[Faisal FaisalParticipant Rookie]

Up

2

::

Kumasindo adalah startup yang bergerak di Home Decoration yang sudah 3 tahun dan sekarang adalah berjalan di tahun ke 4, Tim kami terbilang kecil tapi kami merasa sangat powerful. Adapun tim kami adalah Direktur sekaligus CEO, Manager Marketing, 1 Advertiser, 1 orang CC (Client Care), 1 Surveyor, 1 Drafter, 1 Estimator dan 1 Finance. Untuk saat ini format tim ini adalah yang paling mungkin untuk jalan, meskipun belum ideal.

Pengalaman kami ternyata dengan Tim kecil ini, growth secara target lebih bisa stabil, kenapa? Karena kita cepat tau masalahnya jika ada yang tidak perform (misal: dibagian iklan, dibagian closing), kita tahu PIC yang bertanggung jawab, dan kita cepat tau decision apa yang harus dilakukan. Disamping itu, secara personal akan lebih dekat untuk menyamakan visi dan misi perusahaan. Ngobrol 1 on 1 antar karyawan, mendengarkan keluhan serta hambatan yang dijalani, bahkan sampai di ranah pribadi.

Permasalahan akan datang jika kita akan scale-up target, otomatis kapasitas tim juga harus dinaikkan. Jika Direktur atau CEO hanya memberikan instruksi, naikkan omzet tanpa tau limitnya tim seberapa, maka justru malah akan terjadi stress berlebihan dan berpengaruh tidak achieve target.

Charles W. Mayo, M.D. – Dokter dan Pendiri Mayo Clinic pernah mengatakan bahwa “Worry and stress affects the circulation, the heart, the glands, the whole nervous system, and profoundly affects heart action.” Mayo menyoroti bahwa stres memiliki dampak fisiologis yang signifikan, yang dapat menurunkan kinerja kerja secara keseluruhan.

Untuk tahap awal Startup dengan Capital yang terbatas, menurut kami dengan tim yang ada harus mencari limitation effort setiap personal. Fokuskan di bagian Selling activity untuk mencapai Cash Flow yang aman baru memikirkan tahap selanjutnya, misalnya Branding.

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Sangat menarik dan relevan sekali, Mas Faisal Faisal! Sebagai bagian dari tim Accounting, Finance, and Tax, saya bisa melihat langsung bagaimana efisiensi tim, terutama di startup seperti Kumasindo, sangat memengaruhi performa keuangan.

Poin yang Anda sampaikan bahwa tim kecil lebih mudah mengidentifikasi masalah dan mengambil keputusan cepat itu sangat akurat. Di departemen Finance, kami sangat mengapresiasi kecepatan dalam penanganan masalah, karena itu berdampak langsung pada cash flow dan proyeksi keuangan. Dengan tim yang ramping, komunikasi lintas fungsi juga menjadi lebih lancar, sehingga kami bisa mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat untuk analisis.

Saya juga sangat setuju dengan batasan kapasitas tim yang Anda sebutkan. Mengetahui limitation effort setiap personal itu kunci agar target scale-up tidak justru menjadi bumerang yang menimbulkan stres berlebihan dan burnout. Dari sisi finance, kami selalu berusaha mengalokasikan sumber daya secara efisien, dan memahami kapasitas tim adalah bagian penting dari perencanaan itu. Mendorong tim melebihi batas tanpa penambahan sumber daya yang memadai justru bisa meningkatkan biaya, seperti turnover karyawan atau penurunan kualitas kerja.

Strategi fokus pada selling activity untuk mencapai cash flow yang aman di awal adalah langkah yang sangat bijak. Bagi kami di Finance, cash flow adalah oksigen bisnis. Tanpa cash flow yang sehat, upaya branding yang mahal bisa jadi sia-sia.

[Faisal FaisalParticipant Rookie]

Cash Flow is a King adalah ungkapan yang kami selalu pegang di awal startup ini berdiri, dan semoga semakin massive cash flow kami kedepannya dan bisa lebih optimal ber-partner dengan Mekari.

Makasih kak Albert Yosua sudah notice tulisan saya