Home / Topics / Human Resource / Perlukah Mengecek SLIK Saat Meng-Hire Pegawai Tetap/Tidak Tetap?
- This topic has 3 replies, 4 voices, and was last updated 2 weeks, 5 days ago by
Albert Yosua.
Perlukah Mengecek SLIK Saat Meng-Hire Pegawai Tetap/Tidak Tetap?
October 3, 2024 at 8:35 am-
-
3 replies
Up::1Halo semua!
Ada satu topik menarik, yaitu soal pengecekan SLIK saat perusahaan melakukan rekrutmen pegawai, baik untuk posisi tetap maupun kontrak. Mungkin ada yang sudah pernah dengar tentang ini, atau bahkan sudah pernah melakukannya. Tapi, apakah ini memang diperlukan?
Apa Itu SLIK dan Apa Kaitannya dengan Perekrutan?
SLIK adalah sistem dari OJK yang mencatat riwayat kredit seseorang. Biasanya sih, ini digunakan oleh bank atau lembaga keuangan untuk ngecek calon debitur, apakah mereka punya riwayat pembayaran yang baik atau tidak. Nah, cocok gak sih menurut Anda, pengecekan slik diterapkan untuk Perekrutan?.
Yang ada di benak Saya adalah, “Kenapa perusahaan perlu cek SLIK?” Alasannya cukup masuk akal sebenarnya. Pengecekan ini bisa memberi gambaran tambahan tentang kondisi finansial seseorang.
Misalnya, apakah mereka punya banyak tunggakan atau masalah kredit lainnya.Ma salah finansial yang serius bisa mempengaruhi konsentrasi dan performa kerja, atau bahkan menimbulkan risiko adanya “teror” dari penagih utang yang bisa mengganggu suasana kerja.
Pentingkah SLIK untuk Semua Posisi?
Di sisi lain, kita harus memikirkan juga aspek privasi dan fairness untuk calon pegawai. Setiap orang punya masalah finansial masing-masing, dan kadang mereka sedang dalam fase bangkit dan memperbaiki diri.
Mengecek SLIK bisa jadi terasa terlalu invasif, apalagi kalau informasi itu malah jadi faktor yang menutup peluang mereka bekerja. Riwayat kredit bukanlah indikator pasti soal bagaimana seseorang bekerja atau seberapa besar potensi mereka.
Belum tentu seseorang yang punya masalah kredit akan menjadi pegawai yang buruk, bukan?
Menurut saya pribadi, mungkin pengecekan SLIK bisa dipertimbangkan untuk posisi-posisi tertentu, seperti yang berhubungan langsung dengan manajemen keuangan atau yang membutuhkan kepercayaan sangat tinggi. Misalnya:
- Posisi Keuangan atau Akuntansi: Mengecek SLIK mungkin relevan untuk memastikan calon punya rekam jejak finansial yang baik.
- Posisi dengan Akses Tinggi ke Informasi Sensitif: Kalau posisi tersebut berhubungan dengan aset atau data penting, mungkin pengecekan ini menjadi langkah ekstra yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko.
Tapi untuk posisi umum atau yang lebih operasional, rasanya pengecekan ini mungkin terlalu berlebihan. Fokus rekrutmen seharusnya lebih ke kemampuan, pengalaman, dan kecocokan dengan budaya perusahaan. Alik-alih cek SLIK, perusahaan dapat menggunakan alternatif lain seperti:
- Interview Lebih Mendalam: Perusahaan bisa menggali bagaimana calon pegawai menangani situasi sulit atau tekanan. Ini bisa memberi gambaran soal bagaimana mereka mengelola tantangan tanpa harus mengorek masalah pribadi seperti riwayat kredit.
- Referensi Pekerjaan: Menghubungi pemberi kerja sebelumnya untuk mendapatkan gambaran tentang profesionalisme dan karakter calon pegawai juga bisa menjadi cara yang cukup efektif.
