- This topic has 3 replies, 3 voices, and was last updated 3 weeks ago by Rizki Ardi.
Masih Bingung Mau Beli atau Sewa Software? Ini Pertimbangannya!
September 19, 2024 at 10:56 am-
-
3 repliesUp::0
Halo member Mekari Community. Berhubung Mekari adalah perusahaan penyedia Software as a Service (SaaS). Kali ini saya mau bahas keunggulan SaaS dibanding software on premise. Kita semua tahu bahwa teknologi terus berkembang, buat mereka yang lahir tahun 90an ke bawah mungkin lebih familiar dengan Software on Premise, yaitu kita beli software sekali, instal di PC, kemudian bebas kita pakai berkali-kali.
Nah, trend penggunaan software di dunia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada Software yang berbasis subscription, atau istilah kerennya Software as a Service (SaaS). Kenapa sih orang banyak yang lebih memilih SaaS? Pasti ada alasannya kan. Di tulisan kali ini kita akan menjawab pertanyaan tersebut melalui analogi sewa rumah (SaaS) atau beli rumah (Software on Premise). Let’s check it out!
Apa Itu SaaS dan Software On-Premise?
SaaS bisa diibaratkan seperti menyewa rumah. Kamu membayar sewa bulanan untuk tempat tinggal yang sudah siap pakai. Kamu tidak perlu repot memikirkan perawatan, perbaikan, atau bahkan membersihkan halaman. Semua sudah disediakan oleh pemilik rumah. Yang kamu butuhkan hanyalah kunci untuk masuk dan menikmati semua fasilitas yang ada.
Sebaliknya, software on-premise bagaikan membeli rumah. Kamu harus membayar uang muka yang besar, merawat rumah itu, membayar pajak, dan bertanggung jawab penuh terhadap semua perbaikan dan pemeliharaan. Jika ada masalah, kamu sendiri yang harus turun tangan atau keluar uang tambahan untuk memanggil tukang.
Beberapa Perbandingan1. Biaya Awal: Sewa vs Beli
Ketika kamu menyewa rumah, biaya yang diperlukan untuk pindah sangat terjangkau. Cukup bayar uang sewa dan deposit, dan kamu sudah bisa masuk. Di sisi lain, membeli rumah memerlukan investasi awal yang jauh lebih besar—dari uang muka hingga biaya lainnya yang menyertai pembelian. Dengan SaaS, kamu mendapatkan model pembayaran yang lebih ringan, seperti membayar sewa bulanan, dibandingkan dengan biaya besar yang dikeluarkan saat membeli software on-premise.2. Perawatan: Kendala vs Kenyamanan
Dengan sewa rumah, perawatan dan perbaikan biasanya menjadi tanggung jawab pemilik. Jika lampu mati atau saluran air bocor, kamu cukup menghubungi tuan rumah dan mereka yang akan menanganinya. Dengan SaaS, semua pembaruan dan pemeliharaan diurus oleh penyedia layanan, sehingga kamu bisa fokus pada pekerjaan lainnya.Namun, jika kamu memiliki rumah, semua itu menjadi tanggung jawabmu. Dari mengganti atap yang bocor hingga memperbaiki kerusakan kecil, semua memerlukan waktu dan biaya tambahan.
3. Fleksibilitas: Mudah Beradaptasi vs Terikat Jangka Panjang
Sewa rumah menawarkan fleksibilitas. Jika kamu merasa tidak cocok dengan lingkungan atau ingin pindah ke kota lain, cukup beritahu pemilik dan cari rumah baru. Dengan SaaS, kamu bisa dengan mudah menambah atau mengurangi layanan sesuai kebutuhan. Jika bisnis kamu berkembang, kamu bisa dengan cepat menambah jumlah pengguna. Dengan software on-premise, perubahan seperti itu butuh investasi besar dan waktu yang cukup.4. Keamanan dan Keamanan Data: Nyaman vs Risiko
Menggunakan layanan penyewaan rumah biasanya dilengkapi dengan sistem keamanan seperti kunci, mungkin kamera, atau bahkan satpam. Penyedia SaaS juga menerapkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi data yang kamu simpan. Meskipun ada risiko yang dapat muncul, banyak penyedia SaaS telah berinvestasi dalam keamanan data yang baik.Namun, jika kamu memiliki rumah, kamu bertanggung jawab atas semua aspek keamanan. Dari penggantian kunci hingga sistem alarm, semua itu ada di tanganmu.
Kesimpulan
Jadi, saat kamu mempertimbangkan antara SaaS dan software on-premise, pikirkan seperti memilih antara menyewa rumah dan membeli rumah. SaaS menawarkan kenyamanan, biaya awal yang lebih rendah, dan fleksibilitas, sementara software on-premise memberi kamu lebih banyak kontrol tetapi dengan tanggung jawab yang besar. Tergantung pada situasi dan kebutuhan bisnismu, salah satu dari opsi ini mungkin lebih cocok untukmu.Jadi kembali lagi pada kebutuhanmu, apakah mau menyewa atau membeli. Namun ada satu hal yang perlu diingat, dan ini mungkin selaras juga dengan gaya hidup minimalisme, yaitu untuk mengambil manfaat dari sesuatu kamu tidak harus memiliki.
-
Muhammad Yusuf RahulKeymaster
Piooner
4 Requirements
- Log in to website 10 times
- Reply to a topic 3 times
- Create a new topic 1 time
- Watch any video 1 time (Optional)
3 repliesSeptember 20, 2024 at 9:46 amPenjelasan soal SaaS vs software on-premise ini seru banget, Pak Ardi! Analogi sewa rumah vs beli rumah yang dipakai bikin gampang ngerti perbedaannya. SaaS memang lebih praktis, ya, apalagi buat bisnis yang nggak mau ribet soal urusan teknis. Bayar bulanan, tinggal pakai, update dan maintenance udah di-handle penyedia layanan.
