Home / Topics / Marketing & Sales / Mana sih yang benar, Branding atau Selling dulu?
- This topic has 3 replies, 3 voices, and was last updated 46 minutes ago by
Albert Yosua.
Mana sih yang benar, Branding atau Selling dulu?
May 30, 2025 at 10:17 am-
-
3 replies
17 views
Up::1Branding dan Selling adalah dua cabang Marketing yang selalu diperdebatkan untuk mana yang terlebih dahulu diprioritaskan. Kita tahu zaman social media sekarang ini banyak sekali cara untuk mengangkat orang menjadi influencer, yang ujung-ujungnya menawarkan Skin Care atau produk lainnya. Bener gak?
Dalam Marketing, kegiatan menjadi Influencer itu adalah Personal Branding, sedangkan menawarkan Skin Care atau produk lainnya itu adalah Selling. Jika disederhanakan para influencer ini mengawali dengan Branding dulu kemudian ketika sudah banyak yang trust, followernya ribuan atau jutaan, barulah mereka melakukan kegiatan Selling.
Apakah ini berarti Selling dulu baru Branding adalah salah? atau yang paling tepat adalah Branding dulu kemudian Selling seperti para Influencer? Ada kisah yang sangat terkenal dari Sahabat Nabi Muhammad s.a.w yang dikenal sebagai pebisnis ulung, Abdurrahman bin Auf, yang merupakan salah satu sahabat terkaya dari berdagang atau bisnis. Ketika disuruh untuk mulai dari 0 lagi tanpa modal karena ketika itu seluruh kekayaannya disita oleh kaum Quraisy dan diajak pindah ke Madinah oleh Nabi Muhammad s.a.w tanpa harta benda, Abdurrahman bin Auf memulai berbisnisnya dengan mencari pasar, mencari apa yang dibutuhkan oleh market saat itu, dan kemudian dia sediakan dan dijual dengan menetapkan untung yang sewajarnya. Yang kemudian seiring berjalannya waktu dia berhasil menjadi orang terkaya di Madinah. Kisah Abdurrahman bin Auf ini menggambarkan Aktifitas Marketing dari Selling dulu kemudian Branding.
Artinya tidak ada yang salah tentang Branding dulu atau Selling dulu, yang bisa kita tarik kesimpulan adalah alasan atau motivasi untuk mulai cari uangnya. Para influencer ini butuh waktu untuk mendapatkan closing pertamanya, karena mereka akan fokus pada pembentukan kolam konsumen dulu. Tapi, ketika isi kolam nya sudah banyak maka Tingkat Konversi Closingnya akan bertubi-tubi karena ada trust disitu. Apapun yang dijual akan dimakan sama followernya.
Sedangkan jika kita mulai dari Selling artinya kita butuh Cash Flow cepat, seperti misalnya dalam perusahaan startup yang modalnya minim, yang harus membiayai operasional setiap harinya, gambaran growth perusahaan untuk disajikan kepada para investor, yang intinya Cash is the King Sembari mengerjakan aktifitas Branding yang memang tidak terlalu massive. Ketika sudah Cash Flow aman, saatnya Branding digencarkan untuk mendapatkan closing bertubi-tubi.
Jadi mau Selling atau Branding dulu semuanya punya goals Cuan, gak ada yang salah dari kegiatan itu.
-
Lia
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
3 replies
17 views
May 30, 2025 at 3:54 pmTulisan ini menyajikan sudut pandang yang sangat relevan dan bijak dalam melihat dilema klasik antara Branding dan Selling. Keduanya bukanlah hal yang saling meniadakan, melainkan strategi yang bisa disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, dan tujuan bisnis saat itu. Kisah para influencer menggambarkan kekuatan Branding dalam membangun kepercayaan jangka panjang, sementara contoh Abdurrahman bin Auf menunjukkan efektivitas Selling dalam merespons kebutuhan pasar secara langsung. Intinya, baik Branding maupun Selling hanyalah alat—arah penggunaannya tergantung urgensi: apakah sedang membangun fondasi jangka panjang atau butuh arus kas cepat. Selama dilakukan dengan strategi yang tepat, tujuan akhirnya tetap sama: menciptakan nilai dan menghasilkan cuan.
-
Betul banget, ini prinsip yang selalu kami pegang. Selalu melihat apapun dari sudut pandang seluas-luasnya, tidak hanya cuman dari 1 POV doang. Karena pasti akan ada banyak jalan untuk setidaknya di coba ketika Marketing View nya tidak hanya satu arah saja.
Terima kasih Kak Lia sudah membaca tulisan saya.
-
Albert Yosua
ParticipantLegend
4 Requirements
- Log in to website 50 times
- Reply to a topic 50 times (Optional)
- Watch any video 10 times (Optional)
- Create a new topic 20 times
3 replies
17 views
June 2, 2025 at 8:44 amSaya pribadi setuju dengan pendekatan yang Mas Faisal sampaikan — bahwa tidak ada satu formula yang selalu benar untuk semua kondisi, karena kebutuhan bisnis itu dinamis. Kadang kita perlu membangun trust dulu (branding), kadang kita butuh cash flow dulu (selling). Dua-duanya valid, tergantung urgensinya.
Contoh dari para influencer dan kisah Abdurrahman bin Auf sangat tepat menggambarkan dua jalur yang berbeda tapi sama-sama berhasil. Yang penting, kita paham konteksnya:
• Kalau sedang bangun fondasi jangka panjang → Branding dulu
• Kalau sedang kejar revenue untuk bertahan atau berkembang → Selling duluYang menarik juga, saya lihat banyak brand sekarang menggabungkan keduanya secara paralel, misalnya pakai konten edukatif (branding) sambil selipin CTA ke produk (selling). Jadi bukan pilih salah satu, tapi bagaimana bisa sinkronisasi dua aktivitas ini secara strategis.
-
- You must be logged in to reply to this topic.
Login terlebih dahulu , untuk memberikan komentar.
Peringkat Top Contributor
- #1 WIDDY FERDIANSYAHPoints: 552
- #2 Albert YosuaPoints: 538
- #3 LiaPoints: 265
- #4 Linda ElianaPoints: 176
- #5 QubeelPoints: 134
Artikel dengan topic tag terkait:
Tag : All
- Kuis Spesial Menyambut Tahun Baru 2025!11 December 2024 | General
- Mekari Community Giveaway Tiket Mekari Conference 202423 July 2024 | General
- Valentine Edition: Ungkapkan Cintamu untuk Karier & Perusahaanmu6 February 2025 | General
- Mekari Community Recap 20239 January 2024 | Mekari Update
- Cerita Bagaimana Akhirnya Saya Memilih Jurnal.id31 July 2024 | Finance & Tax