::
Dalam semangat Hari Kartini, izinkan saya membalik sedikit lensa perayaan ini.
Di tahun 2025, saya merasa kesetaraan kesempatan sudah makin luas dirasakan oleh perempuan Indonesia. Kita melihat semakin banyak perempuan yang memimpin, berkarya, bersuara. Dan tentu, banyak sosok perempuan inspiratif yang jadi wujud nyata semangat Kartini.
Namun, dalam thread ini, saya ingin mengajak kita menengok sisi lain:
Sosok-sosok laki-laki yang turut mendukung ide Kartini sejak dulu hingga kini.
Ayah Kartini: Raden Adipati Joyodiningrat
Di masa ketika pendidikan perempuan dianggap tidak penting, ayah Kartini justru mengizinkannya bersekolah di ELS, sekolah Eropa. Bahkan saat Kartini harus dipingit, beliau tetap membiarkan putrinya membaca buku, menulis, dan bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh luar.
Ia bukan hanya ayah secara biologis, tapi juga ayah ideologis—yang percaya bahwa anak perempuannya layak bermimpi dan berpikir bebas.
Suami Kartini: Raden Adipati Djojodiningrat
Di tengah sistem yang kaku dan patriarkal, beliau justru mendukung Kartini membuka sekolah perempuan di Rembang.
Ia tidak membatasi ruang gerak istrinya, justru memberi ruang agar cita-cita itu tumbuh dan hidup.
Sosok-sosok seperti ini ternyata tak hanya ada dalam sejarah. Saya bersyukur karena kisah itu nyata dalam hidup saya sendiri.
Saya tumbuh bersama seorang ayah yang percaya penuh pada kemampuan anak perempuannya. Ia tak pernah membatasi mimpi saya—malah mendorong agar saya melangkah sejauh yang saya mau.
Dan kini, saya menjalani hidup bersama seorang suami yang mendukung penuh aktivitas istrinya.
Kami berbagi peran sebagai partner dalam mengorganisasi keluarga, sebagai tim yang saling menguatkan.
Kepercayaan dan dukungan dari mereka adalah fondasi—yang membuat saya bisa tetap aktif dan produktif, baik di rumah maupun di luar rumah.
Maka Hari Kartini tahun ini…
Selain merayakan perempuan-perempuan hebat, Saya juga ingin memberi penghargaan sebesar-besarnya untuk para laki-laki yang tidak pernah membedakan.
Yang berdiri di samping, bukan di depan.
Yang menjadi ruang aman untuk perempuan bertumbuh.
Karena kesetaraan bukan tentang siapa yang lebih unggul,
tapi tentang siapa yang tidak takut untuk tumbuh bersama.
Selamat Hari Kartini. Untuk semua yang menjaga semangatnya tetap hidup.