Bagaimana Menurut Kalian?
Pada akhirnya, keputusan untuk mengecek SLIK atau tidak kembali lagi ke kebijakan perusahaan dan seberapa besar kebutuhan terhadap informasi tersebut.
Saya pribadi melihatnya sebagai alat yang bisa membantu, tapi mungkin tidak cocok untuk semua posisi atau situasi. Dan tentu saja, kalaupun dilakukan, transparansi ke calon pegawai harus diutamakan agar mereka tahu sejak awal dan tidak merasa dirugikan.
Nah, saya penasaran nih, bagaimana pendapat kalian? Apakah kalian merasa pengecekan SLIK ini perlu dilakukan dalam proses rekrutmen? Atau malah tidak relevan sama sekali?
-
Muhammad Yusuf Rahul
KeymasterPiooner
4 Requirements
- Log in to website 10 times
- Reply to a topic 3 times
- Create a new topic 1 time
- Watch any video 1 time (Optional)
3 replies
October 3, 2024 at 9:30 amMenurutku, pengecekan SLIK saat rekrutmen mungkin relevan buat posisi yang langsung berhubungan dengan keuangan atau informasi sensitif, Pak Dicky. Soalnya, perusahaan pasti pengen memastikan kalau calon pegawai punya kondisi finansial yang stabil, biar nggak muncul risiko yang nggak diinginkan. Tapi, buat posisi lain yang nggak terlalu terkait sama keuangan, pengecekan ini rasanya terlalu berlebihan. Lebih baik fokus ke kemampuan, pengalaman, dan seberapa cocok mereka sama budaya perusahaan.
Di sisi lain, ada aspek privasi dan fairness juga yang harus dipertimbangkan. Nggak semua masalah finansial langsung berdampak ke performa kerja, dan setiap orang bisa aja lagi berusaha memperbaiki situasinya. Mungkin perusahaan bisa lebih mendalami karakter calon lewat interview mendalam atau referensi kerja.
-
Ujang Rahmat
ParticipantPiooner
4 Requirements
- Log in to website 10 times
- Reply to a topic 3 times
- Create a new topic 1 time
- Watch any video 1 time (Optional)
3 replies
October 3, 2024 at 11:54 pmHai Pak Dicky izin berkomentar ya.
Menurut saya mengecek SLIK saat meng-hire pegawai tidak selalu diperlukan dan biasanya bergantung pada posisi atau peran yang akan diisi. Namun, dalam beberapa kasus tertentu, melakukan pengecekan ini bisa relevan, terutama jika pekerjaan tersebut berkaitan dengan pengelolaan keuangan, posisi manajerial, atau terkait risiko keuangan.
Kinerja dan kemampuan profesional seseorang lebih banyak ditentukan oleh kompetensi, pengalaman, keterampilan, dan kecocokan mereka dengan peran yang dijalankan. Riwayat keuangan yang buruk (misalnya kredit macet) tidak selalu mencerminkan ketidakmampuan teknis dalam menjalankan tugas pekerjaan.
Dalam posisi yang melibatkan pengelolaan keuangan atau tanggung jawab besar terkait aset perusahaan, pengecekan SLIK bisa memberikan gambaran mengenai tingkat tanggung jawab pribadi dalam mengelola keuangan. Jika seorang kandidat memiliki catatan kredit yang buruk, ini bisa menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana mereka akan menangani dana atau aset perusahaan, bisa meningkatkan risiko perilaku yang tidak etis, seperti penyalahgunaan dana atau terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan. Meskipun tidak selalu terjadi, perusahaan mungkin menggunakan riwayat keuangan sebagai indikator risiko perilaku tersebut.
Sepengetahuan saya pengecekan SLIK tidak bisa dilakukan tanpa persetujuan tertulis dari calon pegawai. Hal ini penting dari sudut pandang etika dan hukum. Perusahaan harus transparan mengenai alasan mereka ingin memeriksa SLIK, serta bagaimana informasi tersebut akan digunakan.
