya bagi yang sedang berada di fase awal karier atau masa transisi. Banyak orang berhenti bukan karena tidak mampu, tetapi karena belum memberi waktu pada prosesnya sendiri. Pesan ini menjadi pengingat bahwa bertahan dan terus belajar sering kali sama pentingnya dengan memulai langkah pertama.

                    • Albert Yosua Matatula
                      Participant
                      GamiPress Thumbnail
                      Image 14 replies
                      View Icon 5  views

                        Secara keseluruhan, materi yang Kak Kaspar sampaikan menjadi pengingat bahwa tantangan terbesar sering kali bukan berasal dari luar, melainkan dari pola pikir kita sendiri. Dengan menyadari jebakan-jebakan mental tersebut, saya rasa kita memiliki kesempatan lebih besar untuk memperbaiki arah, memperkuat mental, dan menjalani proses pertumbuhan dengan lebih sadar dan bertanggung jawab.

                      • Albert Yosua Matatula
                        Participant
                        GamiPress Thumbnail
                        Image 14 replies
                        View Icon 5  views

                          Saya berharap diskusi seperti ini tidak berhenti hanya sebagai bahan bacaan atau motivasi sesaat, tetapi benar-benar mendorong kita untuk melakukan evaluasi diri secara jujur dan berkelanjutan. Dengan begitu, setiap poin yang dibagikan tidak hanya menjadi teori, melainkan bisa diterapkan dalam tindakan nyata, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

                        • Albert Yosua Matatula
                          Participant
                          GamiPress Thumbnail
                          Image 14 replies
                          View Icon 5  views

                            Bagian tentang jalan pintas dan kesuksesan semu juga menarik. Banyak orang terjebak pada hasil instan atau merasa cukup dengan pencapaian kecil, lalu berhenti bertumbuh. Padahal, seperti yang disampaikan, kesuksesan sejati selalu melibatkan proses yang konsisten dan berkelanjutan.

                          • Albert Yosua Matatula
                            Participant
                            GamiPress Thumbnail
                            Image 14 replies
                            View Icon 5  views

                              Saya juga sepakat dengan penekanan Kak Kaspar mengenai pentingnya goal yang jelas dan proses yang benar. Di dunia kerja, kita sering terlihat sibuk, tetapi sebenarnya belum tentu bergerak ke arah yang tepat. Analogi tentang goal “fun” versus goal “survive” menurut saya sangat menggambarkan perbedaan antara aktivitas dan produktivitas.

                            • Albert Yosua Matatula
                              Participant
                              GamiPress Thumbnail
                              Image 14 replies
                              View Icon 5  views

                                Menurut saya, poin tentang menyalahkan diri sendiri secara berlebihan sangat relevan dengan kondisi banyak orang saat ini. Bukan sekadar introspeksi sehat, tetapi sudah sampai pada tahap merasa tidak mampu sebelum mencoba. Padahal, sering kali keterbatasan yang kita rasakan lebih bersumber dari pola pikir, bukan dari kemampuan yang sebenarnya.

                              • Albert Yosua Matatula
                                Participant
                                GamiPress Thumbnail
                                Image 14 replies
                                View Icon 5  views

                                  Terima kasih Kak Kaspar Purba atas sharing materinya, sangat membuka perspektif dan cukup “kena” jika direnungkan lebih dalam. Dari sepuluh poin yang disampaikan, saya merasa banyak di antaranya yang tanpa sadar pernah saya alami sendiri, terutama terkait pola menyalahkan diri sendiri dan bayang-bayang kegagalan masa lalu.

                                • Lia
                                  Participant
                                  GamiPress Thumbnail
                                  Image 14 replies
                                  View Icon 5  views

                                    Tulisan ini seperti cermin yang jujur—kadang menyakitkan, tapi menyadarkan. Banyak dari “penyakit mental” ini sebenarnya sering kita anggap wajar, padahal diam-diam menghambat pertumbuhan diri.

                                Viewing 14 reply threads
                                • You must be logged in to reply to this topic.
                                Image

                                Bergabung & berbagi bersama kami

                                Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!