::
Kamu belum jadi leader sejati kalau kamu belum pernah kepikiran buat berhenti. Pernah ga sih di tengah semua tekanan dan tanggung jawab sebagai leader kamu ngerasa ‘Jadi karyawan biasa kok kayanya lebih damai ya. Ga harus jadi panutan, Cuma harus beresin job desc sendiri, dan ga jadi orang yang harus selalu diandalkan. Cukup kerja, selesaikan tugas, dan pulang dengan kepala ringan.’
Kalau kamu pernah kepikiran kaya gitu, selamat! Kamu sudah sampai di titik dimana kamu benar-benar paham gimana beratnya jadi seorang leader. Karena berdasarkan pengalaman pribadi, ada titik-titik dalam perjalanan leadership dimana keinginan buat berhenti itu nyata banget.
Leadership itu bukan tentang memimpin tanpa ragu dan tanpa goyah. Nggak jarang kamu bertanya-tanya ‘Kenapa ya saya milih jalan ini?’. Leadership adalah keberanian untuk bertahan, meski keinginan untuk berhenti selalu muncul di tengah jalan. Setiap kali ada dorongan untuk mundur, cari cara untuk maju. Bukan karena gampang, tapi kamu tahu ini peran yang harus kamu pegang.
Jangan ukur seberapa berat beban yang ada di pundakmu, tapi seberapa kuat kamu berdiri di bawahnya. Jangan pikirkan berapa kali kamu goyah, tapi pikirkan berapa kali kamu menolak untuk menyerah. Jangan fokus pada seribu alasan untuk jatuh, tapi fokus sama satu alasan untuk terus tumbuh. Dan yang terpenting jangan hitung berapa kali kamu ingin berhenti, tapi hitunglah berapa kali kamu memilih untuk melangkah lagi.
“The greatest glory in living lies not in never falling, but in rising every time we fall.” – Nelson Mandella
source IG @yohanesauriflux
#BeABetterLeaderThisYear