- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 8 hours, 47 minutes ago by
Albert Yosua.
Mengapa Kontribusi Anda Sering Terlupakan?
May 30, 2025 at 3:53 pm-
-
1 replies
13 views
Up::1Pernahkah Anda merasa sudah berusaha keras, tapi seolah-olah Anda tidak benar-benar meninggalkan jejak yang kuat? Seolah-olah Anda hanya “membantu” tapi tidak “berdampak besar”? Teks ini menjelaskan mengapa reputasi Anda mungkin terjebak di antara dua kategori tersebut. Ini bukan karena Anda diabaikan, tapi karena Anda belum diingat untuk hal-hal yang berulang dan signifikan.
Berikut adalah beberapa alasannya:
1. Anda Jarang Menunjukkan Kehebatan Anda (Hanya Sesekali)
Penjelasan: Anda memang punya momen-momen brilian. Ide-ide Anda tajam, tindakan Anda penuh pertimbangan. Tapi ini terjadi hanya sesekali, mungkin beberapa minggu sekali, lalu Anda kembali diam. Masalahnya, orang tidak akan mengingat sekilas cahaya terang. Mereka mengingat pola dan konsistensi.Contoh: Bayangkan seorang pemain bola yang hanya mencetak gol indah sekali dalam sebulan. Dia mungkin dipuji sesaat, tapi pelatih akan lebih menghargai pemain yang secara konsisten bermain bagus di setiap pertandingan.
Penting: Untuk diingat, Anda perlu menunjukkan keunggulan Anda secara teratur, bukan hanya sesekali. Jadikan kontribusi Anda sebuah kebiasaan, bukan kejutan.
2. Anda Tidak Menceritakan Dampak dari Pekerjaan Anda
Penjelasan: Anda adalah pekerja keras. Anda sibuk, pulang larut, dan selalu menyelesaikan tugas. Tapi Anda tidak pernah menjelaskan kepada orang lain bagaimana pekerjaan Anda memberikan dampak atau nilai tambah. Anda membiarkan hasil kerja Anda berbicara sendiri, padahal hasil kerja Anda tidak punya suara. Orang-orang yang strategis selalu membingkai hasil akhir dari upaya mereka.Contoh: Anda menyelesaikan laporan yang sangat kompleks. Anda tahu betapa sulitnya itu. Tapi Anda hanya menyerahkannya tanpa menjelaskan bagaimana laporan itu bisa membantu tim menghemat biaya atau membuat keputusan penting. Orang lain mungkin tidak menyadari betapa besarnya kontribusi Anda.
Penting: Setelah menyelesaikan proyek atau tugas, luangkan waktu untuk menjelaskan dampak positifnya. Katakan, “Dengan laporan ini, kita bisa mengidentifikasi area X yang berpotensi menghemat Y rupiah,” atau “Inisiatif ini akan membantu kita mencapai target Z.” Jangan berasumsi orang lain akan “menghubungkan titik-titik” itu sendiri.
3. Anda Membiarkan Urgensi Mendefinisikan Kehadiran Anda
Penjelasan: Anda cenderung muncul dan bertindak hanya ketika ada masalah besar, saat ada “kebakaran,” atau ketika orang lain melakukan kesalahan. Ini memang membuat Anda terlihat andal—orang tahu bisa mengandalkan Anda dalam krisis. Tapi ini tidak membuat Anda penting atau tak tergantikan. Orang menghargai mereka yang proaktif, bukan hanya reaktif.Contoh: Anda selalu menjadi penyelamat saat ada deadline mepet atau kesalahan fatal. Anda sigap. Tapi Anda jarang terlihat dalam perencanaan awal atau inisiatif yang mencegah masalah itu terjadi.
Penting: Cobalah untuk lebih terlibat dalam fase perencanaan dan identifikasi potensi masalah sebelum terjadi. Tawarkan solusi atau ide sebelum krisis muncul. Jadilah orang yang mencegah masalah, bukan hanya memadamkan api.
4. Anda Menganggap Keramahan Sebagai “Merek” Anda
Penjelasan: Anda selalu siap membantu. Anda berkata “ya” pada setiap permintaan, Anda melakukan banyak kebaikan, dan Anda selalu memberikan lebih dari yang diharapkan (overdeliver). Awalnya, orang akan berterima kasih. Tapi seiring waktu, Anda justru menjadi orang yang diandalkan tanpa dihargai. Ketika semua hal menjadi “tugas” Anda, tidak ada yang benar-benar menonjol.Contoh: Anda selalu membantu rekan kerja yang meminta bantuan, bahkan jika itu di luar deskripsi pekerjaan Anda. Anda ingin terlihat baik. Tapi lama-lama, mereka mungkin menganggap itu sebagai kewajiban Anda, bukan sebuah bantuan istimewa.
