Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 5 replies, 2 voices, and was last updated 2 weeks ago by Albert Yosua.

“Bukan Anda yang Gagal. Sistemnya yang Rusak.”

June 12, 2025 at 3:45 pm
image
    • Lia
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
      Image 5 replies
      Image 23 views
        Up
        1
        ::

        Mungkin yang toksik itu lingkungan kerja kamu.

        Kamu udah cukup lama mempertanyakan dirimu sendiri. Sekarang waktunya lihat lebih jujur, apa yang sebenarnya salah di tempat kerja kamu.

        1. Pertumbuhan pribadi dianggap mengganggu
        Kamu mau belajar hal baru atau berkembang, tapi malah dibilang “terlalu ambisius” atau “nggak tahu diri.”
        📌 Contoh: Kamu coba ikut pelatihan, malah dilarang karena dianggap nyari panggung.

        2. Kejujuran malah dianggap membangkang
        Ketika kamu ngomong jujur atau menyampaikan kritik membangun, malah dimusuhi.
        📌 Contoh: Kamu lapor kerjaan tim nggak efektif, eh besoknya kamu nggak diajak meeting.

        3. Atasan salah paham soal wibawa
        Mereka mikir dihormati itu sama dengan ditakuti.
        📌 Contoh: Bos kamu nggak mau ditanya kenapa, pokoknya harus nurut tanpa boleh diskusi.

        4. Lembur dianggap bukti loyalitas
        Capek kerja terus-terusan malah dipuji, bukan disadari sebagai tanda burnout.
        📌 Contoh: Orang yang sering pulang malam dipanggil “teladan”, yang pulang tepat waktu dibilang nggak total.

        5. Ide baru dianggap mengganggu sistem
        Kamu bawa ide segar, malah dianggap sok pintar.
        📌 Contoh: Kamu usul pakai sistem digital biar efisien, dijawab, “dari dulu juga begini nggak masalah.”

        6. Kesehatan mental itu urusan pribadi, bukan kantor
        Kalau kamu curhat stres kerja, malah disuruh “kuat dong, jangan manja.”
        📌 Contoh: Izin cuti karena burnout ditolak, tapi rapat lembur disuruh hadir terus.

        7. Kerja-balance hidup itu cuma teori
        Harus selalu standby, bahkan di luar jam kerja.
        📌 Contoh: Ditelepon malam atau weekend dianggap wajar. Nggak angkat, dibilang nggak punya komitmen.

        8. Feedback cuma satu arah (dari atas ke bawah)
        Karyawan wajib terima kritik, tapi atasan nggak mau dikoreksi.
        📌 Contoh: Kalau atasan bikin keputusan keliru, kamu dilarang angkat suara karena “bukan kapasitasmu.”

        9. Kesalahan itu dosa besar
        Kalau gagal, langsung disalahkan. Nggak ada ruang belajar.
        📌 Contoh: Bikin kesalahan kecil langsung dimarahin di depan tim, padahal bisa dibahas baik-baik.

        10. Kolaborasi cuma jargon
        Katanya kerja tim, tapi yang dipupuk malah saingan antar kolega.
        📌 Contoh: Dikasih target individu yang saling bertabrakan, bikin orang nggak bisa kerja bareng dengan jujur.

        11. Yang dipercaya cuma yang selalu bilang ‘iya’
        Kalau kamu beda pendapat, kamu dicoret dari lingkaran dalam.
        📌 Contoh: Kamu kasih masukan yang beda arah, eh minggu depannya kamu nggak dikasih proyek penting lagi.

        12. Kerja dalam mode “panik” terus-terusan
        Semua dikejar-kejar, tapi masalahnya nggak pernah dibenerin.
        📌 Contoh: Tiap minggu ada deadline darurat, padahal bisa direncanakan dari awal. Tapi pola chaos itu dianggap biasa.

        Kamu nggak diciptakan untuk bertahan di tempat yang membuatmu ragu dengan dirimu sendiri. Kamu layak tumbuh, dihargai, dan diberi ruang untuk berkembang. Tempat kerja yang sehat akan melihat nilai kamu, bukan menekannya. Jadi kalau kamu merasa selalu harus mengecilkan diri untuk bertahan mungkin kamu hanya berada di tempat yang salah.

