Apakah anda mencari sesuatu?

Self-Assessment Singkat – Kamu Tipe Manajer yang Gimana Sejauh Ini?

May 27, 2025 at 8:22 pm
image
    • Rizki Ardi
      Participant

      Legend

      4 Requirements

      1. Log in to website 50 times
      2. Reply to a topic 50 times (Optional)
      3. Watch any video 10 times (Optional)
      4. Create a new topic 20 times
      GamiPress Thumbnail
      Achievement Thumbnail
      Image 2 replies
      Image 9 views
        Up
        2
        ::

        Ambil napas dalam-dalam, buang pelan-pelan. Jawab jujur dari hati yang paling dalam, ya. Ini bukan ujian yang ada skor benar atau salahnya, nggak akan ada yang nge-judge atau ngasih nilai merah. Anggap aja ini kayak lagi ngobrol sama sahabat paling deket Kamu, cuma buat refleksi awal aja, biar kita tahu starting point kita di mana:

        • Pas tim Kamu ngelakuin blunder fatal yang bikin klien ngamuk dan ngancem putus kontrak, reaksi spontan Kamu apa?
        (A) Langsung cari ‘biang kerok’-nya, terus marathon meeting buat ‘cuci otak’ dan nunjukkin siapa bosnya. Yang penting, muka saya selamat di depan atasan.
        (B) Ikutan panik, nge-blank total, terus curhat panjang lebar di medsos pakai akun alter sambil nyalahin sistem atau nasib.
        (C) Tenang dulu (atau pura-pura tenang di depan tim), kumpulin semua fakta tanpa asumsi, ajak tim diskusi buat damage control secepat mungkin, cari root cause-nya biar nggak keulang lagi di masa depan, dan pikirin gimana caranya balikin kepercayaan klien.

        • Seberapa sering dan seberapa genuinely Kamu minta feedback (iya, termasuk yang pedes dan nusuk!) dari tim tentang gaya kepemimpinan Kamu, tentang keputusan yang Kamu ambil, atau tentang suasana kerja di tim?
        (A) Hah? Emang ada ya manajer minta feedback dari bawahan? Bukannya kita yang ngasih feedback ke mereka? Ntar malah ngelunjak dan nggak respek lagi.
        (B) Paling pas momen evaluasi kinerja tahunan yang formalitas itu, biar kelihatan demokratis aja di depan HRD. Itu juga pertanyaannya udah standar dari kantor.
        (C) Reguluer dong! Malah saya sering nanya informal pas lagi ngobrol santai, ‘Eh, ada masukan nggak buat saya biar bisa jadi atasan yang lebih baik buat kalian? Atau ada nggak sih kebijakan tim kita yang menurut kalian perlu diubah?’ Saya bahkan mungkin bikin survei anonim berkala.”

        • Kalau tiba-tiba ada arahan baru dari ‘Big Boss’ atau kantor pusat yang nge-rombak total rencana kerja tim yang udah disusun matang dan disepakati bersama, Kamu lebih sering:
        (A) Ikutan misuh-misuh bareng tim di pantry atau grup chat nggak resmi, ‘Ini maunya apa sih, labil banget! Nggak mikirin kita yang di lapangan!’.
        (B) Diem seribu bahasa, pasrah aja sama nasib, terus nerusin info ke tim tanpa banyak penjelasan atau konteks, biar mereka interpretasi sendiri aja.
        (C) Ajak tim duduk bareng secepatnya, jelasin konteks perubahannya dengan transparan (sejauh yang bisa di-share), dengerin semua kekhawatiran dan pertanyaan mereka dengan sabar, terus bareng-bareng brainstorming cara adaptasi yang paling efektif dan efisien, sambil tetap jaga semangat tim.

