Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 3 weeks ago by Rizki Ardi.

Filosofi “The Driver, The Car, and The Route” Dalam Menyusun Rencana Tahunan

November 25, 2024 at 11:04 am
image
    • Rizki Ardi
      Participant

      Legend

      5 Requirements

      1. Log in to website 50 times
      2. Reply to a topic 50 times (Optional)
      3. Watch any video 10 times (Optional)
      4. Create a new topic 20 times
      5. Reply to a topic 10 times
      GamiPress Thumbnail
      Image 0 replies
        Up
        0
        ::

        Di bagian ke tiga tulisan ini waktunya saya menyampaikan filosofi ‘The Car’ yaitu yang diwakili oleh Perusahaan. Kalau sebelumnya ‘The Driver’ diwakili oleh Owner. Kamu tahu apa bedanya the driver and the car, bedanya the owner and the company? Ya, yang satu adalah benda hidup, yang satu adalah benda mati. Yang satu menggerakkan, yang satu digerakkan. Yang satu adalah subjek, yang satu adalah objek.

        Owner adalah pihak yang menggerakkan dan menjadi subjek dalam bisnis, ia yang menyetir, menentukan kemana arah perusahaan melalui visi, misi, dan nilai yang ia tanamkan di perusahaan. Perusahaan adalah objek yang digerakkan, direncanakan, diarahkan. Perusahaan, sebagaimana mobil, ia adalah benda mati. Ia punya potensi hanya jika dikemudikan dengan benar.

        Apa yang perlu diperhatikan pada sebuah mobil? Mesinnya, sasisnya, bodynya, interiornya, fitur-fitur pendukungnya, bannya, komponen kelistrikan, dan lain sebagainya. Untuk memastikan mobil tersebut bisa siap, aman, dan nyaman untuk dikendarai. Bagiamana dengan perusahaan? Apa saja komponennya? Banyak model untuk memetakan apa isi dari perusahaan. Namun untuk tulisan ini saya ingin mengambil model yang sudah banyak digunakan, yaitu Business Model Canvass.

        Business Model Canvas ibarat breakdown dari komponen-kompenen yang harus ada di perusahaan. Kompoenen itu terdiri dari (sesuai urutan) :
        1. Customer Segments. Siapa target pasar dari perusahaan? Siapa yang dilayani?
        2. Value Propositions. Nilai tambah apa yang ditawarkan perusahaan? Masalah apa yang diselesaikan perusahaan melalui produk atau jasanya?
        3. Channels. Bagaimana cara menyampaikan nilai tambah perusahaan? Channel distribusi apa yang mau ditempuh untuk menjangkau customer? (offline/online, retail/B2B)
        4. Customer Relationships. Bagaimana memaintain customer yang ada? Bagaimana mendapatkan customer baru?
        5. Revenue Streams. Berapa dan dari sumber mana penerimaan perusahaan didapat? Bagaimana mekanisme pembayaran dari customer ke perusahaan?
        6. Key Resource. Apa sumber daya utama yang diperlukan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah?
        7. Key Activities. Aktivitas utama apa yang harus dilakukan untuk menciptakan nilai tambah dan menghantarkan nilai tambah tersebut ke customer?
        8. Key Partners. Siapa partners (supplier, mitra kerja, outsourcing) utama yang mendukung proses bisnis?
        9. Cost. Biaya apa saja yang harus dikeluarkan dalam rangka menciptakan dan menghantarkan nilai tambah? Bagaimana struktur biayanya?

        Anda bisa mempelajari sendiri mengenai Business Model Canvass dari bacaan yang banyak bertebaran di Internet. Intinya Business Model Canvass membagi bisnis menjadi 9 komponen yang wajib dipikirkan matang-matang. Sebagaimana desainer mobil yang memikirkan matang-matang komponen mobilnya, mulai dari mesin hingga ban.

        Ke-9 komponen dalam business model harus dipikirkan secara terpisah sekaligus terintegrasi. Secara terpisah agar kita bisa fokus pada satu komponen pada satu waktu, membantu kita mem-breakdown permasalahan yang mungkin timbul. Secara terintegrasi berarti kita harus memikirkan bahwa perubahan di satu komponen pasti membawa dampak pada komponen lainnya. Seperti misalnya di mobil, jika mesin bertambah besar, komponen rem yang dipakai juga harus semakin canggih dengan kualitas yang lebih bisa diandalkan.

        Dalam konteks business model misalnya, jika perusahaan berusaha memberikan nilai tambah. Bisa berdampak pada bertambahnya resources yang diperlukan, bertambahnya activities yang perlu dilakukan, dan pada akhirnya bertambahnya cost.

        The Driver and The Car saling melengkapi, keduanya tak bisa melaju sendiri-sendiri. Bagitupun owner dan perusahaan, meskipun mereka adalah entitas yang terpisah, keduanya saling membutuhkan. Keduanya punya perannya masing-masing. Perusahaan sebagai objek harus siap untuk digerakkan. Caranya? Dengan memastikan setiap komponennya on-the-set.

        Selanjutnya kita akan membahas filosofi terakhir, yaitu The Route. Yaitu jalan yang harus ditempuh oleh The Driver and The Car, together.

    Viewing 0 reply threads
    • You must be logged in to reply to this topic.
    Image

    Bergabung & berbagi bersama kami

    Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!