Penting: Belajar untuk menetapkan batasan. Membantu itu baik, tapi jangan sampai Anda menjadi satu-satunya orang yang selalu diandalkan untuk segala hal. Sesekali, katakan tidak atau tawarkan untuk melatih mereka melakukannya sendiri. Fokuslah pada kontribusi inti Anda yang paling strategis.
5. Anda Bersembunyi di Balik Sikap “Tidak Ribet”
Penjelasan: Anda jarang meminta pujian atau pengakuan. Anda berpikir bahwa menjadi orang yang “mudah diajak kerja sama” akan memberi Anda banyak poin positif. Tapi ketidakjelasan atau kurangnya visibilitas tidak akan membangun warisan atau jejak. Itu hanya membuat Anda mudah digantikan.Contoh: Anda melakukan pekerjaan luar biasa di balik layar, menyelesaikan masalah tanpa sepengetahuan banyak orang. Anda merasa bangga, tapi tidak ada yang tahu.
Penting: Ini bukan tentang menjadi sombong atau pamer, tetapi tentang mengkomunikasikan kontribusi Anda secara profesional. Sesekali, berikan update tentang apa yang sudah Anda capani atau diskusikan ide-ide Anda. Jangan takut untuk menerima pujian ketika itu memang pantas.
6. Anda Berlebihan dalam Mengoreksi Diri Setelah Melakukan Kesalahan
Penjelasan: Ketika Anda melakukan kesalahan, Anda mungkin jadi terlalu sering meminta maaf, ragu-ragu, dan cenderung menarik diri agar tidak membuat kesalahan lagi. Tapi reputasi tidak diperbaiki dengan berdiam diri. Reputasi dibangun kembali melalui keberanian untuk bangkit dan terus berkontribusi.Contoh: Anda melakukan kesalahan dalam sebuah presentasi. Setelah itu, Anda jadi enggan untuk berbicara di depan umum, takut salah lagi.
Penting: Akui kesalahan Anda, pelajari darinya, dan teruslah maju. Tunjukkan bahwa Anda mampu belajar dan berkembang. Keberanian untuk mencoba lagi dan berani mengambil risiko adalah kunci untuk membangun kembali kepercayaan.
7. Anda Mengira Intensitas adalah Konsistensi
Penjelasan: Anda bisa bekerja sangat keras dan fokus penuh selama beberapa hari, lalu menghilang selama berminggu-minggu. Masalahnya, orang akan berhenti mengandalkan Anda. Profesional yang dihormati tidak selalu bersuara lantang, tapi mereka selalu hadir dan konsisten.Contoh: Anda bekerja maraton untuk menyelesaikan proyek besar dalam tiga hari, lalu Anda “berlibur” mental selama dua minggu berikutnya.
Penting: Lebih baik sedikit tapi konsisten daripada meledak-ledak lalu menghilang. Bagilah energi Anda sehingga Anda bisa berkontribusi secara teratur dan bisa diandalkan dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Jika Anda ingin dipercaya, jadilah terlihat (visibel).
Jika Anda ingin dihormati, jadilah konsisten dan bisa diulang (repeatable).Karena apa yang Anda ulang secara konsisten itulah yang akan mereka ingat.
Dan apa yang mereka ingat itulah siapa diri Anda nantinya.Ini semua tentang bagaimana Anda membangun persepsi diri Anda melalui tindakan dan komunikasi yang strategis dan konsisten. Apakah ada poin yang ingin Anda diskusikan lebih lanjut?
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
1 replies
13 views
June 2, 2025 at 8:44 amSaya pribadi merasa cukup “tersentil” membaca poin-poinnya — terutama soal “tidak menceritakan dampak pekerjaan” dan “terlalu mengandalkan keramahan sebagai merek pribadi”. Kadang kita memang merasa cukup dengan bekerja keras di balik layar, berharap hasil kerja bisa berbicara sendiri. Tapi seperti yang Mbak Lia tulis: “hasil kerja tidak punya suara.” Itu benar banget.
Saya jadi belajar bahwa kompeten saja tidak cukup, harus diiringi dengan komunikasi yang strategis dan konsisten agar kontribusi bisa benar-benar terlihat dan dirasakan oleh tim atau organisasi.
Poin tentang konsistensi vs intensitas juga menurut saya sangat relevan di era kerja hybrid atau remote sekarang ini. Terkadang kita hanya “muncul” saat ada hal penting atau kritis, tapi lupa bahwa kehadiran yang stabil — meskipun tidak selalu spektakuler — justru yang membangun kepercayaan jangka panjang.
Sekali lagi, terima kasih sudah berbagi. Tulisan ini sangat membuka perspektif saya soal bagaimana membangun personal brand di tempat kerja secara lebih sehat dan berdaya.
Kalau boleh tahu, apakah Mbak Lia punya tips praktis bagaimana membiasakan diri mengomunikasikan kontribusi tanpa terkesan “mencari pujian”?
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 552
- #2 Albert YosuaPoints: 538
- #3 LiaPoints: 267
- #4 Linda ElianaPoints: 178
- #5 QubeelPoints: 134
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax