Home / Topics / Human Resource / Loyalitas vs Kutu Loncat
- This topic has 7 replies, 5 voices, and was last updated 1 week, 5 days ago by
Albert Yosua.
Loyalitas vs Kutu Loncat
May 12, 2025 at 8:24 am-
-
7 replies
49 views
Up::0
Loyalitass vs Kutu Loncat: Dua Spesies Langka di Dunia Kerja ModernDulu kalau orang kerja di satu perusahaan lebih dari 10 tahun, itu kayak achievement unlocked dalam hidup.
Sekarang? Kalau bertahan lebih dari 1,5 tahun di satu tempat, langsung dicurigai:
“Kamu serius? Nggak ada tawaran lain gitu?”Ya, selamat datang di dunia kerja edisi fast-food career — serba cepat, serba instan, dan kalau bisa promo salary tiap checkout.
Fenomena ini memperkenalkan dua karakter utama:
Loyalitass dan Kutu Loncat.🧓 Loyalitass: Suka dianggap sang Penjaga Tradisi
Loyalitas ini tipe orang yang kalau kantor bikin reuni 25 tahun atau Gathering Perusahaan, dia yang datang bawa album foto zaman ISO masih misteri bahkan bawa aturan sejak perusahaan berdiri.Kalau loyalitas disuruh update CV?
Mereka jawab,
“CV saya? Ya udah itu aja, kerja di sini dari zaman Yahoo Massanger masih berjaya.”Superpower loyalitas:
* Menghafal SOP dari masa ke masa (termasuk SOP yang sudah dimuseumkan).
* Kenal semua orang… bahkan satpam yang sudah pensiun 10 tahun lalu.
* Jadi mesin waktu: bisa cerita perubahan kantor dari zaman meja kayu sampe coworking space industrial vibes.Weakness loyalis:
* Sering trauma kalau dengar kata “AI” atau “transformasi digital.”
* Menganggap “remote working” itu mitos seperti Bigfoot.🏃♂️ Kutu Loncat: Suka dianggap sang Petualang Abadi
Kutu loncat ini kayak karakter utama dalam serial Netflix — selalu ada plot twist baru tiap musim.Baru tiga bulan probation, udah update LinkedIn:
“Excited to start new opportunity elsewhere.”
Kalau ada award “Most Creative Resignation Letter,” kutu loncat pasti langganan juara.Superpower kutu loncat:
* Nggak butuh training lama — hari pertama udah tanya password WiFi, hari kedua ikut rapat manajemen.
* CV mereka lebih padat daripada novel Harry Potter.
* Networking? Jangan ditanya. Tiap event, kayak ketemu teman lama… dari 12 kantor berbeda.Weakness kutu loncat:
* Kadang lupa: kerja itu ada fase ‘ngulik’ sebelum ‘ngambek.’
* HRD jadi rajin ngecek background lebih ketat daripada seleksi K-pop trainee.⚖️ Mana yang Lebih Baik?
Keduanya keren — asal tahu kapan stay, kapan move.Loyalitas kuat di stabilitas dan ga diragukan kepatuhannya.
Kutu loncat jago adaptasi dan cari peluang.Tapi…
Kalau loyalitas stagnan: kerja jadi autopilot. Setiap hari kayak nonton episode ulang sinetron Indosiar.
Kalau kutu loncat sembarangan: karier kayak TikTok trend — viral sebentar, lalu lewat begitu saja🎯 Kunci Utama: Grow or Go
Mau bertahan atau loncat, ukurannya satu: Apakah kamu bertumbuh terus diperusahaan yang sekarang atau cuma Stagnan?Kalau:
Belajar skill baru,
Dapet tantangan seru,
Kontribusimu dihargai,
Stay.Kalau nggak?
Mungkin saatnya upgrade — bukan sekadar update story LinkedIn.🚀 Pesan Penutup
Loyalitass: tetap setia, tapi jangan buta tren baru teknologi baru dan informasi terkini lainnya.
Kutu loncat: loncatlah dengan etika, jangan kayak kutu beneran.Karena dalam dunia kerja:
Yang bertahan bukan cuma yang cepat, tapi yang cerdas membaca waktu.
Kadang stay. Kadang move. Kadang… cuti dulu sambil mikir. 😎Kalo kalian sendiri bagaimana Kamu termasuk yang Loyalitas Atau Kutu Loncat ?? 😊
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
7 replies
49 views
May 13, 2025 at 11:56 amSaya pribadi bukan 100% Loyalitass, juga bukan Kutu Loncat sejati.
Selama lebih dari 8 tahun bekerja di bidang akuntansi, finance, dan pajak, saya selalu memilih untuk stay ketika saya merasa bisa bertumbuh, berkontribusi nyata, dan belajar hal baru (termasuk menghadapi SP2DK & audit pajak sampai beres 😅).
Tapi saat ruang berkembang mulai terbatas dan kontribusi terasa mentok, saya juga siap untuk move — dengan etika dan evaluasi yang matang, bukan asal loncat.
CV saya bisa dilihat di sini sebagai bentuk refleksi perjalanan saya di dunia kerja:
🔗 linkedin.com/in/albert-yosuaApapun pilihannya — stay atau move — yang penting: bukan soal lama kerjanya, tapi seberapa besar dampaknya. 💡
Terima kasih untuk insight dan tulisannya, sangat relate dengan kondisi hari ini!
-
Lia
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
7 replies
49 views
May 14, 2025 at 2:56 pmSaya akui, saya lebih nyaman dengan stabilitas dan membangun ‘rumah’ di satu perusahaan. Mungkin saya memang ‘sang Penjaga Tradisi’. Tapi bukan berarti saya anti sama yang namanya inovasi. Hanya saja, saya percaya bahwa loyalitas dan pemahaman mendalam tentang perusahaan itu juga aset berharga. Asal perusahaan juga menghargai kontribusi jangka panjang kita, saya rasa itu win-win solution.
-
WIDDY FERDIANSYAH
ParticipantRockstar
4 Requirements
- Log in to website 25 times
- Reply to a topic 7 times
- Create a new topic 5 times
- Watch any video 2 times
7 replies
49 views
May 15, 2025 at 11:02 amWah Terima Mas Albert dan Mba Lia yang sudah berbagi informasi mengenai Loyalitas dan Kutu Loncat…
-
ERINA AIRIN
ParticipantPiooner
4 Requirements
- Log in to website 10 times
- Reply to a topic 3 times
- Create a new topic 1 time
- Watch any video 1 time (Optional)
7 replies
49 views
May 19, 2025 at 9:21 amWah menarik banget pembahasannya Pak Widdy, terima kasih. Saya masih baru memulai karir didunia kerja dan semoga bisa mendapat insight baru dr Pak Widdy.
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
7 replies
49 views
May 20, 2025 at 10:44 amTerima kasih kembali Pak Widdy! 🙏
Topik yang diangkat memang ngena banget buat realita dunia kerja sekarang. Di satu sisi, loyalitas itu seperti akar—menjaga kita tetap kokoh dan grounded. Tapi di sisi lain, mobility juga penting, supaya kita nggak ketinggalan zaman dan bisa terus berkembang.
Saya pribadi percaya: bukan soal berapa kali pindah kerja, tapi apa yang kita pelajari di setiap perjalanan itu.
Yang paling ideal memang kalau bisa jadi Loyalitas yang Agile—setia, tapi tetap adaptif. Stay kalau memang ada ruang tumbuh, move kalau sudah waktunya. Dan semua itu, tentu, dijalani dengan niat baik dan profesionalisme.
Sekali lagi, topik ini bukan cuma lucu dan relate, tapi juga bikin kita mikir ulang soal arah karier masing-masing. Salut, Pak Widdy! 💡🙌
-
ALINIAR NANDA STEFANI
ParticipantPiooner
4 Requirements
- Log in to website 10 times
- Reply to a topic 3 times
- Create a new topic 1 time
- Watch any video 1 time (Optional)
7 replies
49 views
May 20, 2025 at 5:09 pmSaya termasuk yang percaya pada keseimbangan: setia pada tempat yang memberi ruang tumbuh, tapi juga siap melompat ketika peluang baru membawa perkembangan lebih baik.😊🙌
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
7 replies
49 views
June 5, 2025 at 6:25 pmSaya jadi makin yakin bahwa nggak ada satu jalan karier yang benar untuk semua orang. Masing-masing dari kita punya nilai, konteks hidup, dan momentum yang berbeda.
Dan seperti yang disampaikan Pak Widdy di awal: kuncinya bukan cuma stay atau move, tapi “grow or go”.
Kalau boleh nambah sedikit refleksi pribadi:
Ada kalanya, kita memang harus berani stay dalam ketidaknyamanan yang membangun, bukan karena takut pindah tapi karena sadar bahwa proses itu mengasah mental, skill, dan karakter. Tapi ada juga momen di mana diam terlalu lama justru bikin kita lupa rasanya bertumbuh.Saya percaya karier itu bukan lomba cepat-cepatan pindah, tapi tentang membangun versi terbaik dari diri sendiri, satu langkah demi satu langkah — di manapun kita berada.
Semangat untuk semua yang sedang stay, move, atau bahkan cuti dulu buat mikir. 😄✊
Yang penting: tetap bertumbuh dan tetap waras.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 357
- #2 Albert YosuaPoints: 277
- #3 LiaPoints: 161
- #4 QubeelPoints: 134
- #5 Davin KhertadinataPoints: 132
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax