Apakah anda mencari sesuatu?

  • This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 1 day, 23 hours ago by Amilia Desi Marthasari.

Kenapa Otak Manusia Lebih Suka Menunda-Nunda?

November 3, 2025 at 11:17 am
image
    • Amilia Desi Marthasari
      Participant
      GamiPress Thumbnail
      Image 0 replies
      View Icon 2  views
        Up
        0
        ::

        Pernah gak, kamu punya tugas penting tapi malah buka YouTube, nge-scroll X, atau nyapu kamar dulu?

        Kamu tahu kamu harus kerja, tapi otakmu bilang: “Nanti aja.”

        Nah, ini alasannya — dan caranya biar gak terus kejebak di siklus “nanti dulu.”

        1️⃣ Otak Kita Didesain untuk Nyari Kenyamanan, Bukan Produktivitas
        Manusia modern baru hidup beberapa ribu tahun. Tapi otak kita?
        Didesain jutaan tahun lalu untuk bertahan hidup, bukan untuk mengejar target kerja.

        Otak bagian yang paling tua — disebut amygdala — tugasnya adalah mencari rasa aman.
        Jadi setiap kali kamu menghadapi tugas besar, sulit, atau menegangkan, amygdala langsung menganggapnya sebagai ancaman.

        Akibatnya?
        Kamu lebih memilih melakukan hal yang bikin nyaman: nonton, makan, rebahan, scrolling TikTok.

        Itu bukan karena kamu malas — tapi karena otakmu berusaha melindungi kamu dari stres.

        2️⃣ Ada Pertarungan di Dalam Kepalamu
        Ada dua bagian utama otak yang “bertarung” saat kamu menunda:

        🧠 Amygdala: bagian emosional, fokusnya pada rasa nyaman sekarang.
        🧠 Prefrontal cortex: bagian logis, fokusnya pada tujuan jangka panjang.
        Saat kamu bilang “Nanti aja,” itu artinya amygdala menang.
        Dia menekan sinyal dari prefrontal cortex, dan kamu pun lebih memilih dopamin instan.

        Mau ngerjain tugas? Terlalu stres.
        Main HP bentar? Cepat dan enak.

        Kamu tahu mana yang benar — tapi otakmu gak peduli.

        3️⃣ Dopamin: Biang Keladi yang Mengatur Keinginan Kita
        Dopamin sering disalahpahami sebagai “hormon kebahagiaan.”
        Padahal fungsinya bukan bikin bahagia, tapi bikin kita mengejar sesuatu yang bikin bahagia.

        Artinya, dopamin memicu rasa penasaran dan ingin reward cepat.

        Contohnya:

        Buka notifikasi → dopamin
        Lihat like di postingan → dopamin
        Tonton satu video lagi → dopamin
        Tugas besar, kayak nulis laporan 20 halaman atau bikin proposal?
        Reward-nya jauh di depan, jadi otakmu gak tertarik.

        Maka muncullah pola pikir klasik:

        “Ah, nanti aja. Sekarang mending yang cepat-cepat dulu.”

        4️⃣ Menunda Bukan Masalah Waktu — Tapi Emosi
        Ini yang sering disalahpahami:
        Kita pikir kita menunda karena kurang waktu atau malas.
        Padahal penyebab utamanya adalah emosi negatif terhadap tugas itu.

        Beberapa contoh:

        Takut gagal
        Takut hasilnya gak sempurna
        Takut dinilai orang
        Ngerasa overwhelmed karena tugasnya kebanyakan
        Jadi, otak pakai strategi sederhana: hindari dulu biar gak stres.
        Masalahnya, makin lama ditunda → makin stres → makin besar keinginan untuk menghindar.

        Siklusnya jadi kayak gini:
        👉 Cemas → Menunda → Rasa bersalah → Cemas lagi → Menunda lagi.

        5️⃣ Efek Domino: Semakin Kamu Menunda, Semakin Berat Rasanya
        Setiap kali kamu menunda, otak belajar bahwa menghindari tugas bikin stresnya hilang sementara.
        Jadi di kesempatan berikutnya, dia langsung otomatis pakai strategi yang sama.

        Inilah kenapa menunda bisa jadi kebiasaan.
        Otak suka jalan pintas yang familiar.

        Sampai akhirnya, kamu bahkan menunda hal-hal kecil kayak:

        Balas pesan penting
        Bikin janji dokter
        Mandi pagi 😅
        Itu bukan karena kamu “rusak”, tapi karena otakmu sudah terlatih untuk menunda.

        6️⃣ “Tapi Aku Suka Deadlinenya, Bikin Semangat!”
        Kamu mungkin bilang:

        “Aku gak masalah menunda, toh akhirnya dikerjain juga kok.”
        Benar, tapi itu terjadi karena rasa takut lebih besar daripada rasa malas.

        Begitu deadline mendekat, otakmu mengeluarkan adrenalin dan kortisol — hormon stres yang bikin kamu terpaksa fokus.

        Itu yang disebut “motivasi darurat.”
        Efektif jangka pendek, tapi berbahaya kalau jadi kebiasaan.

        Kenapa? Karena kerja di bawah stres terus-menerus bisa bikin:

        Burnout
        Tidur terganggu
        Menurunkan kualitas hasil kerja
        Membuat kamu tergantung pada tekanan
        Kamu akhirnya produktif karena panik, bukan karena disiplin.

        7️⃣ Oke, Jadi Gimana Cara Ngalahin Prokrastinasi Ini?
        Ada banyak cara ilmiah yang terbukti bisa bantu kamu keluar dari lingkaran setan “nanti aja”.
        Berikut 7 strategi yang benar-benar bisa kamu praktikkan:

        🪶 1. Kerjakan 2 Menit Dulu
        Disebut “The Two-Minute Rule.”
        Mulai dari hal yang cuma butuh 2 menit — buka dokumen, tulis satu kalimat, atur meja.

        Begitu kamu mulai, resistansi otak berkurang drastis.
        Sering kali, setelah mulai 2 menit, kamu malah lanjut 20 menit tanpa sadar.

        🧩 2. Pecah Tugas Besar Jadi Bagian Kecil
        Tugas besar terasa berat karena otak melihatnya sebagai satu “gunung raksasa.”
        Jadi pecah jadi langkah kecil:

        “Tulis outline dulu.”
        “Cari referensi dulu.”
        “Ketik pembukaan aja.”
        Setiap langkah kecil yang selesai memberi dopamin alami → bikin otakmu semangat lanjut.

        ⏰ 3. Gunakan Teknik Pomodoro
        Kerja fokus 25 menit, istirahat 5 menit.
        Atur timer, dan larang diri buka HP sampai waktunya istirahat.

        Alasannya sederhana: otak manusia gak didesain fokus 2 jam tanpa jeda.
        Tapi 25 menit? Bisa banget.

        🧠 4. Ubah Cara Pandang Terhadap Tugas
        Coba ganti pikiran dari:

        “Aku harus ngerjain ini.”
        jadi
        “Aku memilih ngerjain ini.”
        Kesan kecil, tapi secara psikologis bikin kamu merasa punya kontrol.
        Otak lebih termotivasi kalau merasa keputusan datang dari diri sendiri.

        📅 5. Jadikan “Waktu Kerja” Sebagai Rutinitas, Bukan Mood
        Kalau kamu nunggu mood bagus baru kerja, kamu bakal kalah.
        Tapi kalau kamu punya ritual harian, otak akan otomatis masuk mode kerja tanpa perlu berpikir.

        Contoh kecil:

        Nyalain musik instrumental
        Buka laptop di tempat yang sama
        Satu cangkir kopi sebelum mulai
        Lama-lama, otakmu ngelink kebiasaan itu dengan “waktunya fokus.”

        💬 6. Bicara Baik pada Diri Sendiri
        Banyak orang menunda karena perfeksionis — takut hasilnya jelek.
        Padahal, otak kita lebih termotivasi oleh dukungan positif, bukan kritik.

        Jadi ubah dialog batinmu:

        “Aku jelek banget kalau gak mulai.” ❌
        jadi
        “Mulai aja dulu, nanti bisa diperbaiki.” ✅
        Self-compassion bukan excuse untuk malas.
        Itu cara agar otak gak terus kabur dari rasa takut.

        🌅 7. Ingat: Aksi Kecil Sekarang Lebih Baik dari Rencana Sempurna Nanti
        Kamu gak perlu semangat besar untuk mulai.
        Kamu cuma perlu sedikit dorongan awal.

        Setelah kamu mulai, otak akan menyesuaikan.
        Momentum akan muncul dengan sendirinya.

        8️⃣ Penutup: Kamu Gak Gagal — Kamu Hanya Manusia
        Kalau kamu sering menunda, jangan langsung merasa kamu kurang disiplin.
        Kamu hanya manusia dengan otak yang dirancang untuk bertahan, bukan berprestasi.

        Tapi kabar baiknya: otak bisa dilatih.
        Setiap kali kamu memilih mulai meski malas, kamu sedang menulis ulang jalur kebiasaan di otakmu.

        Satu tindakan kecil hari ini bisa mengubah pola pikirmu untuk selamanya.

    Viewing 0 reply threads
    • You must be logged in to reply to this topic.

    Peringkat Top Contributor

    1. #1
      Albert Yosua
      Points: 77
    2. #2
      Amilia Desi Marthasari
      Points: 54
    3. #3
      ALIFIAN DARMAWAN
      Points: 32
    4. #4
      Debbie Christie Ginting / Finance Team Lead
      Points: 30
    5. #5
      Deni Dermawan
      Points: 30
    Image

    Bergabung & berbagi bersama kami

    Terhubung dan dapatkan berbagai insight dari pengusaha serta pekerja mandiri untuk perluas jaringan bisnis Anda!