Home / Topics / Business / Filosofi “The Driver, The Car, and The Route” Dalam Menyusun Rencana Tahunan
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 1 month ago by Rizki Ardi.
Filosofi “The Driver, The Car, and The Route” Dalam Menyusun Rencana Tahunan
November 13, 2024 at 7:14 pm-
-
0 repliesUp::1
Akhir tahun ini alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk menyusun rencana tahunan untuk sebuah entitas bisnis. Sudah cukup lama saya tidak melakukan pekerjaan ini, terakhir di tahun 2020. Jadi perkenankan saya membagikan pengalaman menyusun rencana tahunan 2025 mendatang. Semoga bisa menginspirasi Anda yang masih bingung di 2025 bisnisnya mau dibawa kemana.
Jadi kita mulai dari mana? Mulai dari Why. Mengapa bisnis Anda didirikan? Mengapa bisnis Anda harus tetap bertahan? Mengapa Anda harus membuat rencana tahunan? Tidak ada yang bisa menjawab itu selain Anda sebagai pemilik bisnis. Why do you start this thing at the beginning?
Jawabannya bisa jadi sesederhana “Karena saya ingin mendapatkan uang, yang banyak, dan terus menerus”. Itu jawaban yang sangat bisa diterima dan wajar. Tapi jangan berhenti disitu! Lanjutkan, adakah hal lain yang ingin Anda capai melalui bisnis ini? Misal “Ingin memberikan kontirbusi positif pada industri dimana perusaahaan Anda bergerak” atau “Ingin memberikan lapangan pekerjaan yang layak” atau “ingin mempunyai dampak sosial bagi masyarakat luas”. Apapun itu, jadikan alasan tersebut untuk menjadi titik awal. Ibarat Anda ingin berpergian ke suatu tujuan, terlebih dahulu Anda harus menentukan Anda berangkat dari mana.
Kemudian mengapa Anda harus membuat rencana tahunan? Saya coba untuk tidak menjawab pertanyaan ini secara langsung, melainkan dengan satu analogi sederhana. Bayangkan Anda diundang ke suatu acara, resepsi pernikahan misalnya. Di sebuah tempat dan gedung yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya. Apakah Anda pergi begitu saja di hari H tanpa terlebih dahulu mencari tahu rutenya di GoogleMap? Kemungkinan besar tidak. Kemungkinan besar sebelum hari H, Anda mencari tahu rute paling efisien dari tempat Anda ke tempat tujuan. Kalau Anda memilih menggunakan transportasi publik, Anda harus memilih transportasi publik apa yang akan dinaiki, transit dimana, turun dimana, berapa biayanya dan sebagainya.
Jika untuk hal yang sesederhana menuju suatu lokasi saja Anda membuat rencana. Bagaimana mungkin Anda membangun dan menjalankan bisnis tanpa rencana? “Tapi bisnis saya jalan-jalan aja kok meskipun ga pake rencana!” Ini yang patut Anda tanyakan ke diri sendiri! Jika selama ini bisnis Anda bisa berjalan tanpa rencana, apakah Anda tidak terpikir bahwa bisnis Anda bisa berlari jika punya rencana? Anda mau bisnis Anda sekedar berjalan atau bisa berlari? Di saat kompetitor berlari apakah Anda tetap mau berjalan? Itu semua pilihan Anda, toh Anda yang punya bisnis. If walking is good enough, then it’s completely okay. But if you choose to running or even faster, then you must have plan, a good plan.
Rencana apa yang seharusnya dimiliki oleh bisnis saya? Idealnya, bisnis Anda punya 3 tipe rencana. Rencana jangka panjang, 5 – 10 tahun, the strategic plan. Rencana jangka menengah, 1 tahun, the annual plan. Rencana jangka pendek, 1 – 4 bulan, activities plan. Idealnya rencana tersebut dibuat dari atas ke bawah. Dari rencana strategis diturunkan ke rencana tahunan diturunkan ke rencana aktivitas. Tapi saya sadar bahwa menyusun rencana strategis tidaklah mudah dan mungkin bisa terlalu mengawang-awang. Jadi setidaknya Anda harus punya rencana tahunan. Yang kemudian menjadi acuan ke rencana-rencana lain yang sifatnya lebih pendek.
Kemudian jika saya sudah punya alasan mengapa saya membangun bisnis, saya juga sudah menyadari pentingnya menyusun rencana. Apa yang selanjutnya saya lakukan? Oke, sebelum kita ke hal yang lebih teknis, yang mana baru akan saya jabarkan di part 2. Perkenankan saya membagikan filosofi dalam merencanakan rencana tahunan. Filosofi ini saya bagi menjadi 3 bagian, yaitu The Driver, The Car, and The Route.
The Driver, mewakili Anda sebagai pemilik perusahaan. The driver is not the car. Jangan mengidentifikasikan diri Anda dengan perusahaan. Perusahaan bisa dijual dan bukan menjadi milik Anda lagi. Perusaahaan juga bisa bangkrut, pailit, diambli alih. Sebagaimana mobil bisa tabrakan, kecelakaan, diambil orang. Tapi Anda sebagai Driver tetap harus bertahan dan melanjutkan hidup. Dalam perencanaan, The Driver diwakili oleh visi, misi, dan nilai. Perusahaan bisa bangkrut, berpindah tangan, atau ditutup. Tapi Anda sebagai pemilik mempunyai visi, misi, nilai yang tidak dapat direbut oleh siapapun.
The Car, mewakili perusahaan yang saat ini Anda miliki. Inilah mobil yang saat ini Anda punya, Anda kendarai untuk bisa sampai ke tujuan. Bukan mobil tetangga yang lebih bagus, tapi mobil ini. Jadi apapun mobil yang Anda miliki saat ini, terima dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Itu jadi titik awal, penerimaan. Kalau sekarang ini perusahaan Anda kekurangan modal, kekurangan SDM yang mumpuni, tidak punya akses ke klien besar, terima itu dulu, mulai dari situ. Bahkan Google, Microsoft, dan Meta pun mulai dari garasi. Jadi jangan khawatir dengan segala keterbatasan yang ada. Dari mobil yang Anda punya saat ini, dengan kemampuannya saat ini, apa yang bisa dilakukan? Jika ia hanya bisa berkendara maksimal 80 km per jam, maka berkendaralah. Jika perusahaan Anda hanya bisa menjangkau klien kecil, proyek kecil, maka ambillah. Jika perusahaan Anda hanya punya dua orang, maka maksimalkanlah potensi dari dua orang itu. Simply ride your car, not day dreaming to ride a dream car.
The Route, Anda harus tahu dari titik start saat ini, Anda harus lurus, atau belok kanan, atau belok kiri? Setelah itu lalu kemana? Jika ada persimpangan harus kemana? Barat atau Timur? Selatan atau Utara? Harus jelas sejelas pria menggunakan GoogleMap. Anda harus tahu tahun ini harus mencapai apa, bulan depan apa yang harus diselesaikan, minggu ini apa yang harus dikerjakan. Halangan, kendala, macet di jalan itu wajar, selama Anda punya rencana perjalanan dan tahu Anda darimana, harus kemana, dan sekarang berada dimana. Melenceng dari rencana itu biasa, tapi tidak punya rencana itu resep untuk binasa. Bayangkan jika Anda menumpang bis yang tidak tahu tujuannya kemana, kemudian tertidur lalu terbagun ditengah kemacetan yang entah itu dimana, clueless. This is your business, don’t you prefer be a driver than a passenger?
Di part selanjutnya kita akan membahas satu per satu dari filosofi diatas berikut dengan prakteknya dalam perencanaan tahunan. Jangan ketinggalan untuk mengikuti part berikutnya!
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 Ujang RahmatPoints: 66
- #2 DICKY IBROHIMPoints: 43
- #3 LiaPoints: 32
- #4 Atoorin AdminPoints: 31
- #5 Annisa FadhilahPoints: 29
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax
- Apakah Customer Service (CS) Bisa Dijadikan Sales Juga?23 August 2024 | Marketing & Sales
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Apa kata AI tentang Manfaat Koperasi Karyawan?19 September 2024 | General