[LiaParticipant Rookie]

Up

0

::

Banyak orang pikir mindset itu soal berpikir positif.
Padahal bukan.

Mindset itu soal gimana kamu bereaksi secara otomatis waktu tantangan datang.

Kebiasaan pikiranmu bisa bikin kamu terjebak di tempat, atau justru maju terus walau susah.

Berikut 8 cara mengubah pola pikir yang bisa bikin perbedaan besar 👇

1. “Aku kewalahan” ➡️ “Aku ambil satu langkah dulu.”
✨ Kemajuan itu sering dimulai dari langkah kecil, lebih kecil dari yang kamu kira.

2. “Aku nggak punya sumber daya” ➡️ “Aku bakal cari cara.”
✨ Alat itu bantu, tapi yang bikin menang itu kreativitas.

3. “Andai aja ini lebih gampang” ➡️ “Bagus, berarti aku lagi ditempa biar kuat.”
✨ Pertumbuhan jarang terasa nyaman, tapi selalu berharga.

4. “Aku nggak bisa ngatur keadaan ini” ➡️ “Tapi aku bisa ngatur responku.”
✨ Ketahanan mental muncul dari jarak antara apa yang terjadi dan cara kamu bereaksi.

5. “Aku nunggu waktu yang pas” ➡️ “Aku jadikan sekarang waktu yang pas.”
✨ Aksi itu sinyal yang ngundang momentum. Begitu mulai, hal lain bakal ikut jalan.

6. “Aku kurang berbakat” ➡️ “Aku bakal kerja lebih keras dari yang berbakat.”
✨ Disiplin bisa ngalahin bakat kalau kamu konsisten cukup lama.

7. “Kenapa ini terjadi padaku?” ➡️ “Mungkin ini terjadi untukku.”
✨ Kadang rasa sakit itu bukan hukuman, tapi persiapan.

8. “Aku bersaing sama orang lain” ➡️ “Aku bersaing sama diriku sendiri.”
✨ Satu-satunya perlombaan yang penting itu tentang jadi lebih baik dari dirimu kemarin.

Mindset yang sehat bukan berarti hidupmu tiba-tiba jadi gampang.
Tapi kamu punya cara buat terus jalan, bahkan waktu dunia lagi nggak ramah.

Jadi, dari delapan perubahan pola pikir ini yang mana paling kamu butuhin sekarang? 💭

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

klo aq lebih ke kaliamt nomer 6 yaitu Aku kurang berbakat” “Aku bakal kerja lebih keras dari yang berbakat.”
Sering kali orang terlalu cepat menyerah karena merasa “nggak berbakat”, padahal bakat tanpa disiplin nggak akan bertahan lama.

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

Sebaliknya, orang yang mungkin mulai dari nol tapi punya etika kerja, kemauan belajar, dan konsistensi, justru bisa melampaui mereka yang awalnya tampak lebih unggul.

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

pola pikir growth mindset, percaya bahwa kemampuan bisa dikembangkan lewat kerja keras, bukan ditentukan dari lahir.

Jadi, pesan utamanya bukan meremehkan bakat, tapi mengingatkan kita bahwa disiplin adalah kekuatan sejati yang menentukan siapa yang tetap berdiri saat yang lain berhenti.

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

Kalau kamu sendiri .. kamu lebih sering mengandalkan bakat alami, atau merasa berkembang karena latihan dan kerja keras terus-menerus?

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Wah, pertanyaannya menarik banget, Kak Amilia!

Kalau aku pribadi, awalnya mungkin lebih banyak mengandalkan bakat alami. Tapi seiring waktu, aku sadar kalau bakat aja nggak cukup — apalagi ketika tantangan makin kompleks. Justru di situ aku mulai melihat pentingnya latihan terus-menerus dan kerja keras.

Rasanya, perkembangan terbesar justru datang saat aku keluar dari zona nyaman dan konsisten belajar hal-hal baru. Jadi sekarang aku lebih percaya bahwa kemampuan itu bisa dibentuk, bukan cuma ditentukan sejak awal.

Kalau Kak Amilia sendiri, gimana cara Kakak menjaga semangat untuk terus belajar dan berkembang meskipun kadang hasilnya belum langsung kelihatan?

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Kak Amilia sendiri, apakah ada tips atau kebiasaan sehari-hari yang Kak Amilia lakukan untuk menjaga disiplin dan menjaga pola pikir growth mindset ini tetap hidup dalam diri Kak Amilia?

