- This topic has 2 replies, 3 voices, and was last updated 2 weeks, 1 day ago by
Albert Yosua.
FOMO and Technology (Mekari Conference 2024 Coverage)
September 12, 2024 at 9:29 pm-
-
2 replies
68 views
Up::0Mekari Conference 2024 Coverage Series
Rethinking Growth-Oriented Tech Innovations
By Panji Wasmana, Noudhy Valdryno, & Arvy Egadipoera
Semakin siang sesi talkshow di Strategy Space sepertinya semakin techincal. Kali ini membahas inovasi teknologi yang berorientasi pada pertumbuhan. Dengan menghadirkan narasumber yang mewakili persepsi dari pemain besar di bidang teknologi seperti Microsoft, Meta, dan AliPay.
- Dengan maraknya layanan AI di pasaran, perusahaan harus benar-benar cerdas memilih AI yang sesuai dengan business-case yang dihadapi. Tidak sekonyong-konyong mengikuti trend atau kompetitor dalam menggunakan AI.
- AI dan teknologi lainnya yang sampai di Indonesia biasanya datang terlambat beberapa tahun dibanding di negara maju. Dan ketika tren teknologi itu akhirnya sampai di Indonesia, ada kecenderungan untuk ikut-ikutan (FOMO). Katakanlah saat ini ada AI, sebelumnya ada metaverse dan blockchain. Banyak perusahaan dan institusi besar mengadopsi teknologi baru semata supaya tidak ketinggalan zaman. Padahal fundamental bisnis mereka belum kuat, SDM yang ada belum siap, yang akhirnya berujung pada penggunaan teknologi yang tidak terarah. Their implement technology not for the greater good, but for the sake of the technology it self.
- Mengapa Indonesia tidak atau belum mempunyai keunggulan kompetitif di bidang teknologi. Entah itu teknologi fisik seperti industri chipset dan perangkat elektronik, maupun teknologi digital (software and professional services). Dikarenakan tidak ada dua hal dalam ekosistem teknologi di Indonesia, yaitu :
- Perusahaan dan atau sekelompok perusahaan yang berfokus pada satu kategori tertentu dalam waktu yang cukup lama hingga membuahkan keuntungan kompetitif. Seperti halnya Korea Selatan yang saat ini memiliki keunggulan kompetitif di industri chipset.
- Pemerintah yang memberikan regulasi dan ekosistem yang memadai. Ketidakjelasan atau ketiadaan peraturan membuat industri ragu untuk berkembang. Tidak ada insentif dari pemerintah untuk memajukan sektor industri tertentu di bidang teknologi.
- Permasalahan kesiapan SDM di bidang teknologi masih menjadi issue yang paling utama di Indonesia.
- Selama ini Microsoft telah berupaya mengeliminasi gap literasi teknologi dengan melatih UMKM dan developer. Namun pelatihan yang dilaksanakan ternyata kurang berdampak dikarenakan kurangnya literasi finansial. Mereka yang mahir teknologi tapi tidak mahir mengelola uang.
- Di Indonesia harusnya cyber security lebih menjadi prioritas dibanding adopsi AI. Protect customer data must be the number one priority.
- Bagaimana meminimalisir resiko dalam mengimplementasikan teknologi baru di perusahaan?
- Ikuti standard guidance untuk meminimalisir resiko
- Implementasi teknologi yang sudah diadopsi oleh cukup banyak user
- Ikuti best practices sesuai bidang teknologinya
- Selalu buat pemetaan dan mitigasi resiko sebelum mengimplementasikan teknologi baru.
Untuk diskusi kali ini sepertinya temanya terlalu luas untuk waktu yang sangat terbatas. Sehingga banyak penyampaian yang terkesan terlalu di permukaan dan generik. Namun tetap memberikan insight yang menarik sebelum jam makan siang.
-
Wahh ternyata Pak Rizki juga ikut sesi yang ini yaa, terima kasih pak sudah berbagi review dari sesi Rethinking Growth-Oriented Tech Innovations, menarik banget, ya! Memang benar, di Indonesia seringkali teknologi baru seperti AI, metaverse, atau blockchain diadopsi dengan semangat “ikut-ikutan” tanpa mempertimbangkan kesiapan bisnis maupun SDM. Insight dari para pembicara seperti Panji, Noudhy, dan Arvy sangat relevan, terutama terkait pentingnya selektif dalam memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Penting banget juga untuk menghighlight tentang ybersecurity, karena melindungi data pelanggan seharusnya jadi prioritas nomor satu. Semoga ke depannya ada lebih banyak pembahasan yang lebih mendalam tentang teknologi dan strategi pertumbuhannya di Mekari Conference, karena memang butuh waktu lebih untuk mengupasnya secara detail.
-
Saya setuju sekali bahwa FOMO-driven tech adoption menjadi tantangan nyata di Indonesia. Banyak organisasi terburu-buru mengadopsi teknologi baru hanya karena tekanan eksternal, bukan karena kebutuhan internal yang jelas. Padahal seperti yang disampaikan dalam sesi ini, implementasi teknologi seharusnya berangkat dari business-case yang kuat dan kesiapan SDM yang memadai.
Poin tentang kurangnya competitive advantage di sektor teknologi Indonesia juga sangat menarik. Kita belum punya cukup champion companies yang fokus dan konsisten di satu bidang teknologi dalam jangka panjang. Selain itu, masih minimnya insentif dan arah kebijakan dari pemerintah menjadi hambatan tersendiri untuk tumbuhnya ekosistem yang sehat.
Saya juga ingin menambahkan bahwa penting bagi kita untuk tidak hanya mengejar adopsi teknologi, tapi juga memastikan interoperabilitas, ethical use, dan long-term sustainability-nya. Semoga diskusi seperti ini terus berkembang, karena kita sangat butuh ruang untuk berdialog dan bertukar praktik baik, terutama di antara pelaku industri, regulator, dan komunitas teknologi.
Sampai jumpa di sesi-sesi selanjutnya!
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 Albert YosuaPoints: 144
- #2 kaphwan KaphwanPoints: 64
- #3 Adhe RizkiyantoPoints: 52
- #4 AjisokoPoints: 52
- #5 AKHRIZAL AWALUDINPoints: 52
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax