Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 5 replies, 4 voices, and was last updated 1 week, 1 day ago by Albert Yosua.

5 Filosofi Jepang untuk Jadi Pemimpin yang Tenang Tapi Tangguh

May 22, 2025 at 10:39 am
image
    • Lia
      Participant

      Legend

      4 Requirements

      1. Log in to website 50 times
      2. Reply to a topic 50 times (Optional)
      3. Watch any video 10 times (Optional)
      4. Create a new topic 20 times
      GamiPress Thumbnail
      Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
      Image 5 replies
      Image 29 views
        Up
        0
        ::

        Ingin jadi pemimpin yang lebih tenang, jelas dalam mengambil keputusan, dan tetap terkendali walaupun jadwal padat dan pekerjaan menumpuk?

        Kuncinya bukan bekerja lebih keras, tapi menggunakan sistem yang membuat semuanya lebih sederhana.

        Lima prinsip dari filosofi Jepang ini bisa membantu kamu memimpin dengan lebih fokus, niat, dan hasil yang nyata:

        1. Kaizen – Perbaiki 1% Setiap Hari
        Kaizen artinya perbaikan kecil yang konsisten. Dalam kepemimpinan, kamu nggak perlu langsung mengubah segalanya sekaligus.
        Mulailah dari satu proses kecil yang sering terjadi – misalnya cara kamu memimpin rapat, membalas email, atau memberi arahan tim.
        Coba perbaiki satu langkah saja hari ini. Lakukan lagi besok. Lama-lama, ini membentuk kebiasaan dan hasil besar.

        🟦 Contoh:
        Kalau setiap hari kamu perbaiki sedikit cara komunikasi, dalam sebulan kamu jadi pemimpin yang jauh lebih efektif.

        2. Ikigai – Pimpin dari Titik yang Penuh Makna
        Ikigai adalah kombinasi antara apa yang kamu sukai, apa yang kamu kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa dihargai.
        Sebagai pemimpin, ini tentang mencari apa yang bikin kamu semangat sekaligus berdampak besar.
        Lalu perlahan atur kembali tanggung jawab atau aktivitas harianmu supaya lebih selaras dengan ikigai itu.

        🟦 Tanya diri sendiri:
        “Apa hal yang membuatku paling hidup dan juga membantu tim atau bisnis tumbuh?”
        Fokus ke situ, energi dan hasil akan mengikuti.

        3. Shoshin – Pikiran Pemula, Bukan Ego Ahli
        Shoshin artinya punya “pikiran pemula” – meski kamu sudah ahli atau berpengalaman.
        Kadang, makin lama kita memimpin, makin kita merasa “sudah tahu semuanya.”
        Padahal, hal-hal yang kita anggap biasa bisa menyimpan potensi perbaikan besar kalau kita kembali melihatnya dengan rasa ingin tahu.

        🟦 Coba lakukan:
        Lihat kembali cara kamu memimpin tim, atau project mingguanmu.
        Tanya: “Apa yang terakhir kali aku pertanyakan di sini? Apa yang bisa aku ubah kalau aku baru mulai?”

        4. Metode 5S – Ruang Rapi, Fokus Tajam
        5S adalah sistem Jepang untuk mengatur ruang kerja agar lebih efisien.
        Tapi bukan cuma soal bersih-bersih meja – ini soal menciptakan lingkungan kerja (fisik & digital) yang membantu kamu berpikir jernih.

        Langkah-langkah 5S:

        Sortir – Buang yang nggak penting

        Susun – Atur agar mudah dicari

        Sapu – Bersihkan dan rawat

        Standarisasi – Buat sistem

        Simpan – Jaga konsistensi

        🟦 Coba mulai dari:
        Bersihkan file komputer, jadwal meeting, atau to-do list yang terlalu panjang.
        Saat ruang kerja rapi, pikiranmu juga ikut rapi.

        5. Shuhari – Pahami Tahap Belajarmu
        Shuhari adalah filosofi dalam belajar dan penguasaan.
        Cocok banget untuk pemimpin yang ingin terus berkembang.

        Shu (Ikuti): Pelajari aturan dari mentor, buku, sistem yang sudah terbukti

        Ha (Modifikasi): Mulai bereksperimen dengan cara sendiri

        Ri (Bebas): Jadi otentik, menciptakan gaya kepemimpinanmu sendiri

        🟦 Refleksi:
        Lagi ada di tahap mana kamu sekarang?
        Jangan terburu-buru loncat ke “Ri” kalau “Shu”-nya belum dikuasai. Tapi juga jangan takut melangkah kalau kamu sudah siap menciptakan cara baru yang lebih baik.

        Kelima prinsip ini bukan sekadar tips cepat atau trik manajemen, tapi merupakan cara berpikir dan bertindak yang bisa membantu kamu mengambil keputusan dengan lebih tenang, fokus, dan bijak—terutama di tengah tekanan dan kesibukan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip seperti perbaikan kecil yang konsisten (Kaizen), bekerja dari hal yang bermakna (Ikigai), membuka diri pada sudut pandang baru (Shoshin), menciptakan ruang kerja yang rapi dan jelas (5S), serta memahami tahap perkembangan diri sebagai pemimpin (Shuhari), kamu bisa memimpin dengan lebih sadar, terarah, dan berdampak besar dalam jangka panjang.

        Alatnya sederhana.
        Tapi dampaknya besar.

        Dari kelima prinsip ini, mana yang paling ingin kamu coba minggu ini?

      • Albert Yosua
        Participant

        Legend

        4 Requirements

        1. Log in to website 50 times
        2. Reply to a topic 50 times (Optional)
        3. Watch any video 10 times (Optional)
        4. Create a new topic 20 times
        GamiPress Thumbnail
        Achievement Thumbnail
        Image 5 replies
        Image 29 views

          Kelima filosofi Jepang ini benar-benar membuka cara pandang baru soal kepemimpinan—nggak melulu tentang “kerja lebih keras”, tapi tentang bagaimana kita bisa bekerja lebih bijak dan penuh kesadaran.

          Yang paling resonan buat saya adalah Shoshin – pikiran pemula. Kadang tanpa sadar, pengalaman bikin kita terlalu cepat menyimpulkan atau merasa “sudah tahu jawabannya”. Padahal, tantangan dan tim kita terus berubah. Rasa ingin tahu dan kerendahan hati justru bisa membuka solusi baru yang sebelumnya nggak kita lihat.

          Selain itu, Kaizen juga relevan banget di dunia kerja yang serba cepat. Fokus ke perbaikan kecil setiap hari terasa lebih realistis dan sustainable dibanding langsung memaksakan perubahan besar yang malah bikin burnout.

          Saya jadi tertarik untuk minggu ini mulai dari menerapkan prinsip 5S ke workspace digital saya—mulai dari email, folder kerja, sampai to-do list yang sering numpuk. Karena memang, pikiran jernih sering kali dimulai dari lingkungan yang tertata.

        • Edi Gunawan
          Participant

          Piooner

          4 Requirements

          • Log in to website 10 times
          • Reply to a topic 3 times
          • Create a new topic 1 time
          • Watch any video 1 time (Optional)
          GamiPress Thumbnail
          Image 5 replies
          Image 29 views

            Ternyata banyak sekali filosofi jepang yang bermanfaat dan bisa digunakan dalam dunia kerja ini,

          • Albert Yosua
            Participant

            Legend

            4 Requirements

            1. Log in to website 50 times
            2. Reply to a topic 50 times (Optional)
            3. Watch any video 10 times (Optional)
            4. Create a new topic 20 times
            GamiPress Thumbnail
            Achievement Thumbnail
            Image 5 replies
            Image 29 views

              Benar, Edi. Saya juga semakin sadar bahwa filosofi Jepang ini bukan cuma cocok buat dunia kerja, tapi juga bisa diterapkan ke kehidupan pribadi.

              Misalnya prinsip Ikigai—kalau kita bisa menemukan titik temu antara apa yang kita cintai, apa yang kita kuasai, dan apa yang dibutuhkan orang lain, maka kerja bukan lagi beban, tapi jadi bentuk kontribusi yang bermakna. Itu bisa jadi kompas yang sangat kuat, apalagi saat kita sedang di persimpangan atau merasa kehilangan arah.

              Saya juga ingin tambahkan satu hal menarik dari Shuhari. Kadang kita terlalu cepat ingin jadi “unik” atau “beda” dalam gaya memimpin, padahal belum benar-benar menyerap pondasi dasarnya. Prinsip Shuhari justru mengingatkan untuk rendah hati dalam proses belajar—bahwa ada waktunya kita meniru, lalu mengevaluasi, baru akhirnya menemukan suara kita sendiri. Ini sangat menenangkan, karena kita jadi sadar bahwa berkembang itu bertahap, bukan instan.

              Dan ya, seperti kata Lia: “Alatnya sederhana. Dampaknya besar.”

              Saya jadi makin yakin bahwa kepemimpinan bukan soal jadi yang paling pintar, tapi soal terus belajar jadi versi terbaik dari diri kita—sedikit demi sedikit, tapi konsisten.

            • Rizki Ardi
              Participant

              Legend

              4 Requirements

              1. Log in to website 50 times
              2. Reply to a topic 50 times (Optional)
              3. Watch any video 10 times (Optional)
              4. Create a new topic 20 times
              GamiPress Thumbnail
              Achievement Thumbnail
              Image 5 replies
              Image 29 views

                Dari kelima filosofi diatas, yang paling ngena menurut saya adalah Ikigai. Karena Ikigai lebih menekankan kepada why. Dan menurut saya why adalah landasan, pondasi dari apa yang kita lakukan sehari-hari.

              • Albert Yosua
                Participant

                Legend

                4 Requirements

                1. Log in to website 50 times
                2. Reply to a topic 50 times (Optional)
                3. Watch any video 10 times (Optional)
                4. Create a new topic 20 times
                GamiPress Thumbnail
                Achievement Thumbnail
                Image 5 replies
                Image 29 views

                  saya setuju banget bahwa “why” adalah fondasi yang krusial.

                  Sering kali kita terlalu fokus ke “apa” dan “bagaimana”, sampai lupa untuk berhenti sejenak dan bertanya, “kenapa saya melakukan ini semua?” Dan ketika why-nya kuat, kita nggak mudah goyah, bahkan di tengah tekanan atau ketidakpastian.

              Viewing 5 reply threads
              • You must be logged in to reply to this topic.
              Image

              Bergabung & berbagi bersama kami

              Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!