[Rizki ArdiParticipant Legend Show Details 5 RequirementsLog in to website 50 timesReply to a topic 50 times (Optional)Watch any video 10 times (Optional)Create a new topic 20 timesReply to a topic 10 times]

Up

2

::

Pernah nggak sih lo jadi leader di sebuah tim, terus lo ngerasa kayak “kok gue yang paling cupu di sini ya?” Kayak semua anak buah lo pada jago-jago banget, punya skill dewa, pengalaman seabrek, bahkan ada yang masih muda tapi pengetahuannya udah kayak ensiklopedia berjalan. It’s a real thing, bro! Situasi kayak gini emang bisa bikin insecure, tapi justru di sinilah jiwa kepemimpinan lo diuji.

Dalam dunia kerja yang makin dinamis ini, ketemu tim dengan background dan expertise yang beragam itu udah jadi hal yang wajar. Ada yang fresh graduate dengan ide-ide fresh, ada juga yang udah senior dengan segudang pengalaman. Bahkan, nggak jarang kita nemuin anak muda yang skill-nya udah jauh di atas rata-rata. Nah, sebagai leader, lo punya dua pilihan: ngerasa terancam atau justru bangga.

Let’s be real, ngerasa sedikit insecure atau minder itu manusiawi banget. Apalagi kalau tim lo isinya rockstar semua. Tapi, yang penting adalah gimana lo merespons perasaan itu. Jangan sampai rasa minder berubah jadi rasa terancam, apalagi sampai ngebuat lo jadi defensive atau bahkan ngehambat perkembangan tim. That’s a big no-no!

Ingat, being a leader is not about proving yourself. Bukan tentang nunjukkin siapa yang paling hebat atau paling pinter. Tapi, justru tentang gimana lo bisa memberdayakan tim lo buat mencapai the best version of themselves. Tugas seorang leader itu ibaratnya kayak ngebukain jalan, nyediain resources, dan nge-support timnya buat bersinar. Lo nggak harus tau semuanya, lo nggak harus jadi yang paling jago di setiap bidang.

Justru, ketika tim lo bersinar, itu artinya lo udah berhasil menjalankan tugas lo sebagai leader dengan baik. Ibaratnya, lo yang jadi coach, dan tim lo yang jadi pemainnya. Ketika pemain lo mencetak gol, lo ikut bangga, kan? Sama halnya dengan tim lo yang sukses, lo juga harusnya merasa bangga. Their success is your success too.

Jadi, gimana caranya biar rasa minder nggak berubah jadi ancaman? Jadikan rasa minder itu sebagai alarm buat upgrade diri lo. Use it as a motivation to learn and grow. Mungkin lo bisa ikut workshop, baca buku, atau bahkan mentoring dengan anggota tim lo yang lebih expert di bidang tertentu. Embrace the learning process dan jangan pernah berhenti berkembang.

So, mulai sekarang, ubah mindset lo. Ketika lo punya tim yang super talented, jangan merasa terancam, tapi justru berbangga. Jadikan mereka sebagai partner untuk meraih kesuksesan bersama. Let’s empower our teams and achieve greatness together! Coba deh share pengalaman lo tentang memimpin tim yang super di komentar. Siapa tau bisa jadi inspirasi buat yang lain!

“If you’re the smartest person in the room, you’re in the wrong room.” – Michael Dell

[LiaParticipant Rockstar Show Details 4 RequirementsLog in to website 25 timesReply to a topic 7 timesCreate a new topic 5 timesWatch any video 2 times]

Sekedar sharing bro, selama bekerja kantoran, ada 1 kualitas atasan yang bikin gue betah kerja sama dia.

Bukan karena technical skill-nya jago, punya kemampuan komunikasi yang bagus, atau karismatik.

Tetapi dia bisa membangun rasa aman secara psikologis di tim-nya.

Dia berhasil membuat setiap orang berani mengambil risiko, mengusulkan ide-ide yang berbeda, bertanya apapun dan mengakui kesalahan tanpa takut di-judge.