        • Seberapa jauh Kamu ‘kepo’ (yang positif dan suportif, ya!) sama goals jangka panjang masing-masing anggota tim Kamu, passion project mereka di luar kerjaan, atau bahkan struggle yang lagi mereka hadapi secara personal yang mungkin ngaruh ke performa kerja mereka?
        (A) Ngapain? Itu urusan pribadi mereka, bukan urusan saya sebagai manajer. Yang penting kerjaan mereka beres sesuai target, titik.
        (B) Tau dikit-dikit aja, sebatas yang kelihatan di permukaan atau yang mereka ceritain sekilas pas lagi makan siang bareng.
        (C) Saya berusaha bangun hubungan yang lebih personal dan empatik, karena saya percaya kalau mereka happy dan fulfilled secara individu, kontribusinya ke tim juga bakal lebih maksimal dan tulus. Saya mungkin nanya, ‘Ada yang bisa saya bantu support buat ngejar mimpi Kamu itu?’.”

        Gimana hasilnya? Udah mulai ada pencerahan atau malah makin bingung? It’s okay. Nggak perlu di-share ke grup WA keluarga atau di-post di Insta Story dengan caption galau. Cukup buat bahan renungan Kamu sendiri. Jawaban-jawaban tadi bisa jadi semacam ‘diagnosa awal’, kayak pas kita pertama kali ke dokter. Buat Kamu ngelihat, kira-kira mindset mana nih yang udah jadi ‘pabrikan’ di diri Kamu dan jadi kekuatan Kamu, mana yang masih perlu di-service rutin biar performanya tetap oke, atau bahkan mana yang udah waktunya di-uninstall karena udah nggak kompatibel lagi sama ‘OS’ kepemimpinan zaman now yang serba dinamis ini. Nggak ada yang sempurna, semua orang punya area buat berkembang.

      • Lia
        Participant

        Legend

        4 Requirements

        1. Log in to website 50 times
        2. Reply to a topic 50 times (Optional)
        3. Watch any video 10 times (Optional)
        4. Create a new topic 20 times
        GamiPress Thumbnail
        Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
        Image 2 replies
        Image 9 views

          Tulisan ini keren banget karena ngajak kita buat jujur dan refleksi diri dengan cara yang santai tapi tetap mendalam. Kadang, kita memang terlalu sibuk ngurusin pekerjaan sehari-hari sampai lupa ngecek gimana sebenarnya cara kita memimpin dan berinteraksi sama tim. Pertanyaan-pertanyaan yang disajikan bukan cuma buat nge-judge, tapi justru membuka ruang buat introspeksi, jadi kita tahu di mana posisi kita sekarang dan apa yang bisa diperbaiki supaya kepemimpinan kita lebih efektif dan manusiawi. Apalagi di zaman sekarang, di mana tim butuh lebih dari sekadar atasan yang ngatur, tapi juga mentor yang paham dan supportif. Jadi, tulisan ini bukan cuma refleksi buat pemimpin, tapi juga pengingat buat semua yang mau terus belajar jadi versi terbaik dirinya.

        • Albert Yosua
          Participant

          Legend

          4 Requirements

          1. Log in to website 50 times
          2. Reply to a topic 50 times (Optional)
          3. Watch any video 10 times (Optional)
          4. Create a new topic 20 times
          GamiPress Thumbnail
          Achievement Thumbnail
          Image 2 replies
          Image 9 views

            Kalau jujur dari hati, saya lebih banyak relate dengan opsi (C) di tiap situasi. Saya percaya bahwa peran manajer bukan cuma ngatur kerjaan, tapi jadi penjaga semangat tim, tempat aman buat berbagi, dan pengarah saat badai datang. Blunder? Saya ajak tim evaluasi bareng. Feedback? Saya minta, bahkan yang pahit sekalipun. Perubahan mendadak? Saya bantu tim beradaptasi. Dan buat saya, kenal lebih dalam sama anggota tim itu bukan basa-basi, tapi fondasi buat kolaborasi yang sehat dan tulus.

            Refleksi ini ngingetin lagi: jadi manajer itu bukan soal posisi, tapi tanggung jawab buat jadi manusia yang lebih hadir dan sadar.

        Viewing 2 reply threads
        • You must be logged in to reply to this topic.
        Image

        Bergabung & berbagi bersama kami

        Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!