Home / Topics / Finance & Tax / Akselerasi Pendapatan Negara Dorong APBN April 2025 Surplus Rp 4,3 Triliun
- This topic has 3 replies, 2 voices, and was last updated 1 month, 3 weeks ago by
Lia.
Akselerasi Pendapatan Negara Dorong APBN April 2025 Surplus Rp 4,3 Triliun
May 30, 2025 at 10:17 am-
-
Up::0
(Jakarta) Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir April 2025 mencatatkan surplus sebesar Rp 4,3 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pencapaian ini didorong oleh akselerasi pendapatan negara, terutama dari sektor pajak dan kepabeanan yang mengalami pertumbuhan signifikan, bahkan melebihi realisasi belanja negara.
Per 30 April 2025, pendapatan negara tercatat sebesar Rp 810,5 triliun atau 27 % dari target APBN tahun ini. Sementara itu, realisasi belanja negara baru mencapai Rp 806,2 triliun atau setara 22,3 % dari pagu anggaran. Surplus anggaran tersebut setara dengan 0,02 % dari produk domestik bruto (PDB) nasional.
Rincian pendapatan negara berasal dari beberapa sektor utama, yakni penerimaan pajak sebesar Rp 557,1 triliun, penerimaan dari bea cukai sebesar Rp 100 triliun, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp 153,3 triliun. Akselerasi penerimaan ini dinilai cukup menggembirakan dan menjadi sinyal positif bagi kestabilan fiskal Indonesia. “Di sini terlihat bahwa sudah terjadi akselerasi dari Pendapatan Negara terutama untuk pajak bea cukai mengikuti ritme yang cukup baik,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang dikutip pada Senin (26/05).
Di sisi belanja, pemerintah telah mengalokasikan Rp 806,2 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 546,8 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 259,4 triliun. Jika dibandingkan dengan total pagu belanja negara sebesar Rp 3.621,3 triliun, maka realisasi belanja masih berada pada kisaran 20-22 %.
Sri Mulyani menambahkan bahwa surplus pada April ini menjadi pembalikan tren dibandingkan tiga bulan pertama tahun 2025 yang mencatat defisit. Saat itu, penerimaan pajak sempat tertekan akibat restitusi dan penyesuaian tarif efektif. Kini, akselerasi pendapatan mulai mendahului kecepatan belanja negara, menciptakan ruang fiskal yang lebih sehat.
-
Kinerja APBN hingga akhir April 2025 menunjukkan tren positif dengan mencatatkan surplus sebesar Rp 4,3 triliun, yang mencerminkan pengelolaan fiskal yang solid. Peningkatan pendapatan negara, khususnya dari sektor pajak dan bea cukai, menunjukkan adanya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan. Dengan pendapatan mencapai 27% dari target tahunan, sementara belanja masih di angka 22,3%, pemerintah berhasil menciptakan ruang fiskal yang lebih sehat. Hal ini menjadi pembalikan arah dari defisit yang terjadi pada kuartal sebelumnya dan menunjukkan bahwa strategi pemulihan pendapatan yang dilakukan mulai menunjukkan hasil.
Dengan kinerja positif ini, pemerintah diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan dan menggunakan ruang fiskal yang tersedia untuk mendukung program prioritas nasional secara berkelanjutan -
Setuju, Lia. Surplus ini memang jadi indikator awal yang menggembirakan — apalagi setelah kuartal sebelumnya sempat defisit akibat tekanan restitusi dan penyesuaian tarif.
Tapi menurutku, kunci selanjutnya adalah bagaimana pemerintah memanfaatkan momentum ini secara strategis. Karena surplus di awal tahun belum tentu menjamin keseimbangan akhir tahun, terutama jika belanja belum optimal diserap. Banyak belanja modal dan program prioritas biasanya baru ngegas di semester kedua.
Kita juga perlu melihat kualitas dari belanja yang akan menyusul. Apakah betul-betul mendukung pertumbuhan jangka panjang, atau justru hanya terserap lewat belanja rutin yang kurang produktif?
Dari sisi penerimaan, capaian 27% memang impresif, tapi sustainability-nya juga penting. Apakah kenaikan ini ditopang oleh basis ekonomi yang makin kuat atau lebih karena intensifikasi jangka pendek?
Kalau momentum fiskal ini bisa dikawal dengan transparansi dan akuntabilitas, saya optimis APBN 2025 bisa jadi fondasi yang kuat menuju transisi ekonomi pasca-pandemi dan menuju Indonesia Emas 2045.
-
🔥 Insight-nya tajam banget, Albert! Setuju soal pentingnya kualitas belanja, bukan cuma besarannya. Kadang angka serapan tinggi nggak selalu sebanding dengan dampak nyatanya ke masyarakat.
Dan soal sustainability penerimaan pajak, itu juga jadi PR besar-nya jangan sampai kenaikan sekarang cuma efek sementara dari insentif atau pengetatan sesaat.
Semoga belanja semester dua nanti bisa benar-benar tepat sasaran dan mendukung transformasi struktural jangka panjang. Biar APBN bukan cuma sehat di atas kertas, tapi juga berdampak ke akar. 🌱
Kalau kamu lihat dari sektor-sektor yang dominan nyumbang penerimaan saat ini, menurutmu mana yang paling rawan fluktuasi dalam jangka pendek?
-
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 LiaPoints: 373
- #2 Albert YosuaPoints: 253
- #3 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 197
- #4 Amilia Desi MarthasariPoints: 54
- #5 Ida Bagus Darmawan SuardanaPoints: 54
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- 8 Kebiasaan Buruk yang Perlu Ditinggalkan24 July 2025 | General
- Karyawan Teng-Go Pulang Tepat Waktu8 July 2025 | General