Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 1 week, 6 days ago by Albert Yosua.

KENAPA ORANG INDONESIA LEBIH SENENG JADI PEGAWAI, CPNS KETIMBANG BUKA BISNIS

March 4, 2025 at 10:10 pm
image
    • Lia
      Participant

      Legend

      5 Requirements

      1. Log in to website 50 times
      2. Reply to a topic 50 times (Optional)
      3. Watch any video 10 times (Optional)
      4. Create a new topic 20 times
      5. Reply to a topic 10 times
      GamiPress Thumbnail
      Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
      Image 1 replies
        Up
        0
        ::

        Pilihan orang Indonesia untuk menjadi karyawan, PNS, atau polisi lebih menarik daripada membangun bisnis sendiri dapat dijelaskan secara ilmiah melalui perspektif psikologi, ekonomi, dan budaya. Berikut adalah penjelasan terperincinya:

        1.       Psikologi: Kebutuhan Keamanan dan Stabilitas

        Dalam teori Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan akan keamanan (safety needs) menjadi prioritas setelah kebutuhan dasar terpenuhi.

        •  Pekerjaan seperti PNS dan polisi memberikan keamanan finansial (gaji tetap, tunjangan, pensiun) dan kestabilan sosial, yang sangat dihargai dalam masyarakat.
        • Berbisnis memiliki risiko tinggi dan ketidakpastian, seperti kemungkinan kehilangan modal atau menghadapi kerugian, yang bisa memicu stres psikologis.

        2.       Cultural Dimensions: Menghindari Ketidakpastian (Uncertainty Avoidance)

        Menurut Geert Hofstede’s Cultural Dimensions, Indonesia memiliki tingkat uncertainty avoidance yang tinggi, artinya masyarakat cenderung menghindari risiko dan ketidakpastian. Pekerjaan tetap dianggap lebih aman karena hasilnya bisa diprediksi (gaji bulanan, status pekerjaan).

        3.       Norma Sosial dan Budaya Indonesia adalah negara dengan budaya kolektif.

        Dalam budaya ini, stabilitas dan penerimaan sosial sangat penting. Profesi seperti PNS atau polisi sering dianggap sebagai simbol kesuksesan dan kehormatan keluarga

        4.       Pendidikan yang Belum Mendukung Kewirausahaan

        Sistem pendidikan di Indonesia cenderung mempersiapkan individu untuk menjadi pekerja, bukan pencipta lapangan kerja.

        Minimnya edukasi kewirausahaan: Kurikulum lebih fokus pada keterampilan teknis dan akademik daripada pengembangan jiwa bisnis.

        Kurangnya role model: Banyak siswa tidak memiliki inspirasi langsung dari pengusaha sukses di lingkungannya.

        5.       Teori Risiko vs Reward

        Menurut psikologi kognitif, manusia cenderung memilih jalan yang memiliki reward yang pasti dan menghindari risiko besar.

        • Gaji bulanan dari pekerjaan tetap memberikan reward yang langsung terlihat.
        • Berbisnis memiliki reward jangka panjang yang tidak pasti dan sering kali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sukses.

        6.       Kondisi Ekonomi dan Infrastruktur Kendala struktural dalam memulai bisnis di Indonesia juga menjadi faktor penting:

        •  Akses modal sulit: Banyak orang tidak memiliki dana awal atau kesulitan mendapatkan pinjaman untuk memulai bisnis.
        •  Regulasi yang rumit: Birokrasi perizinan usaha dan pajak dapat menjadi hambatan besar.

        7.       Psikologi Kegagalan

        Dalam budaya Indonesia, kegagalan sering dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, bukan pelajaran berharga.

        •  Tekanan sosial: Jika bisnis gagal, individu sering kali menghadapi stigma sosial atau rasa malu di lingkungan sekitarnya.
        • Hal ini berbeda dengan budaya di negara maju seperti Amerika Serikat, di mana kegagalan sering dianggap sebagai bagian dari proses belajar.

        Gimana? Ada faktor lain ngga?

      • Albert Yosua
        Participant

        Legend

        5 Requirements

        1. Log in to website 50 times
        2. Reply to a topic 50 times (Optional)
        3. Watch any video 10 times (Optional)
        4. Create a new topic 20 times
        5. Reply to a topic 10 times
        GamiPress Thumbnail
        Achievement Thumbnail
        Image 1 replies

          Bisa ditambahin beberapa faktor lain yang juga berpengaruh:

          8. Dukungan Sosial & Keluarga

          Banyak orang Indonesia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mengutamakan kestabilan ekonomi. Orang tua cenderung mendorong anak-anak mereka untuk mencari pekerjaan yang aman, seperti PNS, daripada mengambil risiko dengan bisnis yang belum tentu berhasil.

          9. Mentalitas “Asal Cukup”

          Banyak orang lebih memilih kestabilan dibandingkan pertumbuhan ekonomi pribadi yang tidak pasti. Selama kebutuhan hidup tercukupi, mereka tidak terlalu terdorong untuk mengambil risiko lebih besar dengan berbisnis.

          10. Kurangnya Ekosistem Pendukung bagi Pengusaha Baru

          Di beberapa negara dengan budaya kewirausahaan yang kuat, ada banyak komunitas, inkubator bisnis, akses mentor, dan program pendanaan untuk mendukung startup. Di Indonesia, meskipun sudah mulai berkembang, ekosistem ini masih belum sekuat di negara-negara seperti Amerika atau Tiongkok.

          11. Budaya Hierarki & Loyalitas

          Dalam budaya kerja Indonesia, ada kecenderungan untuk menghormati hierarki dan loyalitas terhadap atasan atau institusi. PNS atau pegawai di perusahaan besar merasa lebih nyaman dalam struktur ini dibandingkan dengan dinamika bisnis yang serba tidak pasti.

          Jadi, selain faktor psikologi, ekonomi, dan budaya yang udah disebutkan, ada juga faktor keluarga, pola pikir, ekosistem bisnis, dan budaya kerja yang bikin banyak orang lebih memilih jalur pegawai atau PNS ketimbang jadi pengusaha.

      Viewing 1 reply thread
      • You must be logged in to reply to this topic.
      Image

      Bergabung & berbagi bersama kami

      Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!