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Pesan Kak Amilia tentang disiplin sebagai kekuatan sejati juga sangat menggugah. Di dunia yang penuh dengan godaan untuk menyerah, disiplin memang jadi penentu siapa yang bisa bertahan.

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Halo Kak Amilia,

Aku suka banget dengan konsep growth mindset yang Kak Amilia sampaikan! Memang, percaya bahwa kemampuan bisa berkembang lewat usaha dan kerja keras itu sangat powerful. Menurut aku, yang paling penting adalah tetap konsisten dan percaya bahwa kita bisa terus belajar dan berkembang, bukan hanya bergantung pada bakat yang kita miliki sejak lahir.

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Kak Amilia sendiri, ada nggak pengalaman di mana merasa mulai dari nol tapi akhirnya berhasil berkat konsistensi dan kerja keras? Apa tantangan terbesar yang Kak Amilia hadapi saat itu, dan bagaimana cara Kak Amilia menghadapinya?

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Hai Kak Amilia,

Aku setuju banget! Memang banyak yang mulai dari nol, tapi dengan etika kerja yang baik, kemauan untuk belajar, dan konsistensi, mereka bisa jauh melampaui yang awalnya terlihat lebih unggul. Kadang, orang yang punya semangat dan disiplin lebih bisa bertahan dalam jangka panjang.

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Pernah nggak sih Kak Amilia merasa di titik yang merasa “nggak berbakat” tapi justru akhirnya menemukan cara untuk terus maju dan berkembang? Apa yang Kak Amilia lakukan untuk tetap motivasi dan tidak menyerah?

[Albert YosuaParticipant Rookie]

Halo Kak Amilia,

Aku setuju banget dengan yang Kak Amilia bilang, banyak orang yang menyerah hanya karena merasa “nggak berbakat”. Padahal, seperti yang Kak Amilia katakan, bakat itu bisa kalah oleh kerja keras dan disiplin. Bahkan, aku rasa disiplin dan ketekunan bisa membuat kita terus berkembang meskipun kita merasa bukan yang paling berbakat di awal.

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

“Aku bersaing sama orang lain” ➡️ “Aku bersaing sama diriku sendiri.” Satu-satunya perlombaan yang penting itu tentang jadi lebih baik dari dirimu kemarin. benarkah seperti itu??

Ya, benar sekali dan pemikiran seperti itu sebenarnya menandakan kematangan dalam cara kita memandang hidup dan kesuksesan.

Ketika seseorang berkata, “Aku bersaing sama orang lain,” fokusnya ada pada perbandingan eksternal. Kita menilai diri dari apa yang orang lain capai: karier mereka, penampilan, gaya hidup, atau prestasi. Tapi masalahnya, perbandingan semacam itu tidak pernah selesai. Selalu ada orang yang lebih sukses, lebih kaya, lebih beruntung. Akibatnya, kita bisa kehilangan rasa syukur dan identitas diri sendiri.

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

Sebaliknya, saat kita mengubah sudut pandang menjadi “Aku bersaing sama diriku sendiri,” fokusnya bergeser ke pertumbuhan pribadi.
Kita mulai bertanya:

“Apa aku hari ini lebih sabar dari kemarin?”
“Apa aku sudah belajar sesuatu yang baru?”
“Apa aku lebih tenang dalam menghadapi masalah?”

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

Perlombaan semacam ini jauh lebih sehat, karena tujuannya bukan untuk menang dari orang lain, tapi untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Dan menariknya, ketika seseorang terus memperbaiki dirinya, hasilnya sering kali justru membuatnya unggul secara alami, tanpa harus menjatuhkan siapa pun.

[Amilia Desi MarthasariParticipant Rookie]

Jadi, ya, kalimat itu benar. Hidup bukan tentang siapa yang lebih cepat atau lebih hebat, tapi tentang siapa yang terus tumbuh, belajar, dan berproses menjadi lebih baik dari dirinya kemarin.

Kalau boleh saya tanya balik Kak Lia :
Menurutmu kakak apa yang paling menantang dari “bersaing dengan diri sendiri”?

[Edi GunawanParticipant Rookie]

bagus sekali topiknya, mengubah cara pikir yang mungkin bisa dibilang hampir kebanyakan orang pasti mikir pilihan sebelah kiri daripada yang kanan,

nomor 2 paling mengena banget,