Home / Topics / Finance & Tax / Tantangan Digitalisasi Akuntansi. Are You Ready?
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 1 day, 3 hours ago by Albert yosua.
Tantangan Digitalisasi Akuntansi. Are You Ready?
September 19, 2024 at 10:56 am-
-
1 repliesUp::1
Buat kamu yang berkecimpung atau bersinggungan dengan keuangan dan akuntansi. Tentunya tidak ingin ketinggalan tren terbaru di bidang ini. Kali ini saya akan memaparkan salah satu tantangan terbesar di bidang akuntansi, yaitu tranformasi digital.
Seperti kita ketahui, metode pembukuan terus menerus bertransformasi. Dari pencatatan manual di buku tulis, dimana Buku Besar secara literal merupakan buku yang besar dalam artian sebenarnya. Kamu bisa lihat Buku Besar secara fisik di Museum Bank Mandiri atau Museum BI.
Kemudian proses pembukuan bertransformasi menggunakan komputer, dalam hal ini dibantu oleh software spreadsheet seperti Microsoft Excel. Lalu kebutuhan terus berkembang dan bertambah kompleks. Transaksi semakin banyak sehingga aplikasi spreadsheet tidak mampu untuk mengimbanginya.
Lantas muncullah berbagai software khusus accounting dan ERP. Sebutlah Peachtree, Accurate, MYOB, Odoo, Zahir, Jurnal.id, dan masih banyak lagi. Semua itu hanyalah tools, yang terpenting adalah man behind the gun. User yang mendesain dan mengoperasikan software tersebut.
Dari semua hal diatas, ada satu benang merah yang bisa diambil yaitu Transformasi Digital.
Transformasi digital di bidang akuntansi sama seperti mengikuti perkembangan teknologi terbaru di dunia yang bergerak cepat — kadang seru, tapi juga bisa bikin kebingungan. Mari kita lihat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para profesional akuntansi saat mereka melangkah ke era digital ini.
1. Integrasi Teknologi Baru
Bayangkan kamu baru saja membeli smartphone terbaru yang canggih. Kini, tantangan pertama adalah mengerti semua fiturnya dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam hidupmu. Begitu pula dengan perangkat lunak akuntansi. Ada banyak pilihan di luar sana, memilih yang terbaik dan paling sesuai kebutuhan perusahaan bisa jadi tantangan tersendiri.
Setelah memilih, tahap berikutnya adalah implementasi. Ini seperti belajar cara menggunakan fitur-fitur di smartphone yang baru. Karyawan perlu pelatihan agar merasa nyaman dan bisa memanfaatkan teknologi baru tersebut secara maksimal. Data menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak melatih karyawan mereka dalam penggunaan teknologi baru berisiko memiliki retensi karyawan yang lebih rendah serta produktivitas yang tidak optimal.
Proses integrasi dan adaptasi ini memang perlu upaya lebih, namun layak dan harus dijalani. Banyak orang tidak perlu pikir panjang untuk belajar bagaimana menggunakan smartphone. Namun herannya masih banyak bisnis yang masih takut untuk menggunakan teknologi baru, dalam hal ini software akuntansi untuk bisnis mereka. Ini layaknya orang yang tidak mau memakai smartphone karena alasan takut tidak bisa menggunakannya.
2. Perubahan Proses Bisnis
Digitalisasi sering kali menghantarkan kita pada perubahan cara kerja yang sudah kita kenal. Bayangkan kalau kamu terbiasa mengantar surat secara manual, lalu tiba-tiba harus menggunakan email. Sebagian proses akuntansi yang dulunya memerlukan banyak waktu kini bisa diotomatiskan. Namun, ini juga bisa membuat orang merasa cemas, terutama jika tugas yang dulunya menjadi tanggung jawab mereka sekarang dikerjakan oleh perangkat lunak.
Kita harus ingat bahwa dengan automasi, beberapa pekerjaan lama mungkin akan hilang, dan keterampilan baru akan semakin dibutuhkan. Jadi, terus belajar itu penting!
Perubahan memang masih memiliki konotasi negatif dalam benak banyak orang. Perubahan bisa saja diasosiasikan sebagai tidak nyaman, kerja ekstra, kehilangan sesuatu. Tapi apakah kita sadar, bahwa tidak ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri. Bahkan diri kita sendiri berubah dari tahun ke tahun tanpa kita sadari. Jadi perubahan itu sebenarnya tidak bisa dihindarkan, bagaimanapun kita berusaha menghindar. Alih-alih menghindarinya, maka sambutlah perubahan itu.
3. Keterampilan Digital
Seperti di bidang lainnya dalam hidup, baik itu olahraga, permainan, atau bisnis, kamu tidak bisa hanya mengandalkan teknik lama. Akan terus bermunculan teknik dan metode baru yang lebih efisien dan efektif. Apa yang kamu bisa sekarang bisa jadi akan usang seiring dengan waktu. Kamu perlu belajar keterampilan baru, beradaptasi dengan peraturan baru, update dengan teknologi terbaru.
Di dunia teknologi, keterampilan digital menjadi sangat penting. Banyak akuntan mungkin belum terbiasa dengan alat analisis data atau software baru, dan itu bisa jadi penghalang. Kunci dari hal ini adalah kebiasaan untuk terus belajar. Belajar bagaimana mengatasi masalah baru yang muncul, belajar bagaimana menyelesaikan tugas-tugas rutin dengan lebih efisien dan efektif, belajar bagaimana berkolaborasi lebih smooth dengan pihak internal maupun eksternal.
4. Risiko Keamanan Cyber
Mari kita bayangkan kamu punya brankas yang menyimpan semua barang berharga, tetapi brankasnya tidak terkunci! Dengan banyak data keuangan yang disimpan secara digital, perusahaan rentan terhadap ancaman hacker. Risiko pelanggaran keamanan meningkat, dan perusahaan perlu memastikan bahwa data mereka aman.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa ‘data is the new oil’. Data transaksi dan keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat berharga jika kita tahu bagaimana mengolah data tersebut. Data sebagaimana minyak, tidak serta merta menjadi berharga jika kita gunakan sebagaimana adanya. Namun menjadi begitu berharga jika kita bisa mengolahnya menjadi produk yang tepat. Dalam hal ini data dapat diolah menjadi informasi sebagai referensi pengambil keputusan.
Jangan sampai data yang berharga tersebut hilang atau jatuh ke tangan yang salah. Berbagai langkah preventif harus diupayakan oleh organisasi untuk menjaga data itu utuh dan aman. Antara lain dengan memilih server atau SaaS yang terbukti aman, backup data secara rutin, edukasi keamanan cyber ke para karyawan, memasang dan memperbarui software keamanan di komputer, dan berbagai upaya preventif lainnya.
5. Perubahan Budaya Organisasi
Transformasi digital bukan hanya sekadar mengganti perangkat keras atau perangkat lunak. Ini juga tentang merubah cara perusahaan beroperasi. Adopsi teknologi baru memerlukan dukungan dari semua orang di perusahaan — dari manajemen hingga karyawan. Tanpa dukungan, semua teknologi tinggi itu bakal sia-sia.
Perubahan ini juga bisa menyebabkan pertanyaan dan keraguan. Apakah kita siap untuk berubah? Komunikasi yang jelas dan motivasi positif dari manajemen menjadi kunci agar semua mencintai proses ini — seperti mengajak teman-teman untuk pergi berlibur ke tempat baru dengan semangat yang sama!
Supaya langgeng dan menjadi budaya, perubahan itu sendiri harus dimaknai positif oleh semua orang di dalam organisasi. Perubahan janganlah sampai dijadikan musuh bersama yang harus dihindari. Jadikan perubahan menjadi rutin dan menarik seperti menerima gaji setiap bulan.
6. Kendala Biaya
Bayangkan kamu ingin membeli mobil baru — mahal, tetapi bisa sangat menguntungkan dalam jangka panjang. Begitu pula dengan investasi besar yang diperlukan untuk transformasi digital. Biaya awal bisa menjadi penghalang, terutama bagi usaha kecil dan menengah.
Namun, penting untuk ingat bahwa, meskipun investasi ini mungkin sedikit memberatkan di awal, manfaat jangka panjang yang didapat bisa sangat signifikan. Penghematan waktu, peningkatan efisiensi, dan keputusan yang lebih baik akan membuat semuanya sepadan.
—
Menghadapi semua tantangan ini, penting bagi para profesional di bidang akuntansi untuk memiliki strategi yang jelas dalam transformasi digital. Setiap langkah kecil menuju digitalisasi bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan dan membangun masa depan yang lebih mudah. Dengan belajar dan berkolaborasi, kita bisa menghadapi era digital yang semakin berkembang ini dengan percaya diri!
-
Albert yosuaParticipant
Piooner
4 Requirements
- Log in to website 10 times
- Reply to a topic 3 times
- Create a new topic 1 time
- Watch any video 1 time (Optional)
1 repliesOctober 10, 2024 at 11:18 am1. Mendalami Analisis Big Data
• Jenis Data: Selain data keuangan, akuntan juga perlu memahami jenis data lainnya seperti data operasional, data pelanggan, dan data pasar yang dapat dianalisa untuk memberikan insights yang lebih komprehensif.
• Alat Analisis: Jelaskan secara singkat alat-alat analisis data yang umum digunakan oleh akuntan, seperti software akuntansi berbasis cloud, tools business intelligence, dan machine learning.
• Contoh Kasus: Berikan contoh konkret bagaimana analisis big data telah membantu perusahaan dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
2. Mengkaji Lebih Dalam Penerapan Standar Tinggi
• Standar Akuntansi Internasional (IAS): Jelaskan bagaimana IAS telah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan bagaimana akuntan harus mengikuti perkembangan tersebut.
• Cybersecurity: Bahas pentingnya keamanan data dalam era digital dan peran akuntan dalam menjaga kerahasiaan informasi keuangan.
• Regulasi: Diskusikan tentang regulasi yang relevan dengan akuntansi digital, seperti GDPR (General Data Protection Regulation) dan implikasinya bagi akuntan.
3. Memahami Lebih Jauh tentang Revolusi Industri 4.0
• Teknologi Baru: Jelaskan teknologi-teknologi baru yang relevan dengan akuntansi seperti AI, blockchain, dan robotic process automation (RPA).
• Otomatisasi: Bahas bagaimana otomatisasi akan mengubah peran akuntan dari tugas-tugas rutin menjadi peran yang lebih strategis.
• Keterampilan Baru: Jelaskan keterampilan apa saja yang perlu dimiliki oleh akuntan di era digital, seperti kemampuan analisis data, programming, dan soft skills seperti komunikasi dan kolaborasi.
4. Menawarkan Solusi Praktis
• Pendidikan Berkelanjutan: Jelaskan pentingnya pendidikan berkelanjutan bagi akuntan untuk tetap relevan.
• Sertifikasi: Sebutkan sertifikasi-sertifikasi yang relevan dengan akuntansi digital yang dapat diikuti oleh akuntan.
• Peran Asosiasi Profesi: Jelaskan peran Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau asosiasi profesi lainnya dalam mendukung pengembangan kompetensi akuntan di era digital.
5. Menambah Perspektif yang Lebih Luas
• Etika Profesi: Bahas tantangan etika yang dihadapi akuntan dalam era digital, seperti konflik kepentingan dalam penggunaan data.
• Kolaborasi Antar Profesi: Jelaskan pentingnya kolaborasi antara akuntan dengan profesi lain seperti data scientist, IT, dan manajemen.
• Masa Depan Profesi Akuntan: Gambarkan bagaimana profesi akuntan akan berubah di masa depan dan peluang-peluang baru yang akan muncul.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 LiaPoints: 65
- #2 DICKY IBROHIMPoints: 41
- #3 Uje RahmatPoints: 33
- #4 JEJEPoints: 12
- #5 Rizki ArdiPoints: 7
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax
- Apakah Customer Service (CS) Bisa Dijadikan Sales Juga?23 August 2024 | Marketing & Sales
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Apa kata AI tentang Manfaat Koperasi Karyawan?19 September 2024 | General