Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 3 replies, 3 voices, and was last updated 5 months ago by Albert Yosua.

Ketentuan Pajak atas Pinjaman Tanpa Bunga

October 17, 2024 at 9:33 am
image
    • Albert Yosua
      Participant

      Legend

      5 Requirements

      1. Log in to website 50 times
      2. Reply to a topic 50 times (Optional)
      3. Watch any video 10 times (Optional)
      4. Create a new topic 20 times
      5. Reply to a topic 10 times
      GamiPress Thumbnail
      Achievement Thumbnail
      Image 3 replies
        Up
        0
        ::

        Ketentuan mengenai pinjaman tanpa bunga yang dilakukan oleh perusahaan afiliasi dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 (PP 94/2010) sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan.

        Pasal 12 ayat (1) PP 94/2010 menekankan bahwa pinjaman tanpa bunga dari pemegang saham yang diterima oleh Wajib Pajak berbentuk perseroan terbatas diperkenankan, jika:

        1. pinjaman tersebut berasal dari dana milik pemegang saham itu sendiri dan bukan berasal dari pihak lain,

        2. modal yang seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi pinjaman telah disetor seluruhnya,

        3. pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi, dan

        4. perseroan terbatas penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan keuangan untuk kelangsungan usahanya.

        Keempat syarat tersebut harus terpenuhi secara kumulatif. Apabila salah satu ketentuan tidak terpenuhi, pinjaman tanpa bunga tidak diperkenankan. Pinjaman tersebut tetap terutang bunga dengan tingkat suku bunga wajar.

        Menentukan Tingkat Suku Bunga Wajar

        Penjelasan Pasal 12 ayat (1) PP 94/2010 menyebutkan bahwa “tingkat suku bunga wajar” adalah tingkat suku bunga yang berlaku yang ditetapkan sesuai dengan prinsip kewajaran dan kelaziman (best practice) jika transaksi dilakukan di antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.   Merujuk pada Surat Edaran Nomor SE-50/PJ/2013, kewajaran dari pembayaran bunga dapat dilakukan dengan beberapa pengujian seperti melakukan analisis atas kebutuhan utang. Pengujian kewajaran utang dan besarnya utang terhadap pihak afiliasi dapat dilakukan dengan melihat faktor seperti sifat dan tujuan utang, serta kondisi pasar pada saat utang diberikan. Penentuan suku bunga wajar juga dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat bunga pinjaman ke pihak afiliasi terhadap tingkat bunga yang umum digunakan oleh pihak independen. Suku bunga yang dapat dijadikan acuan misalnya seperti SIBOR, LIBOR, JIBOR, BI Rate, atau data Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank yang disediakan oleh BPS. ditambah dengan nilai tertentu berdasarkan peringkat kredit (credit rating) pihak yang menerima pinjaman.

        Koreksi Fiskal Atas Pinjaman Tanpa Bunga

        Berdasarkan ketentuan di atas, jika pinjaman tanpa bunga tidak memenuhi kriteria pada Pasal 12 PP 94/2010, maka akan terutang bunga dengan tingkat suku bunga wajar, sehingga akan dilakukan koreksi fiskal negatif. Koreksi negatif yang dilakukan yaitu terdapat biaya bunga pinjaman. Selain itu, karena bunga pinjaman merupakan objek PPh Pasal 23, maka terjadi potensi kurang bayar atas PPh Pasal 23. Wajib pajak dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 13 ayat (2) UU KUP, yakni sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh menteri keuangan.

        Baca selengkapnya di ortax : Ketentuan Pajak atas Pinjaman Tanpa Bunga
        https://ortax.org/ketentuan-pajak-atas-pinjaman-tanpa-bunga

      • Rizki Ardi
        Participant

        Legend

        5 Requirements

        1. Log in to website 50 times
        2. Reply to a topic 50 times (Optional)
        3. Watch any video 10 times (Optional)
        4. Create a new topic 20 times
        5. Reply to a topic 10 times
        GamiPress Thumbnail
        Achievement Thumbnail
        Image 3 replies

          Makasih bro infonya. Berarti dengan adanya ketentuan ini penggunaan badan usaha CV dengan alasan bisa menarik prive bisa jadi kurang relevan ya.

          Karena dengan badan usaha PT pun, pemilik saham bisa mengambil (meminjam) uang dari perusahaan kapanpun. Selama sesuai dengan ketentuan diatas.

          • Lia
            Participant

            Legend

            5 Requirements

            1. Log in to website 50 times
            2. Reply to a topic 50 times (Optional)
            3. Watch any video 10 times (Optional)
            4. Create a new topic 20 times
            5. Reply to a topic 10 times
            GamiPress Thumbnail
            Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
            Image 3 replies

              Makasih pak Albert infonya dan sependapat juga dengan pak Ardi, yang intinya kita tetap memperhatikan ketentuan diatas ya.

          • Albert Yosua
            Participant

            Legend

            5 Requirements

            1. Log in to website 50 times
            2. Reply to a topic 50 times (Optional)
            3. Watch any video 10 times (Optional)
            4. Create a new topic 20 times
            5. Reply to a topic 10 times
            GamiPress Thumbnail
            Achievement Thumbnail
            Image 3 replies

              Tepat sekali, Pak Rizki dan Bu Lia! Dengan adanya ketentuan tersebut, baik badan usaha CV maupun PT memiliki fleksibilitas dalam pengambilan dana, asalkan mematuhi aturan yang berlaku. Memang penting untuk selalu memperhatikan ketentuan agar tidak mengalami masalah di kemudian hari. Jika ada yang ingin didiskusikan lebih lanjut, silakan saja!

          Viewing 2 reply threads
          • You must be logged in to reply to this topic.
          Image

          Bergabung & berbagi bersama kami

          Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!