Pengecekan SLIK bisa menjadi salah satu alat untuk memahami keandalan dan tanggung jawab keuangan calon pegawai, tetapi hanya relevan untuk posisi tertentu. Pertimbangan utamanya adalah apakah peran tersebut melibatkan pengelolaan keuangan atau memiliki risiko terkait. Pengecekan SLIK tidak secara langsung memengaruhi kinerja dan kemampuan teknis pegawai. Namun, di beberapa posisi tertentu, terutama yang berkaitan dengan keuangan atau memiliki tanggung jawab besar, riwayat keuangan bisa menjadi indikator tanggung jawab dan risiko, yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap penilaian kinerja potensial. Yang penting adalah bagaimana perusahaan menggunakan informasi ini secara etis dan proporsional sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang dilamar.
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
5 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
- Reply to a topic 10 times
3 replies
February 26, 2025 at 3:52 pmHalo Pak Dicky dan teman-teman semua,
Menurut saya, ini memang topik yang menarik dan relevan banget, apalagi dalam konteks rekrutmen yang semakin kompleks. Pengecekan SLIK dalam proses rekrutmen bisa menjadi alat yang berguna, terutama untuk posisi-posisi yang berhubungan langsung dengan pengelolaan keuangan atau akses ke informasi sensitif, seperti posisi di bagian keuangan atau akuntansi. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, riwayat kredit yang bermasalah bisa memberikan gambaran tentang tingkat tanggung jawab finansial calon pegawai. Jika seseorang memiliki masalah serius dalam mengelola keuangannya, bisa jadi itu mengindikasikan potensi masalah dalam menangani dana atau aset perusahaan.
Namun, saya juga setuju bahwa pengecekan SLIK harus sangat selektif. Untuk posisi-posisi lain yang tidak terkait langsung dengan pengelolaan keuangan, memang pengecekan ini bisa dianggap terlalu invasif dan tidak perlu. Setiap orang pasti pernah menghadapi kesulitan keuangan dalam hidupnya, dan itu tidak selalu mencerminkan kualitas profesional atau etika kerja mereka. Kalau terlalu banyak faktor yang dipertimbangkan, bisa jadi perusahaan kehilangan kandidat berkualitas hanya karena masalah finansial yang sifatnya sementara.
Selain itu, saya merasa transparansi juga sangat penting. Jika perusahaan memutuskan untuk mengecek SLIK, harus jelas alasan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Jangan sampai calon pegawai merasa dihakimi hanya karena kesalahan di masa lalu yang mungkin tidak relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Itu juga yang sering kali saya lakukan dalam wawancara — menggali karakter calon pegawai lebih dalam, melihat bagaimana mereka mengelola tantangan, dan seberapa besar komitmen mereka terhadap pekerjaan yang akan dijalani.
Untuk perusahaan yang memutuskan untuk mengecek SLIK, hal ini juga perlu diimbangi dengan alternatif lain seperti referensi pekerjaan dan wawancara mendalam. Pengecekan SLIK tidak bisa menjadi satu-satunya dasar keputusan, karena masih banyak faktor lain yang lebih menggambarkan bagaimana seorang calon pegawai akan berkontribusi dalam tim.
Intinya, pengecekan SLIK bisa relevan untuk posisi-posisi tertentu, tetapi harus dilakukan dengan bijak dan proporsional. Keputusan ini juga harus mempertimbangkan privasi dan kesempatan calon pegawai untuk memperbaiki kondisi mereka. Semoga ke depan lebih banyak perusahaan yang bisa menjaga keseimbangan antara kebutuhan untuk memitigasi risiko dan memberikan kesempatan yang adil kepada calon pegawai.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 Albert YosuaPoints: 298
- #2 LiaPoints: 148
- #3 Rizki ArdiPoints: 146
- #4 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 133
- #5 My Art Studio Puri KencanaPoints: 120
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax