Apakah anda mencari sesuatu?

Jangan Jadi Pemimpin yang Kelewat Baik

July 8, 2025 at 10:23 am
image
    • Lia
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
      Image 1 replies
      Image 7 views
        Up
        0
        ::

        Kita sering diajarkan:

        “Jadilah pemimpin yang melayani. Utamakan timmu.”

        Lalu kita pun mencoba:

        Membalas email tengah malam demi tim

        Menjaga mereka dari kabar buruk

        Menanggung beban mereka seolah itu beban kita sendiri

        Awalnya terasa mulia. Kita merasa jadi pemimpin yang baik, perhatian, dan modern.

        Tapi ada hal yang jarang dibahas:

        Pemimpin yang melayani TANPA batasan justru tidak benar-benar melayani.

        Sebaliknya, itu bisa melemahkan tim kita.

        Berikut 7 kebiasaan yang tampak “baik” tapi sebenarnya merugikan tim — dan solusinya:

        1. Kebiasaan Menghindar
        Masalahnya: Kamu takut memberi masukan karena ingin disukai.
        Akibatnya: Kinerja buruk dibiarkan, akhirnya menyebar ke tim lain.

        ✅ Solusi: Beranilah beri satu masukan membangun hari ini.
        Contoh: Kalau ada staf yang sering telat, jangan diam. Katakan, “Saya lihat kamu beberapa kali datang telat. Ada yang bisa saya bantu supaya kamu bisa lebih tepat waktu?”

        2. Perangkap Menyenangkan Semua Orang
        Masalahnya: Kamu selalu bilang “ya” agar semua senang.
        Akibatnya: Fokus dan prioritas jadi berantakan.

        ✅ Solusi: Coba bilang “tidak” hari ini demi menjaga fokus.
        Contoh: Kalau ada yang minta bantuan di tengah deadline pentingmu, katakan, “Maaf, aku harus selesaikan yang ini dulu. Bisa kita bahas lagi nanti sore?”

        3. Sindrom Penyelamat
        Masalahnya: Kamu terbiasa menyelesaikan semua masalah tim.
        Akibatnya: Mereka tidak belajar berpikir dan bertanggung jawab.

        ✅ Solusi: Tanyakan, “Solusi apa yang sudah kamu pikirkan?”
        Contoh: Saat ada staf mengeluh, jangan langsung beri solusi. Pancing mereka berpikir dulu: “Kamu sudah coba cara apa saja sejauh ini?”

        4. Selimut Kenyamanan
        Masalahnya: Kamu tak tega melihat tim kesulitan, jadi selalu turun tangan.
        Akibatnya: Mereka tidak berkembang.

        ✅ Solusi: Sebelum membantu, tanya dulu “Apa rencanamu mengatasi ini?”
        Contoh: Alih-alih langsung bantu membuat presentasi, tanya dulu: “Kamu sudah punya kerangka atau bahan awalnya belum?”

        5. Ketergantungan pada Kesepakatan
        Masalahnya: Kamu menunggu semua orang setuju sebelum bertindak.
        Akibatnya: Proyek lambat, keputusan tertunda.

        ✅ Solusi: Minta masukan, lalu ambil keputusan dengan cepat.
        Contoh: “Saya dengar semua ide kalian. Berdasarkan itu, kita akan ambil pendekatan A, dan mulai besok.”

        6. Kurangnya Kejelasan
        Masalahnya: Kamu terlalu baik tapi tidak tegas soal arah kerja.
        Akibatnya: Tim merasa nyaman, tapi bingung harus ke mana.

        ✅ Solusi: Tetapkan 1 tujuan jelas minggu ini dan ulangi terus.
        Contoh: “Minggu ini, fokus kita hanya satu: tingkatkan respon chat pelanggan di bawah 1 menit.”

        7. Batas yang Kabur
        Masalahnya: Kamu selalu tersedia kapan pun.
        Akibatnya: Energi terkuras, dan tim makin tergantung padamu.

        ✅ Solusi: Blok waktu khusus untuk pekerjaan fokus.
        Contoh: “Saya butuh 1 jam untuk kerja tanpa gangguan. Kalau tidak mendesak, tolong tahan dulu sampai selesai.”

        Bagaimana menurutmu?
        Apakah kamu pernah terjebak di salah satu sikap “pemimpin baik” yang justru merugikan?
        Atau kamu sedang mencoba membangun batasan yang sehat agar tim lebih mandiri?

        Yuk diskusi bareng—menurutmu, perubahan perilaku mana yang paling berdampak untuk dilakukan minggu ini?

      • Albert Yosua
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Achievement Thumbnail
        Image 1 replies
        Image 7 views

          Saya pribadi pernah terjebak di poin nomor 3: Sindrom Penyelamat. Rasanya refleks saja ingin langsung bantu menyelesaikan masalah tim karena ingin menunjukkan kepedulian. Tapi lama-lama saya sadar, itu justru membuat mereka terlalu bergantung dan jadi kurang inisiatif.

          Sekarang saya sedang mencoba membiasakan bertanya, “Kamu sudah punya solusi atau ide sejauh ini?” sebelum langsung terlibat. Hasilnya, mereka memang jadi lebih berpikir dan percaya diri, walau di awal agak kikuk.

          Pertanyaan saya:
          Bagaimana cara menjaga keseimbangan antara tetap jadi pemimpin yang suportif tanpa terkesan “lepas tangan”?
          Apakah ada cara atau kalimat tertentu yang efektif agar tim merasa tetap didukung, tapi tahu bahwa tanggung jawab ada di mereka?

      Viewing 1 reply thread
      • You must be logged in to reply to this topic.
      Image

      Bergabung & berbagi bersama kami

      Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!