Kalau mau yang fleksibel, SaaS juaranya. Misalnya, kalau bisnis lagi berkembang, tinggal tambah pengguna atau upgrade layanan, tanpa harus keluar biaya gede buat instalasi kayak software on-premise. Cocok banget buat yang mau hemat di awal tapi tetap dapat performa maksimal.
Terus, soal keamanan juga udah makin canggih sekarang. Penyedia SaaS udah invest banyak buat bikin data kita aman. Jadi nggak perlu khawatir kayak dulu lagi.
Intinya, balik lagi ke kebutuhan bisnis masing-masing sih. Mau yang lebih simpel dan fleksibel kayak SaaS, atau yang butuh kontrol penuh dengan software on-premise. Tapi yang jelas, di era sekarang, nggak harus selalu punya buat dapat manfaat maksimal
-
Uje RahmatParticipant
Piooner
4 Requirements
- Log in to website 10 times
- Reply to a topic 3 times
- Create a new topic 1 time
- Watch any video 1 time (Optional)
3 repliesSeptember 20, 2024 at 10:19 amSepengalaman saya yang sudah menggunakan beberapa ERP seperti ND95, ND6, Bosnet, Orlansoft, Fina, DMS01, Jurnal, Accurate, Zahir. Software as a Service memiliki sejumlah kelemahan, masalah, dan kendala yang rentan terjadi, terutama karena karakteristiknya yang bergantung pada layanan berbasis cloud. Beberapa diantaranya :
1. Keamanan dan Privasi Data
Karena data disimpan di server penyedia layanan, ada risiko pelanggaran privasi atau serangan keamanan siber. Kebocoran data atau pelanggaran keamanan dapat berdampak serius pada bisnis, terutama yang menangani data sensitif. Tidak semua penyedia SaaS menawarkan tingkat enkripsi atau keamanan yang sesuai dengan standar industri.
· Bagaimana SaaS melindungi data pengguna dari ancaman keamanan seperti peretasan atau kebocoran data?
· Apakah SaaS menggunakan enkripsi data, dan seberapa aman metode enkripsi yang digunakan?
· Apakah perusahaan SaaS mematuhi standar keamanan dan privasi data yang berlaku (misalnya, GDPR, HIPAA)?
2. Kontrol Terbatas
Pengguna memiliki kontrol terbatas terhadap infrastruktur dan lingkungan sistem. Pengguna harus bergantung pada penyedia layanan untuk pembaruan, pemeliharaan, dan perbaikan. Hal ini bisa menjadi masalah jika ada perbedaan prioritas antara kebutuhan bisnis pengguna dan penyedia layanan.
· Seberapa fleksibel layanan SaaS dalam hal kustomisasi atau penyesuaian kebutuhan spesifik bisnis?
· Bagaimana SaaS menangani pembaruan sistem? Apakah Cutomer diberitahu sebelumnya, dan apakah ada dampak pada operasional?
3. Downtime atau Gangguan Layanan
SaaS tergantung pada penyedia layanan untuk uptime. Jika penyedia SaaS mengalami downtime, seluruh sistem dan data pengguna tidak dapat diakses. Downtime ini dapat menyebabkan gangguan operasional yang serius, terutama jika layanan kritis bagi bisnis.
· Seberapa sering layanan mengalami downtime? Apakah SaaS menyediakan jaminan uptime (SLA)?
· Apa langkah-langkah yang SaaS ambil untuk meminimalkan downtime, dan bagaimana Anda menangani jika itu terjadi?
4. Kesesuaian dan Kustomisasi
Banyak SaaS memiliki fitur standar yang tidak selalu dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pengguna. Keterbatasan dalam kustomisasi bisa menjadi penghalang bagi perusahaan dengan kebutuhan yang sangat spesifik. Pengguna mungkin harus menyesuaikan proses bisnis mereka agar sesuai dengan platform SaaS, bukan sebaliknya.
· Sejauh mana user bisa menyesuaikan fitur dalam platform SaaS agar sesuai dengan proses bisnis user?
· Apakah ada opsi pengembangan tambahan jika fitur yang user butuhkan tidak tersedia?
5. Integrasi dengan Sistem Lain
Tidak semua SaaS mudah diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada di perusahaan. Integrasi yang rumit atau terbatas dapat menghambat alur kerja dan data sharing antar sistem. Integrasi yang buruk bisa menyebabkan duplikasi data, kesalahan, atau inefisiensi.
· Apakah layanan SaaS mendukung integrasi dengan sistem perangkat lunak yang sudah User gunakan?
· Bagaimana proses integrasi tersebut, dan apakah ada batasan atau kesulitan yang sering dihadapi?
Dari beberapa poin tsb, sepertinya cukup menarik sebagai bahan diskusi.
Salam Damai
-
Rizki ArdiParticipant
Legend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
3 repliesSeptember 20, 2024 at 10:31 amSaya tertarik untuk riset dan diskusi terkait komentar Pak Ujang. Tapi sepertinya akan jadi tulisan yang panjang dan riset yang tidak sebentar. Sementara masuk to-write-list saya dulu ya.
Tapi secara umum yang disampaikan diatas memang beberapa kekurangan SaaS yang tidak perlu ditutup-tutupi.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 LiaPoints: 65
- #2 DICKY IBROHIMPoints: 41
- #3 Uje RahmatPoints: 33
- #4 JEJEPoints: 12
- #5 Rizki ArdiPoints: 7
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax
- Apakah Customer Service (CS) Bisa Dijadikan Sales Juga?23 August 2024 | Marketing & Sales
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Apa kata AI tentang Manfaat Koperasi Karyawan?19 September 2024 | General