      • Albert Yosua
        Participant
        GamiPress Thumbnail
        Achievement Thumbnail
        Image 5 replies
        Image 23 views

          Banyak poin yang benar-benar saya rasakan, terutama soal lembur dianggap bukti loyalitas dan feedback yang cuma satu arah. Kadang rasanya seperti nggak cukup kerja keras saja—kalau nggak selalu standby dan ikut arus, langsung dianggap kurang komitmen.

          Paling menyedihkan ketika niat berkembang malah dianggap mengganggu, padahal kita cuma pengen jadi lebih baik. Tulisan ini jadi pengingat bahwa kita bukan gagal—tapi mungkin memang sedang berada di sistem yang gak sehat.

          Semoga semakin banyak tempat kerja yang mulai sadar dan berani berubah. Karyawan bukan mesin, tapi manusia yang ingin dihargai dan berkembang.

          • Lia
            Participant
            GamiPress Thumbnail
            Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
            Image 5 replies
            Image 23 views

              Aku ngerasa banget sih, kita sering dinilai dari seberapa ‘tersedia’ kita, bukan dari kualitas kerja. Makasih ya udah berbagi komen, semoga kita sama-sama bisa nemu atau bahkan bantu bangun lingkungan kerja yang lebih sehat.

          • Albert Yosua
            Participant
            GamiPress Thumbnail
            Achievement Thumbnail
            Image 5 replies
            Image 23 views

              Kadang yang bikin paling capek bukan cuma beban kerja, tapi rasa harus terus membuktikan diri di tempat yang gak memberi ruang untuk jujur, tumbuh, atau bahkan salah secara manusiawi.

              Aku belajar bahwa speak up bukan berarti kita memberontak, tapi bentuk kepedulian—kepedulian terhadap kualitas kerja, tim, dan juga diri sendiri. Semoga semakin banyak orang yang berani melihat lebih dalam: bukan sekadar bertahan, tapi berkembang dengan sehat.

              • Lia
                Participant
                GamiPress Thumbnail
                Achievement ThumbnailAchievement Thumbnail
                Image 5 replies
                Image 23 views

                  Setuju banget, Albert. Kadang yang bikin capek itu bukan kerjaannya, tapi tekanan untuk terus terlihat “cukup baik” di lingkungan yang nggak ngasih ruang buat jadi manusia biasa 😔

                  Dan iya, speak up itu bukan bentuk melawan lho tapi justru bentuk cinta sama kualitas dan kebaikan bareng-bareng. Sayangnya, belum semua tempat bisa nerima itu tanpa menganggapnya ancaman.

                  Menurut kamu, hal paling sederhana apa yang bisa mulai dilakukan di tempat kerja biar jadi lebih sehat walaupun belum ideal? Kadang perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil juga, ya. 🙏💬

              • Albert Yosua
                Participant
                GamiPress Thumbnail
                Achievement Thumbnail
                Image 5 replies
                Image 23 views

                  Setelah ngalamin sendiri, aku ngerasa salah satu hal paling sederhana tapi berdampak itu… berani mulai dari jadi ruang aman buat orang lain. Entah itu teman kerja, anak magang, atau siapa pun—kalau mereka bisa cerita atau nanya tanpa takut dihakimi, itu udah langkah besar banget.

                  Kita mungkin belum bisa ubah sistem besar, tapi bisa mulai dari cara kita merespons orang. Kadang, validasi simpel kayak, “nggak apa-apa kok ngerasa gitu,” atau “aku juga pernah ngerasa sama,” bisa banget bikin orang ngerasa dihargai.

                  Kalau banyak orang mulai dari situ, mungkin pelan-pelan tempat kerja juga ikut berubah. Nggak ideal langsung, tapi setidaknya makin manusiawi.

              Viewing 3 reply threads
              • You must be logged in to reply to this topic.
              Image

              Bergabung & berbagi bersama kami

              Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!